FLORA POV
Entah sudah berapa lama aku tertidur dengan sangat nyenyak sambil berpelukan dengan lelaki yang kini ku cintai. Siapa lagi jika bukan Jake.
Ya aku yakin jika aku telah mencintainya. Dulu dan kini perasaan itu tetap sama. Bahkan saat aku sempat mengalami amnesia yang menyebabkan memori tentang Jake hilang, perasaan itu tetap lah ada. Tak pernah berubah.
Mungkin hanya ingatan ku tentang Jake saja hilang. Tapi perasaan itu akan selalu ada memenuhi relung hati ini meski saat itu ada Joy yang memiliki status sebagai kekasih ku. Entah mengapa kehadiran Joy tak pernah bisa menggeser posisi Jake yang seolah tak mau berbagi ruang di hatiku.
Aku merasakan jika tempat tidur di sebelah ku kosong. Dan benar saja Jake tidak ada. Kemana dia ?
Ku tengok jam dinding sudah menunjukkan hampir pagi. Aku mencoba bangkit dari tempat tidur. Rasanya aku tak pernah bangun sepagi ini. Aku tak habis pikir kenapa suami ku itu bangun pagi-pagi sekali sebelum aku terbangun.
Aku menggeser pintu kaca di kamar ini. Aku ingin ke tempat gym suami ku itu. Bukan aku ingin olahraga pagi, aku bukan lah wanita yang suka dengan kegiatan olah fisik tersebut. Aku hanya ingin melihat nya berkeringat sambil menggunakan alat-alat itu pasti dia akan terlihat .. Seksi..
Ahh kenapa aku malah membayangkan tubuh idealnya dalam keadaan shirtless.
Cukup Flo. Ini masih terlalu pagi untuk berpikiran mesum.
Entah mengapa semenjak aku merasakan sentuhan hangat dari Jake, aku mulai sering membayangkan suatu percintaan panas layak nya pria dan wanita di ranjang.
Apakah hal itu wajar ?
Apakah semua wanita yang baru menikah menginginkan nya ?
Hot sex ?
Entah lah.
Mata ku tertuju pada suatu pintu di sudut kamar ini. Dari kemarin aku ingin melihat nya tapi baru sekarang aku benar-benar melangkahkan kaki ku untuk melihat nya.
Pintu itu tidak tertutup sempurna. Dengan pelan ku coba mengintip ke dalam sana dan aku melihat Jake tengah melakukan beberapa gerakan yang membuat aku mengerutkan kening ku.
Seketika keheningan melanda. Aku terpaku melihat Jake melakukan gerakan Sholat .
Yaa Sholat. Salah satu kewajiban umat islam yang telah lama ku tinggalkan. Dan aku lupa kapan terakhir aku sholat. Bahkan aku tak ingat lagi bagaimana tata cara sholat dan bacaan nya.
Betapa memalukan nya diriku .
Semenjak kepergian Daddy dan Mommy selama nya dari dunia ini, aku sungguh marah kepada Tuhan yang seolah tak adil pada ku. Hingga aku tak lagi mengerjakan perintah-Nya. Padahal dulu semasa ada orang tua ku mereka selalu mengingatkan aku untuk jangan pernah meninggalkan sholat.
Tapi nyata nya kini aku telah terlalu lama meninggalkan kewajiban ku itu. Aku sudah jauh dari Tuhan. Dan aku sangat menyesali nya.
Tes
Tes
Airmata ini terus mengalir mengingat kesombongan ku yang seakan lupa pada nikmat Tuhan hingga aku dengan sengaja meninggalkan sholat.
"Princess sayang.. Kau sudah bangun " kata Jake yang kini berjalan ke arah ku dengan setelan baju koko, sarung dan peci.
Dia terlihat berbeda. Dia bercahaya bak malaikat dan dia suami ku.
"Kenapa kau menangis hmm ? "
Aku hanya mampu menggelang.
"sttttt... Sudah jangan nangis lagi" ucap nya mencoba menenangkan ku dalam dekapannya.
Aku sungguh malu Tuhan. Aku juga malu pada Jake. Aku sangat memalukan sekarang .
"Sayang katakan sesuatu.." ucap Jake lagi.
"Jake.. Ajari Flo cara sholat"
Jake terdiam sejenak sebelum kembali berkata.
"Kau yakin sayang ?"
Aku mengangguk tanda aku
bersunguh-sungguh.
"Maafkan aku sayang. Bukannya aku tidak mau mengajari mu. Tapi aku juga masih belajar"
Dia mengambil napas sebentar dan kembali melanjutkan kata-katanya.
"Begini saja. Nanti aku akan mengajak mu ke suatu tempat. Di sana kau bisa belajar banyak tata cara sholat dan bacaan nya"
Aku menggangguk penuh antusias.
"Ya. Flo mau.. Makasih Jake.. I love you"
Cup
Aku mencium pipi Jake cepat dan langsung menuju kamar mandi.
Deg
Dadaku kembali berdebar saking senangnya.
Aku segera melepas semua pakaian ku. Tapi ketika aku akan melepas dalaman ku aku mendapati pembalut yang sudah berdarah di segitiga pengaman ku.
Aku haid ? Ya tentu saja.
Tapi siapakah yang memakaikan ku pembalut ini ?
Apakah Jake?
Yang benar saja.
Ini memalukan saudara-saudara.
************
Selesai membersihkan diriku aku segera keluar dari kamar mandi dan menuju walk-in-closed.
Aku memakai celana jeans panjang dan juga kemeja lengan panjang yang begitu pas di tubuh ku. Entah mengapa aku ingin mengenakan nya hari ini. Padahal aku tidak kuliah hari ini. Entah mengapa aku ingin bolos saja. Ini sangat konyol seharus nya kemarin aku bolos saat kondisi mental ku masih merangkak .
Aku keluar dari walk-in-closed dengan hati berdebar saat ku temui suami ku itu keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan celana pendek saja.
Dia shirtless dan selalu seksi di mata ku. Dengan susah payah aku menelan saliva ku.
"Princess kau mengagumi ku lagi hm" ucap nya percaya diri sambil berjalan ke arah ku.
Sontak aku langsung menunduk malu.
"Kau terlihat mempesona saat blushing seperti ini istriku" bisik Jake di telinga ku.
Aku menahan pernapasan saat ku rasa deru napas beraroma mint itu seolah menggoda ku sepagi ini.
"Jika saja kau tidak haid. Pasti sudah langsung ku makan kau" ucapnya lagi terdengar sensual di telinga ku.
Ohhh aku menginginkan nya Tuhan.....
Tapi tidak sekarang. Aku sedang masa haid. Setau ku tidak boleh bercinta saat sedang datang bulan.
Tapi aku ingin.
Ahh sial. Entah mengapa saat pagi hari hasrat ku ingin di sentuh Jake begitu besar. Oke fix. Aku sudah sangat mesum sekarang .
Aku tak peduli lagi dengan perjanjian konyol di antara kami. Yang menyatakan no sex dalam pernikahan ini. Karena nyata nya aku lah yang sangat menginginkan nya. Jake benar, aku tak akan sanggup menolak sentuhan nya yang bagai candu bagi ku.
Setidaknya sampai masa haid ini selesai. Aku akan kembali mengajak Jake bicara. Aku tau dia sama frustasi nya dengan ku yang menginginkan sex dalam hubungan ini. Tentu saja kami sudah menikah. Aktifitas sex sudah di halalkan sekarang. Apalagi sekarang semua sudah terasa jelas bagi ku . Tak ada lagi alasan untuk menunda nya.
"Cepat sekali kau mandi " ucap ku mengalihkan pembicaraan.
Entah sejak kapan dia masuk ke dalam kamar mandi atau aku yang terlalu lama melamun di dalam walk-in-closed tadi.
"Seperti biasa nya sayang. Aku mau berpakaian dulu. Kau silakan berdandan. Jangan terlalu cantik. Aku tak mau ada lelaki lain di kampus mu yang mengagumi kecantikan istriku" ucap Jake terdengar posesif.
"Jake aku tidak kuliah hari ini . Boleh kan" ucap ku manja .
Dia mengerutkan keningnya menatap ku.
"kau libur ?"
"Tidak hanya saja Flo ingin ikut ke kantor Jake. Boleh ?" pinta ku sambil menampilkan puppy eyes andalan ku.
"Kau bolos hm ? "
Tak ku jawab . Aku hanya nyengir kuda dan segera ku lihat jemari Jake menarik hidung ku gemas.
"Kau membuat ku gemas princess. Kenapa tak kemarin saja kau bolos hm "
"Awww Jake sakit.. Lepass"
Dia melepaskam hidung ku saat sudah memerah.
Aku menggeram kesal.
Dia hanya tertawa melihat kegeraman ku sebelum masuk ke dalam walk-in-closed milik nya.
**********
Aku dan Jake bergandengan tangan menuju ke ruang makan. Di sana sudah ada Ayah Anthony sendirian.
"Hai son.. Kemarilah, ajak istri kecil mu mendekat agar kita semakin akrab" kata Ayah mertua yang seperti sudah bisa menerima ku sebagai menantu nya meski dengan sebutan 'istri kecil'.
Seolah aku ini anak kecil di antara mereka. Memang dari segi usia aku paling muda dengan tinggi tubuh ku hanya setinggi dada Jake saja. Yaa aku memang telihat seperti anak kecil.
Kali ini Jake mengajakku duduk di dekat ayah mertua di sisi sebelah kanannya. Masih banyak kursi kosong di sebelah ku juga di seberang sana.
Hening. Tidak ada percakapan sama sekali. Di antara kami bertiga juga tidak ada yang memulai aktivitas makan.
Why?
"Tunggu sebentar lagi. Devani sedang menyusui Queen di kamar nya " ucap Ayah mertua.
"Apa maksud ayah?" tanya Jake terdengar kesal.
"Ahh yaa aku lupa memberi tahu kan mu. Devani dan Queen akan tinggal bersama kita di sini"
Dapat ku lihat raut wajah Jake yang mengeras dengan rahang yang gemelutuk.
"Kenapa dia harus tinggal di sini ? Memang nya dia tidak punya rumah "
"Di sini rumah nya juga. Queen itu cucu kandung ku Jake. Anak mu " ucap Ayah Anthony santai.
"Dia bukan anak ku ayah. Berapa kali aku harus mengatakan itu !!"
"Dan berapa kali juga aku harus mengatakan keyakinan ku jika Queen memang cucuku. Darah daging mu son. Kau tidak bisa menepis nya"
Aku bingung mendengar perdebatan Jake dan ayah Anthony di meja makan ini.
Saat ini aku masih mencoba untuk positif thinking tentang Jake. Mengingat belum ku peroleh penjelasan darinya tentang kebenaran status Queen .
"Ahh mengenai kau Flora. Sebagai istri kecil nya Jake kau harus bisa menerima kenyataan jika Jake memiliki anak dari hubungan nya di masa lalu dengan Devani"
"Cukup ayah !!"
Jake langsung berdiri dari kursi nya dan menarik ku agar mengikutinya. Aku agak kesusahan menyeimbangi langkah nya yang lebar.
Hingga seorang wanita yang menjadi bahan perdebatan antara Jake dan ayah Anthony itu turun dari tangga.
"Pagii semua " sapa wanita itu .
Tanpa menghiraukan sapaan Devani Jake terus saja menarik ku agar mengikutinya.
***********
Jake mengajak ku ke suatu Caffe Shop yang ada di suatu Hotel tak jauh dari Mansion yang kami tempati.
Aku dan Jake makan pagi berdua dalam keheningan.
Seperti nya saat ini bukan lah saat yang tepat untuk bertanya pada Jake. Alhasil aku hanya diam.
Setelah selesai sarapan Jake menyuruh ku kembali masuk ke dalam mobil. Dia masih dalam mode silent nya . Tatapan nya lurus ke depan berfokus pada jalan.
Apakah dia akan mengajak ku ke kantornya ?
Tebakan ku meleset saat mobil yang kami tumpangi berhenti pada area parkir sebuah mesjid yang indah.
Seorang lelaki tua dengan berpakaian gamis abu-abu dan peci menghampiri kami. Jake segera mencium tangannya dan merangkul lelaki seumuran mertua ku itu.
Aku menatap mereka dengan kebingungan.
"Paman Selim perkenalkan ini Flora, istri saya "
"Flora ini paman Selim yang mengajari aku sholat dan membaca Qur'an. Dia juga yang membantu ku memperlajari islam secara mendalam hingga aku mantap memeluk agama islam"
Penjelasan Jake membuat kebingungan ku terjawab.
"Mari kita ke rumah saya saja" Ajak Paman Selim.
Rumah sederhana Paman Selim berada di belakang mesjid. Kini kami sudah duduk di ruang tamu rumahnya.
Paman Selim mengenalkan ku dengan istrinya yang bernama Aisha. Nah istrinya ini yang nantinya akan mengajarkan ku tata cara Sholat.
Kami sudah sepakat jika jadwal ku belajar akan di sesuaikan dengan kegiatan ku sehari-hari.
***********
Setelah makan siang bersama paman Selim dan bibi Aisha , kami pamit pergi.
"Jake kau tidak ke kantor ?" tanya ku saat kami sudah berada di dalam mobil.
"Ini mau on the way " ucap nya santai.
"Tapi ini sudah sangat terlambat Jake"
"Kau lupa aku boss nya .." ucap nya lagi .
Aku berdecak mendengar ucapan nya.
Ckckckck
" Kenapa princess ?"
"Tak apa " jawab ku singkat.
Aku menyandarkan kepala ku pada sandaran kepala di kursi mobil ini. Sekejap rasa kantuk ku datang. Aku memejamkan mata ku sejenak dan mimpi mulai membuai ku.
Entah berapa lama aku sempat terlelap. Ketika aku membuka mata ku pelan aku sudah berada pada suatu ruangan asing. Sontak aku langsung bangun dari tempat ku berbaring.
Ini kamar siapa ?
"Dimana ini ?"
Kreekkk pintu terbuka. Seorang wanita seumuran Mita masuk dan tersenyum pada ku.
"Nyonya sudah bangun ? Apa anda perlu sesuatu" tanya nya membuat aku semakin bingung.
"Ini dimana ? "
"Sekarang anda di kamar pribadi
Mr.Xander junior. Kamar ini terhubung langsung dengan kantor tuan" kata wanita bername tag Daisy itu menjelaskan.
Aku mengerti. Tadi aku ketiduran dimobil dan kini aku di sini .
Apakah Jake tadi menggendong aku sampai ke sini ?
Ya ampun Jake.. Kenapa kau tidak bangun kan saja aku .....
"Di mana Jake ? " tanya ku.
"Tuan sedang meeting dengan dewan komisaris dan pemilik saham. Tuan berpesan jika anda menunggu saja di sini"
"Baiklah " ucapku mematuhi pesan suami ku itu.
"Apa anda perlu sesuatu nyonya ?"
"Tidak ada"
"Ya sudah kalau begitu saja minta ijin kembali ke meja saya. Jika perlu sesuatu
Anda bisa memanggil saya" ucap Daisy sebelum menghilang di balik pintu.
Kini aku hanya sendirian di dalam kamar Jake yang sangat besar ini. Aku mulai melihat-lihat isi ruangan nya ini.
Setelah puas melihat-lihat aku membuka suatu pintu dan benar saja meja kerja Jake langsung menyambutku. Ditengah ruangan itu ada satu set sofa.
Aku tertarik pada meja kebesaran nya. Iseng aku mendekati kursi nya yang empuk itu. Pandangan ku tertuju pada beberapa bingkai Foto dimeja itu. Ada Foto Ayah Anthony ketika masih muda bersama seorang wanita yang cantik dan anggun. Mungkin ini Foto ibu Jake. Ku raih Foto itu dan ku perhatikan wajah wanita yang sudah melahirkan lelaki yang menikahi ku itu. Dia memiliki kulit yang bersih putih. Dia memiliki bola mata berwarna biru gelap seperti mata Jake. Rambut nya berwarna cokelat kemerahan seperti Jake. Sejenak aku jadi berpikir jika Jake hampir mewarisi semua dari ibunya.
Kemudian aku melihat satu foto lagi yang membuat aku tersenyum senang. Foto pernikahan kami.
Setelah puas melihat foto-foto yang terbingkai, aku mencoba memutar kursi ini ke arah belakang yang merupakan kaca besar dan menampilkan pemandangam Kota New York di sore hari. Beberapa gedung pencakar langit berdiri kokoh dan angkuh jika di lihat dari sini.
Krekkk
"Maaf anda tidak boleh masuk ke sini" ucap Daisy yang seperti sedang menghalau seseorang.
"Diam kau !! Aku akan buat kau di pecat jika berani menghalangi ku" ucap wanita itu terdengar marah.
"Sekarang pergi !!"
Brakkk
Pintu di tutup dengan keras dan langkah kaki terdengar mendekat ke arah ku.
"Jake sayang.. " suara itu seperti nya ku kenal.
"Sekretaris sialan mu itu sungguh membuat ku kesal "
Ahh wanita itu belum menyadari jika di balik kursi kebesaran Jake ini ada aku yang tengah duduk.
"Kau harus segera memecat nya " ucap wanita itu semakin mendekat.
Aku mencoba untuk tenang dan jangan sampai wanita itu mengintimidasi ku. Setelah mempersiapkan diri, ku putar kursi ini ke arah meja.
"Kau ?? "
Dia terlihat sangat terkejut sekarang.
"Apa yang kau lakukan di ruangan kekasih ku huh ? "
Berani nya dia menyebut suami ku dengan 'kekasih'
"Seperti yang kau lihat aku sedang duduk santai di kursi kebesaran 'suami ku' ...." ucap ku dengan menekankan kata 'suami' .
Dia terlihat geram dan menatap ku tajam.
"Suami kata mu ? Istri kecil seperti mu apa pantas menyebut 'kekasih ku' itu dengan sebutan suami ? "
Lagi dia menekankan kata 'kekasih ' pada Jake.
Ohh aku mulai tersulut emosi.
"Terserah apa kata mu. Berkaca saja pada kenyataan jika Jake telah menikahi ku secara resmi. Aku istri sah nya. Dan Jake adalah suami ku"
Aku tak boleh kalah argumen dengan wanita sialan ini.
"Itu hanya status. Nyata nya kau tidak benar-benar menjadikan dirimu pantas menjadi pendamping hidup Jake. Kau harus sadar diri. Kau masih terlalu kecil. Bahkan aku yakin kau dan Jake sama sekali tidak pernah berhubungan intim selayaknya suami-istri"
Ucapan pedas Devani sungguh menyudutkan ku. Benar jika aku dan Jake belum pernah melakukan keintiman yang lebih. Yaa ini karena kesepakatan konyol yang pernah ku buat dulu.
"Sudah ku duga" ucap Devani tersenyum sinis.
Rasanya ingin ku cakar mulut berbisanya itu.
"Tau apa kau tentang hubungan kami " ucap ku dengan mencoba tetap tenang.
"Tentu saja aku tau segalanya tentang Jake. Bahkan tentang hubungan kalian yang datar dan hambar. Beda sekali jika Jake bersama ku . Kau tau dia sangat hot di ranjang dan kami selalu merasa puas dengan sex panas kami"
Sumpah demi apapun aku sudah sangat marah sekarang .
"Cukup. Hentikan omong kosong itu..!!" ucap ku dengan mencoba setenang mungkin.
"Ini bukan omong kosong. Ini fakta yang harus kau ketahui. Jauh sebelum kau masuk di kehidupan Jake , kami adalah sepasang kekasih yang bahagia. Kami sering making love dan hal itu terus berlanjut hingga sekarang"
Bohong. Itu tidak mungkin.
Mata ku sudah memanas. Airmata ku hampir tumpah. Tapi sebisa mungkin aku menahan nya. Aku tidak boleh menangis. Aku tidak boleh terlihat lemah di hadapan wanita ini.
"Kau bohong !! " ucap ku serak dengan suara bergetar.
"Apa untung nya aku bohong istri kecil " ucap nya mengejek ku.
Sialan !!!
"Tidak kah kau menyadari nya dengan kehadiran Queen saat ini ? Yaa percintaan kami menghasilkan seorang anak yang cantik. Itu adalah salah satu bukti nyata"
Jujur aku akan sangat kecewa jika yang di katakan Devani benar.
"Aku tidak percaya " ucap ku lagi.
Dia mengeluarkam sesuatu dari dalam tas nya. Dia menyerahkan nya di hadapan ku.
"Bukalah. Dan kau akan percaya jika yang ku katakan adalah kebenaran"
Setelah mengatakan hal itu Dia beranjak pergi dari ruangan ini.
Huffffttthhh
Aku lega melihat nya sudah tidak ada di sini.
Aku mendelik ke arah map yang di tinggalkan Devani. Penasaran aku mulai meraihnya dan melihat isi nya.
Duarrrrrttttttrrrrr
Bagai di sambar petir di siang bolong , aku hampir tak percaya dengan semua
foto-foto ini.
Jake dan Devani tertidur sambil berpelukan dalam keadaan telanjang .
Tes
Tes
Aku tak lagi bisa membendung air mataku agar tidak tumpah. Pertahananku seketika luluh lantak.
Ini nyata. Seperti nya foto-foto ini asli. Dan suami ku memang memiliki hubungan dengan Devani. Bahkan hubungan mereka sudah sejauh ini. Sangat berbanding terbalik dengan aku dan Jake.
Tes
Tes
Semakin deras airmata ini mengalir. Sakit. Seakan ribuan jarum menusuk tepat ke ulu hati ku. Sangat sakit.
Ternyata aku bukan lah satu-satunya wanita yang ada di kehidupan Jake saat ini. Tapi ada Devani dan Queen . Mereka memiki anak. Sedang kan aku ??
Aku istrinya. Istri kecil lebih tepatnya. Dia menikahi ku tapi tidak pernah menyentuh ku lebih intens.
Apakah dia tak menginginkan ku ?
Atau kah hanya Devani saja yang di inginkan nya.
Seketika bayangan saat malam dimana ku lihat Jake dan Devani tengah berpelukan di balkon Mansion ku di jakarta kembali menyadarkan ku pada kenyataan pahit.
Aku dan Jake terikat dalam pernikahan konyol tanpa sex.
Jake dan Devani saling terikat dengan kehadiran Queen.
************
Entah sudah berapa lama aku menangis. Akhirnya aku mencoba untuk bangkit dari kursi ini dan menguatkan hati ku yang sudah tak berbentuk lagi.
Aku meraih tas ku dan segera keluar dari ruangan ini.
"Maaf nyonya.. Anda mau kemana ? "
Tak ku hiraukan perkataan Daisy. Aku terus berjalan hingga ku temukan lift.
"Nyonya.. Anda terlihat tidak baik" kata Daisy yang mengikuti ku dari belakang.
Ting
Pintu lift terbuka. Aku langsung masuk dan menekan tombol turun ke lantai paling bawah.
Sebelum nya aku tak pernah menginjakkan kaki ku di kantor perusahaan ini. Tapi biasanya di lantai dasar adalah lobby yang langsung terhubung dengan pintu keluar.
Dan benar saja. Begitu pintu lift terbuka dapat ku jumpai pintu keluar. Aku berlari cepat ke arah nya dan berjalan-jalan tanpa tujuan.
Hingga di pinggir jalan raya ku lihat taksi dan segera ku panggil untuk mengantar ku berjalan-jalan entah kemana.
************
Hingga pukul 10 malam taksi itu menemani ku berputar-putar di kota
New York.
Rasanya aku tak ingin bertemu Jake saat ini. Terlalu sakit jika ku lihat dirinya maka aku akan kembali teringat dengan
foto-foto bugil itu.
Akhirnya aku meminta supir taksi itu untuk berhenti di butik tante Rosita.
Ketika aku sampai di sana suasana sudah sepi dan seperti nya butik ini akan tutup.
Aku masuk ke dalam butik itu . Ku lihat tante Rosita tengah berbincang dengan pegawainya. Melihat kedatangan ku tante Rosita langsung menyambut ku.
"Flo sayang.. Ada apa kau kesini semalam ini ? Yaa ampun sayang kau terlihat kacau"
Aku tersenyum kecut ke arah tante Rosita . Ketika aku ingin berbicara entah mengapa lidah ku terasa kelu , tubuh ku melemah dan penglihatan ku menggelap.
"Flora sayang.. Kau kenapa?" itu lah perkataan Tante Rosita yang masih bisa ku dengar di sisa kesadaran ku.