AUTHOR POV
Pagi itu setelah selesai mandi dan berpakaian Flora di ajak Jake untuk makan pagi bersama di ruang makan keluarga Xander. Hanya berdua. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Anthony sejak kedatangan Jake dan Flora di rumah itu.
Jake memperhatikan Flora yang duduk di sebelah nya seperti tidak semangat untuk menyantap makanan di piringnya.
"Princess .. Kau kenapa ? "
Flora melihat ke arah Jake hanya sebentar sebelum tatapan nya kembali merunduk.
"Kau sakit ?"
Flora menggeleng.
"Apa makanan nya tidak enak ?" tanya Jake lagi.
Flora kembali menggeleng.
Jake menghela napas panjang.
"Kenapa sepagi ini kau justru membuat aku merasa khawatir princess .. "Lirih Jake dalam hati.
Sebenarnya dia tak suka dengan kediaman Flora terhadap nya. Jake di buat bingung dengan tingkah laku Flora yang cepat berubah dan itu sungguh mempengaruhi Jake.
"Kau marah pada ku ?"
"Tidak .." Jawab Flora singkat.
"Flo ingin bertanya tapi entah mengapa lidah ini seakan kelu jika harus menanyakan hal yang sangat sensitif pada mu Jake .." Sambung Flora dalam hati.
"Ya sudah . Cepat habiskan sarapan mu. Aku akan mengantar mu ke kampus"
Ya Flora di ijinkan Jake untuk melanjutkan pendidikan nya. Jake tidak pernah membatasi keinginan Flora selagi itu tak mengganggu waktu kebersamaan mereka.
************
Mobil hitam yang di kemudikan Jake berhenti pada gerbang Universitas tempat Flora melanjutkan pendidikannya.
Klik
Seperti biasa Jake akan membantu Flora melepaskan seatbelt nya.
"Apakah perlu aku menyuruh Mita mengikuti mu di dalam sana ?"
"Tidak usah. Aku bisa menjaga diri. Lagi pula tidak ada penjahat di sana " ucap Flora sambil menatap lurus ke depan.
"Mestinya begitu. Tidak boleh ada yang mengganggu istriku " ucap Jake menatap lembut ke arah Flora .
Cup
Satu kecupan hangat mendarat pada kening Flora.
"Belajar yang rajin princess. Aku akan menjemput mu nanti"
"Iya . Makasih" ucap Flora langsung membuka pintu mobil tanpa memandang ke arah Jake.
Flora melangkah pelan memasuki kawasan kampus yang mulai ramai. Semua masih terasa asing bagi Flora. Tapi entah mengapa hari ini perasaan Flora terasa tak nyaman.
"Hai Flo.." sapa seorang perempuan seumuran dengan nya.
Dia Sisilya Wijaya teman akrab Flora ketika masih sekolah SMA. Kebetulan mereka satu jurusan.
"Sisy.. " balas Flora pelan.
"Pengantin baru kok enggak semangat sih pagi-pagi gini"
"Apaan sih si.. "
"Itu terlihat dari wajah mu yang muram Flo.. Katakan padaku ada apa ?"
"Ya. Aku lagi enggak mood "
Sisilya mengerutkan kening. Dia tau jika Flora sedang menyembunyikan sesuatu.
"Ya sudah .. Temani aku sebentar ke kantin yaa" pinta Sisilya yang sudah menarik Flora agar mengikutinya.
Tanpa perlawanan Flora mengikuti Sisilya tapi ketika hampir sampai kantin mereka di hadang oleh segerombolan wanita dan lelaki.
"Maaf.. Tolong berikan kami jalan" ucap Sisilya kepada seorang wanita yang berdiri di barisan paling depan.
" Jika kau ingin lewat. Silakan ... Tapi teman wanita mu itu tidak boleh !!" ucap wanita itu yang di ketahui bernama Angel.
"Hey apa masalah mu .." Kata Sisilya kesal.
"Masalah nya ada pada dia" tunjuk Angel ke arah Flora yang terlihat bingung.
Seketika Flora telah di gerumbungi orang-orang yang menatap nya penuh kebencian.
Flora merasa risih di tatap seperti itu .
"Si.. Kita pergi saja dari sini " bisik Flora saat merasa suasana mulai terasa tak nyaman.
Dengan Cepat Sisilya meraih tangan Flora dan bersiap untuk pergi. Tapi belum sempat melangkah, gerombolan wanita itu segera menarik Flora dengan kasar dan membawa nya ke suatu tempat meninggalkan Sisilya yang kebingungan dan penuh kekhawatiran.
"Hey .. Kemana kalian membawa teman ku?" teriak Sisilya yang tak bisa memberi pertolongan pada Flora karena pergerakannya tengah di tahan oleh tiga orang wanita senior.
"Diam kau jika tidak mau bernasib sama seperti dia" ancam salah seorang wanita itu .
"Memang nya apa kesalahan Flo hingga kalian para senior berani melakukan hal itu hah ?" teriak Sisilya marah.
"Kesalahannya adalah merebut kekasih idola kami Devani Jackson. Kami melakukan ini sebagai bentuk simpati kepada Devani yang menderita "
"Kalian terlalu berlebihan. Lihat saja kalian semua akan menyesal .." gerutu Sisilya marah.
"Diam kau" bentak ketiga wanita itu.
************
Flora yang di bawa paksa oleh gerombolan para senior itu terus melakukan perlawanan meski percuma. Tenaga nya kalah kuat jika di banding mereka.
"Lepas kan aku.. " jerit Flora yang terus meronta agar di lepaskan tapi para senior yang terlanjur murka tak bergeming sedikit pun.
Mereka menuju ke bangunan tua di belakang gedung kampus. Flora di bawa ke dalam sana dan di ikat pada kursi kayu.
Seorang wanita mendekati Flora dan...
Plakkk
Sebuah tamparan keras terasa panas dan nyeri di pipi kanan Flora.
"Ini hanya permulaan bitch.. "
"Apa mau kalian ? Kenapa kalian melakukan ini pada ku ? " tanya Flora yang mencoba untuk tetap tenang.
"Kami mau kau menderita "
"Apa salah ku ?" tanya Flora heran.
"Kau telah merebut kekasih hati Devani Jackson idola kami. Dan kami para fans nya tidak akan tinggal diam. Kami ini para haters mu akan terus membully mu hingga kau melepaskan suami tampan mu itu"
"Kalian gila .. "
Ahahahahahhahahaha
Suara tawa menggema di bagunan tua itu.
"Ya. Kami memang gila. Dan terima lah hal gila lain nya.. "
Byurrrrr
Dua ember air dingin telah membasahi tubuh Flora. Tak cukup sampai di situ mereka juga melempari Flora dengan tepung dan telur busuk.
Flora menjerit,Meronta, berteriak minta tolong tapi percuma. Lokasi bangunan tua di belakang kampus ini tak memungkinkan ada yang mendengar dan menolong Flora.
"ahahaha... Kau sudah seperti ayam tepung yang siap di goreng. Kalau sudah begini siapa yang menyangka kau adalah istri dari pewaris Xander Group. Bahkan jika ada yang menemukan mu di sini mereka akan langsung lari karena kau sangat mengerikan sekarang"
Tak ada yang bisa di lakukan Flora selain menangis. Dalam hati dia memohon agar Tuhan mengirimkan pertolongan untuk Flora.
"Jake.. Help me .. Hiks .. Hiks .."
****************
Mobil Jake baru saja berhenti pada area parkir bawah tanah di kantor pusat Xander Group. Ketika akan membuka pintu mobil dari sudut matanya Jake melihat sesuatu di bangku di sebelah nya yang sempat di duduki Flora beberapa saat yang lalu.
Jake berdecak saat melihat smartphone milik istrinya itu tergeletak di sana. Segera di raihnya benda itu.
"Princess kenapa kau melupakan smartphone mu huh" gerutu Jake yang mendadak khawatir tidak bisa menghubungi Flora.
Jake segera menelpon Kondrad agar segera mengantarkan benda itu ke kampus Flora.
****************
Sementara itu Sisilya harus rela membolos dari mata kuliah nya karena harus menemukan Flora. Dia mengalami kesulitan untuk menyusuri setiap sudut kampus karena para senior yang merupakan haters Flora itu selalu menghalangi nya.
"Fiuhhhh... Kemana lagi aku harus mencari mu Flo .. " lirih Sisilya cemas dan menyesal.
Jika saja dia tidak mengajak Flora ke kantin mungkin kejadian tadi tidak akan terjadi.
"Ehemmm... "
Dehaman seorang lelaki di belakang nya mengejutkan Sisilya.
"Maaf nona. Apa kau melihat nyonya Flora ?" tanya lelaki berjas hitam itu khas agen rahasia di Film.
Sisilya memperhatikan sekitarnya sebelum menarik lelaki itu ke sudut koridor yang agak sepi dan menceritakan ulah para fans fanatik Devani yang membully Flora.
Kondrad segera mengerahkan anak buah nya untuk menyusuri setiap sudut kampus untuk mencari keberadaan Flora. Sebelum itu dia juga sudah minta ijin pada Rektor di kampus itu yang merupakan salah satu rekan Jake.
Hingga menjelang sore pencarian terhadap Flora belum membuah kan hasil padahal mereka telah mengintrogasi beberapa senior yang terlibat tapi mereka semua bungkam seolah tak takut dengan ancaman.
***********************
"Kenapa baru saja mengabari ku hah !! Bentak Jake kepada Kondrad dari sambungan telepon kantor.
Tanpa mendengarkan lagi perkataan Kondrad Jake langsung pergi meninggalkan kantor nya tanpa menghiraukan meeting penting bersama klien mengenai proyek jutaan dollar.
Jake tak perduli dengan kemungkinan batalnya kesepakatan atau kerugian yang akan di dapat. Bagi Jake Flora jauh lebih berharga dari semua itu.
Setelah beberapa saat mengendarai mobil seorang diri dengan kecepatan menggila, Jake sampai juga di kampus tersebut.
Jake mencoba untuk tenang meski kemarahan dan kekhawatiran telah hampir menguasainya.
Jake memerintahkan semua pengawalnya untuk kembali memeriksa seluruh penjuru kampus tanpa terkecuali. Dan hasilnya sama .
"Maaf kan kami Tuan. Masih belum ada tanda-tanda keberadaan nyonya di sini.."
Kata Kondrad sungguh membuat Jake kesal.
"Kau yakin tidak melewatkan satu tempat pun ?"
"Iya tuan. Kami sudah memeriksa seluruh tempat di kampus ini".
Jake menghela napas panjang mencoba tetap dalam mode sabar.
"Bagaimana dengan para saksi atau pelaku pembullyan itu ? "
"Mereka semua sepakat tutup mulut. Mereka memang fans fanatik Devani tuan"
"Sial.. !! " maki Jake bertambah kesal mendengar nama Devani di sebut.
"Lihat saja aku akan buat perhitungan terhadap mu jika terjadi sesuatu pada istri ku..!!!! "Tekad Jake Geram dia sudah mengepalkan kedua tangan nya.
"Lakukan apa saja pada mereka. Jika perlu siksa mereka hingga bicara " kata Jake berlalu dari hadapan Kondrad.
********************
JAKE POV
Dua tahun ini hidup ku terasa baik-baik saja setelah hilang nya Devani yang selalu mengganggu ku. Dia menghilang begitu saja saat hari pernikahan yang tak pernah ku inginkan. Hal itu amat sangat ku syukuri. Ironis memang tapi begitu lah Tuhan telah ikut campur menolong ku keluar dari masalah.
Aneh nya bukan hanya Devani yang menghilang tapi Philip juga. Mungkin ini rencana Philip yang tak rela jika aku akhirnya menikahi Devani. Aku sempat berpikir jika Philip membawa kabur Devani ke tempat yang sangat jauh hingga hidup ku bisa tenang tanpa gangguan wanita gila yang sangat terobsesi terhadap ku.
Namun beberapa hari lalu tepatnya saat resepsi pernikahan aku dan Flora , dia datang sambil menggandeng ayah ku dengan akrab seolah tak pernah terjadi sesuatu.
Wanita itu memang gila. Bayangkan saja dia berani masuk ke kamar pengantin kami dengan menggunakan lingerie yang pendek dan tipis itu. Aku sempat terkejut saat dia sudah duduk di sisi ranjang dan membelai wajah ku. Aku yang hampir tertidur sangat terkejut melihat dia ada di tempat yang sama dengan aku dan Flora. Sontak aku langsung bangun. Ku bungkam mulut nya dan ku seret paksa dia keluar dari kamar pengantin.
**********
Flashback on by Author
"Apa mau mu huh ? " kata Jake kesal sesaat setelah menyeret Devani menjauh dari pintu kamar.
Wanita itu tersenyum tipis dan semakin mendekatkan dirinya pada Jake.
"Aku hanya ingin bertemu kau.. Jake sayang " ucap Devani yang sudah mengalungkan kedua tangannya pada leher Jake.
Seperti biasa Devani selalu agresif di depan Jake.
"Bukan kah kau sudah melihat ku tadi siang. Kenapa kau malah nekad mau menemui ku tengah malam seperti ini. Dan gila nya lagi kau berani masuk kamar pengantin ku.."
"Salah sendiri kenapa tidak di kunci " kata Devani memotong ucapan Jake.
Jake mendengus kesal.
"Jalang ini berbahaya" Pikir Jake.
Seketika dia merasa perlu waspada kepada wanita berpakaian transparan di depannya ini. Jake khawatir jika Devani akan melakukan hal nekad plus gila lainnya dengan tujuan menggangu rumah tangga nya dengan Flora yang baru saja di mulai.
Devani menyipitkan matanya saat di lihat nya siluet tubuh mungil yang semakin mendekat ke arah balkon tempat nya dan Jake berdiri saat ini. Devani yakin jika itu Flora. Dia langsung memeluk erat Jake.
"Jake aku merindukan mu" kata Devani dengan suara yang di buat secentil mungkin.
Devani tau jika Flora telah berada di balik jendela kaca dekat pintu dan sedang menguping pembicaraan mereka .
"Aku ingin kau bertemu dengan anak kita" ucap Devani lagi sukses membuat Flora terkejut dan langsung meninggalkan tempat itu.
Dalam hati Devani bersorak senang saat rencana awal nya berhasil.
"Lepaskan aku.." kata Jake yang dari tadi berusaha melepaskan diri dari Devani.
Tapi Devani tak mau menyerah. Dia terus mendekatkan tubuhnya pada Jake hingga mentok pada tembok.
"Lepaskan aku jalang. Menjauh dari ku" bentak Jake mendorong kasar Devani hingga tubuh wanita itu terdorong hampir menyentuh pagar teralis balkon.
"Sekeras apapun usaha mu untuk menjauh dari ku maka akan semakin gigih aku mengejar mu Jake"
Jake yang muak dengan kelakuan Devani memalingkan wajah nya ke arah lain.
"Kau tak akan bisa jauh dari ku karena di antara kita telah terlahir seorang anak buah cinta kita Jake " ucapan Devani sontak membuat Jake marah.
"Kau bohong. Mungkin kau berhasil mengelabui ayahku. Tapi lihat nanti aku akan buktikan jika aku tak pernah punya anak dari wanita seperti mu"
Lelaki itu segera beranjak dari hadapan Devani.
Flashback by author off
***************
Rupanya ancaman Devani bukan bualan semata. Buktinya sekarang dia menggunakan fans nya untuk menyakiti Flora .
Lihat saja nanti aku akan buat perhitungan pada wanita jalang itu.
"Jake .. Sebelum nya aku minta maaf karena tidak sempat datang di acara pernikahan mu yang mendadak itu" kata Mark Rudolfo salah satu teman ku yang merupakan Rektor senior di kampus itu.
"Tak masalah.." ucap ku singkat.
"Aku sama sekali tak menyangka kau menikahi wanita yang masih sangat muda. Kau tau aku sangat terkejut saat tau jika istri mu itu baru saja menjadi korban bully para fans Devani dan..."
"Bisa kau jelaskan pada ku seluk beluk kampus ini " ucap ku memotong cepat ucapan Mark .
Aku tau dia pasti akan memperolok ku karena menikahi Flora yang usia jauh lebih muda dari ku.
"Hmm. Baiklah. ."
Mark pun menjelaskan tentang kampus itu panjang lebar hingga penjelasan nya kembali terpotong saat aku menyela perkataan nya.
"Gedung tua dan angker itu.. Yaa bangunan itu. Tunjukkan aku di mana letak nya" ucap ku langsung berdiri .
"Kenapa dengan tempat angker itu ? Aku tak yakin kau mau ke sana jika mendengar cerita seram yang membuat tempat itu di tutup dan akan segera di robohkan setelah sekian lama tak di pakai"
"Cepat tunjukkan aku tempat itu" Desak ku lagi.
Akhirnya Mark mau menunjukkan aku letak bangunan tua nan angker itu. Tempat nya masih di kawasan kampus tapi bangunan itu seolah terisolir.
Aku menyuruh Kondrad dan yang lainnya mencari setiap sudut bangunan tua itu.
Aku tak berdiam diri saja dan menunggu. Aku juga ikut mencari. Dan ketika ku rasa kami sudah ada di ujung bangunan itu aku melihat banyak jejak kaki di lantai yang berdebu. Aku mengikuti jejak kaki itu dan kini aku memasuki suatu ruangan yang pengap.
Bau busuk serta serbuk putih bertebaran di tempat itu. Di tengah ruangan itu ada yang terikat di kursi kayu. Seluruhnya tertutupi serbuk putih itu. Aku mendekatinya dan aku mengenalinya.
Sumpah demi apapun. Aku marah. Aku Sangat murka dengan pelaku pembullyan ini.
"Princess sayang.. Ini aku Jake.. " tanpa menghiraukan bau busuk dan serbuk putih yang membalutnya aku melepaskan tali yang membelitnya dan segera menggendongnya keluar dari tempat terkutuk itu .
Ku pastikan jika yang menyebabkan hal ini terjadi akan menyesal .
Aku geram. Aku murka dan ahhh rasanya ingin ku bunuh siapa saja yang menyiksa istriku seperti ini.
"Jake.. Flo takut hiks" dia sudah sesegukan dalam tangis nya.
"Sttt tenang lah.. Ada aku di sini. Semua akan baik-baik saja "
*****************
Aku membawa istriku kembali ke rumah. Aku langsung membawanya ke kamar mandi dan membantu nya membersihkan tubuhnya.
"Jake.. Flo bisa sendiri"
"Tidak.. Sedikit lagi selesai " ucap ku yang sudah berhasil membuat istri ku ini sudah Full naked.
Aku membawanya memasuki bathup yang sudah di isi air.
"Kau tidak perlu memandikan ku Jake.. Aku tau saat ini kau sedang banyak kerjaan"
"Semua itu bisa di pending. Tapi keamanan dari istri ku tidak boleh di tunda" ucap ku lagi.
"Aku sudah tidak apa-apa Jake"
Drttttt
Smartphone ku berdering .
Sial. Di saat seperti ini siapa yang lancang mengganggu ku.
"Jawab lah Jake. Aku bisa sendiri membersihkan diri ku " ucap nya menyakinkan ku.
Cup
Satu kecupan singkat ku daratkan pada bibir manisnya.
"Setelah ini istirahat lah. Aku akan usahakan pulang lebih cepat hari ini " ucap ku sebelum keluar dari kamar mandi ini.
******************
FLORA POV
Aku baru saja selesai membersihkan diriku. Sepertinya Kini aku sudah bersih dan wangi. Aku segera memasuki walk in closet dan memakai pakaian santai.
"Nyonya Flo .."
"Ahh Mita. Kau mengangetkan ku. Kenapa kau ada di kamar ku ? "
"Tuan Jake bilang saya harus menemani nyonya kemana pun selama dia sedang di luar"
Aku mengangguk mengerti.
Aku berjalan keluar kamar dan duduk di sofa. Mita mengikuti ku dari belakang dan duduk di sebelah ku.
"Nyonya kau baik-baik saja ? " tanya Mita terdengar khawatir.
"Ya. Aku lebih baikan sekarang"
"Maaf kan saya karena tidak menjaga anda" ucap Mita menyesal sambil menggenggam tangan ku.
"Kau tidak perlu minta maaf. Aku masih baik-baik saja" ucap ku lagi.
Yaa aku sudah baik-baik saja. Meski tadi rasanya aku benar-benar marah dan pasrah di perlakukan seperti itu oleh para senior itu yang seperti nya sangat membenci ku.
Mereka adalah fans dari Devani. Mereka juga menamakan diri sebagai haters bagi diriku. Terdengar sangat berlebihan jika fans fanatik seorang selebrity berani melakukan hal itu.
"Nyonya.." Mita menyentuh pundak ku seolah menyadarkan ku dari lamunan.
"Nyonya kenapa ?" tanya nya lagi.
"Aku ... Aku hanya sedikit pusing. Seperti nya aku lupa meminum obat ku "
Dari tadi memang sakit kepala ku kembali terasa.
"Saya akan ambilkan obat nyonya" ucap Mita yang langsung berdiri.
"Mita .. " panggil ku .
"Ya nyonya. Perlu sesuatu lagi ?"
"Tidak . Hanya saja.. bisa kau panggil aku nona saja seperti biasa". pinta ku yang masih merasa aneh jika di panggil nyonya.
"Maaf nyonya .. Tapi saya tidak berani. Nanti tuan marah"
"Ayo lah Mi.. Panggil aku nona saja jika tidak ada Jake. Kau tau aku masih terlalu muda untuk di panggil nyonya"
"Baiklah .. Nyonya.." ucap Mita sebelum berlalu di sertai kekehan khas nya.
Aku mendengus kesal sambil memijit kening ku.
Menyandang gelar Nyonya bagi ku terdengar aneh. Bagaimanapun aku masih terlalu muda untuk itu.
**********