Chereads / Jake and Flora Love Story / Chapter 38 - First Time

Chapter 38 - First Time

FLORA POV

Dengan perlahan ku buka mataku dan ku sadari jika kini aku sudah ada di dalam kamar yang sangat familiar. Kamar ku dan juga Jake.

Siapa yang membawa ku ke sini ?

Terakhir kali yang ku ingat aku telah berada di butik tante Rosita rencana malam itu aku ingin numpang menginap di salah satu kamar milik nya yang ada di lantai dua di mana lantai atas itu memang sudah di sulap selayak nya rumah yang nyaman untuk di tempati.

Bukan tanpa alasan aku kesana. Aku hanya tidak ingin pulang ke Mansion. Aku sedang tak ingin bertemu dengan Jake. Bagaimana pun perasaan ku sedang hancur saat itu.

Tapi kini aku malah sedang berbaring di ranjang ini dan dapat ku rasa jika ada seseorang yang tengah memeluk ku dengan erat.

Aku menoleh kan kepala ku dan ku dapati Jake sangat tampan pagi ini.

Dia selalu mempesona bagi ku. Sejenak rasa sesak di dadaku terasa hilang saat ku lihat ketenangan yang ada di wajah nya.

Sesuatu menggelitik perasaan ku.

Mungkin kah semua ini hanya rekayasa Devani untuk mengganggu hubungan ku dengan Jake ?

Entah lah.

Akhirnya Aku segera bangkit dengan pelan dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan ku yang terasa lengket karena aku belum mandi dari semalam.

Di bawah guyuran air shower ini aku kembali memikirkan semua nya. Yaa semua nya. Tentang pernikahan aku dan Jake yang baru saja di mulai. Tentang kenyataan yang menyakitkan jika aku hanya memiliki status sebagai sebagai istri kecil Jake.

Rasanya begitu sakit jika terbayang

foto-foto telanjang Jake dan Devani di satu ranjang. Bayang kan saja apa yang akan terjadi jika lelaki dan wanita yang sama-sama dewasa berada dalam satu ranjang dalam keadaan bugil. Mereka telah bercinta dengan panasnya.

Ahh pikiran buruk telah meracuni pikiran ku. Seketika kepercayaan ku pada Jake telah hilang entah kemana.

Airmata ini terus saja keluar tanpa henti terbawa bersama deraian air shower ini.

Jika kau memang masih berhungungan dengan Devani ..

kenapa kau menikahi ku Jake ?

Kenapa kau biarkan cinta itu tumbuh di hati ku ?

***************

Entah sudah berapa lama aku menangis di bawah guyuran air shower. Aku tau mataku sudah membengkak sekarang. Saat tubuh ku terasa menggigil aku meraih bathrope dan segera keluar dari kamar mandi.

Tak lagi ku lihat Jake di ranjang kami.

Ranjang kami ?

Mungkin kah hanya aku wanita yang pernah tidur bersama Jake di ranjang itu ?

Aku berusaha menepis pikiran-pikiran yang menyakitkan itu.

Aku berjalan ke walk-in-closed untuk berpakaian dengan cepat. Setelah itu aku menuju meja rias ku dan duduk di sana. Ku perhatikan pantulan diriku di cermin itu. Mata ku masih bengkak dan ini terlihat tak bagus.

"Good Morning princess.. " sapa lelaki yang ingin ku hindari saat ini.

Dari pantulan kaca ini ku lihat dia sedang berjalan ke arah ku.

"Aku akan menunggu mu berias. Setelah itu kita akan makan pagi berdua saja " ucap nya dengan enteng seolah tak terjadi apa-apa.

Tadi nya aku ingin sedikit berias untuk menyamarkan mata ku yang bengkak karena terus menangis, tapi entah mengapa aku jadi malas melakukan nya.

Aku mencoba menetralkan pernapasan ku. Aku segera bangkit dari duduk ku tanpa menghiraukan keberadaan Jake di samping ku. Aku berjalan cepat menuju pintu keluar.

"Princess tunggu.." sergah nya yang sudah menahan tangan ku hingga aku berhenti.

"Kau mau kemana ?"

Aku hanya diam. Rasanya sekarang aku tak mampu lagi berkata-kata.

"Aku tau kau belum makan dari tadi malam"

Dengan lembut dia membimbing ku berjalan ke arah sofa di depan home teather, di mana di atas meja itu sudah tersedia makanan lezat yang menggugah selera.

Wangi yang menguar dari masakan ini sungguh menarik bagiku yang memang lapar. Tapi aku sedang tak ingin makan bersama Jake. Aku masih marah dan kecewa.

"Aku tau kau sangat marah padaku . Kau boleh memaki ku dan memukul ku sesuka mu. Tapi sebelum itu kau harus memiliki energi yang cukup untuk meluapkan semua kemurkaan mu pada ku".

Dapat ku dengar helaan napas segar nya sebelum kembali melanjutkan

kata-katanya.

"Ayo duduk sayang dan makan lah "

Aku pun menurut tanpa perlawanan. Aku dan dia makan bersama dalam keheningan.

"Mulai sekarang kita akan makan di sini. Jadi kau tidak perlu capek-capek turun ke bawah untuk sekedar makan. Aku pikir sebaiknya seperti ini karena aku tak mau perkataan ayah atau wanita ular itu mengkontaminasi pikiran mu "

Begitulah yang Jake katakan saat kami selesai makan pagi.

Aku segera berdiri dan dia mengikuti ku dari belakang. Hingga aku sampai di tepi kolam renang lantai dasar yang langsung terhubung dengan taman bunga mawar yang bermekaran. Mereka sangat indah sekarang.

"Menurut cerita bibi Margaretha , taman bunga ini di tanam oleh ibuku. Lihat lah mereka sangat cantik seperti kau istri ku "

Aku sempat merona mendengar perkataannya yang terdengar... Manis. Tapi seketika aku ingat jika aku sedang dalam mode angry.

"Kenapa kau mengikuti ku ke sini ?"

Dia tersenyum ke arah ku. Sungguh dengan memandang senyum di wajahnya saja seperti bisa menghilangkan amarah ku.

"Aku hanya ingin memastikan jika tidak ada penggangu yang meracuni pikiran mu hingga kepercayaan mu pada ku goyah"

Begitu tenang dia mengatakan hal itu. Lantas kenapa aku harus emosional.

"Nyata nya aku terlajur kecewa dan ragu" ucap ku memandang ke arah lain.

Dia semakin mendekati ku. Kini kami berhadapan. Dia sedikit merundukkan tubuhnya agar tinggi kami sejajar. Kedua tangan nya kini berada di bahu ku.

Deg

Tiba-tiba aku merasa berdebar-debar lebih hebat dari biasanya.

"Princess.. Look at me " ucap nya .

Tapi aku tak bergeming. Aku tetap merunduk seolah takut padanya.

Dapat ku rasa jika jemari nya menyentuh dagu ku dan membuat aku tak punya pilihan lain selain menatap ke arah nya.

dari jarak sedekat ini.

"Dengar kan aku istriku. Aku tak pernah melakukan hal apapun yang menjurus pada pengkhianatan akan ketulusan ku pada mu. Baik itu dulu ataupun sekarang. Dan tak akan pernah"

Aku mencoba mencari-cari kebohongan dari mata sebiru laut itu. Tapi nihil. Jake berkata yang sesunggunya. Dia tidak sedang membohongi ku. Aku yakin itu. Aku bisa merasakan nya.

Tapi bagaimana dengan Foto-foto itu ?

"Aku tak pernah tau apa yang di katakan wanita itu pada mu hingga kau marah padaku. Dan mengenai Foto itu, memang terlihat seperti aku dan dia . Tapi kau harus percaya aku jika ini semua hanya rekayasa "

Jake berkata jujur. Aku tidak merasakan kebohongan saat ini.

" Secepatnya akan ku tunjukkan bukti nya agar kau percaya pada ku lagi "

Tes

Aku kembali menumpahkan airmata. Dengan cepat dia menyeka air yang membasahi pipiku dengan jemari nya yang terasa hangat.

"Aku mencintaimu . Jangan pernah ragukan itu"

Dia memeluk ku dengan erat. Reflek aku membalas pelukan nya seolah perkataannya sudah cukup untuk menyakinkan ku pada kesungguhannya.

Dia melepaskan dekapannya pada ku dengan tetap menciptakan jarak terdekat di antara aku dan dia.

"Princess.. Berjanji lah padaku jika kau tidak akan pernah meninggalkan ku apapun yang terjadi"

Ucapan nya bagai mantra bagi ku hingga aku mengangguk patuh.

"Good girl. Aku mencintai mu istriku selalu.."

Cup

Dia telah melumat bibir ku lembut penuh dengan perasaan.

Aku mencintaimu suamiku. Selalu.. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu dan akan selalu ada di sisi mu. Tapi jika kau ingin aku pergi, maka aku akan meninggalkan mu dan kenangan kita bersama kehancuran ..

Kami kembali berpelukan dengan erat tanpa mempedulikan keadaan sekitar yang mungkin saja saat itu ada orang yang melihat kami.

Pelukan ini selalu ku rindukan..

"Papa....."

Suara siapa itu ? Seperti suara anak kecil. Anak kecil ?

Aku merasa kehilangan saat Pelukan antara aku dan Jake terlepas. Ku lihat Devani tengah berdiri sekitar dua meter di dekat kami sambil menggendong Queen. Dia berjalan mendekat .

Apa lagi yang akan di lakukan wanita ini !!

"Haii... Kenapa kalian tidak bergabung makan pagi bersama aku dan juga ayah tadi ? .." ucap Devani yang sudah berdiri di dekat kami. Di belakang nya berdiri Nanny babysitter nya Queen.

Baik aku dan Jake tak ada yang menggubris perkataan nya.

Ku rasakan jika jemari Jake sudah meraih tangan ku dan bersiap mengajakku mengikutinya.

"Ayoo kita pergi" ucap Jake setengah berbisik di telinga ku.

"Tunggu.. Kau tidak bisa pergi sekarang honey. Kita harus bicara. Ini penting " sergah Devani saat melihat aku dan Jake akan berlalu dari nya.

"Aku tidak mau" jawab Jake tak peduli.

"Ya sudah pergi lah. Tapi jangan salahkan aku jika istri kecil mu ini nanti akan mendapat kiriman paket istimewa dari ku" kata-kata Devani terdengar mengancam.

Jake menggeram menahan kekesalannya.

"Flora .. Ijin kan aku berbicara sebentar dengan kekasihku... Kami ingin membahas tentang buah hati kami, Queen"

Sakit. Aku kembali merasakan perih di ulu hati ku mendengar perkataan Devani.

"Silakan.." ucap ku singkat dan melepaskan genggaman tangan Jake.

"Princess.." desis Jake yang memandang ku kecewa karena aku mengijinkan dia berbicara berdua dengan Devani.

"Aku mau ke kamar saja " ucap ku dan berjalan cepat mencari lift yang akan mengantarkan ku ke tempat peraduan kami.

Kami ? Apakah kata itu akan selamanya ku miliki.

Kami? Ya kami. Aku dan Jake.

Aku pernah berharap terlalu tinggi terhadap hubungan ku dengan Jake tapi aku telah kecewa karena harapan itu seakan susah untuk untuk ku raih.

Mungkin kah kami tetap bertahan ??

******************

Dua bulan kemudian

Jake berubah. Dia benar-benar aneh dan seolah menghindari ku. Entah apa yang terjadi. Aku tidak mengerti.

Semenjak Jake dan Devani ku biarkan berbicara berdua di taman belakang Mansion itu , Jake menjadi pendiam dan terkesan jaga jarak dari ku.

Dia tidak lagi mengantar atau pun menjemput ku kuliah. Tak ada lagi acara mandi bersama atau pun makan bersama. Dan tidak ada lagi kecupan hangat darinya. Semua nya terasa hambar.

Apa yang terjadi sebenarnya ?

Jake menghindari ku. Dia pergi kerja sebelum aku bangun tidur dan dia akan datang setelah aku tertidur. Itu ku ketahui dari bibi Margaretha.

"Tuan muda sedang mengurus proyek besar di kantor dan semua itu akan sangat menyita waktu . Anda tidak perlu khawatir " begitu lah kata-kata yang di ucapkan bibi Margaretha.

Mungkin itu benar . Suami ku memang sedang sibuk dan aku harus bisa mengerti keadaan nya .

Ku pikir tak ada salahnya jika aku

ber-positif thingking .

Selain itu bisa ku dapati setelan pakaian kerja nya yang selalu ada di keranjang baju kotor setiap hari. Berarti dia memang pulang tapi kenapa dia harus seperti ini ?

Apakah dia sedang banyak kerjaan hingga mengabaikan ku ?

Atau dia yang sudah lelah untuk mempertahankan ku ?

Suatu hari aku sangat ingin melihatnya aku berusaha untuk tidak tertidur namun tetap saja tubuh ku tak bisa di ajak kerja sama. Tapi aku bisa merasakan jika Jake selalu memeluk ku ketika kami telah terlelap dan ketika aku menyadari hal itu aku langsung saja membuka mata dan tak ku dapati Jake di sisi ku.

Apakah karena aku merindukan nya aku jadi berhalusinasi seperti itu ?

Ataukah memang Jake tak pernah pulang lagi ?

***********************

Sekarang pengawal yang mengawasi ku sudah di kurangi jumlahnya menjadi 5 orang lima saja itu sudah termasuk Mita. Harusnya aku merasa lebih nyaman dengan hal itu tapi entah mengapa bagi ku biasa saja.

Semua berjalan cukup lancar. Para senior yang pernah membully ku kini tak pernah lagi mengusik ketenangan ku ini berkat penjagaan ekstra dari para pengawal. Aku cukup terbantu karena nya.

Sepulang kuliah aku akan ke rumah paman Selim dan bibi Aisha untuk belajar sholat. Dan hal itu telah berjalan beberapa minggu ini.

Terlihat baik-baik saja di luar. Tapi sesungguhnya tidak ada yang tau jika aku sungguh kesepian dengan Jake yang menghindari ku.

Entah kesalahan apa yang ku perbuat . Aku tidak mendapat penjelasan apapun.

************************

Hari ini aku tidak ada mata kuliah. Aku free. Biasanya aku akan berdiam diri saja di dalam kamar dengan harapan jika Jake akan datang dan memeluk ku erat.

Tapi dia akan datang lewat tengah malam saat aku terlelap.

Ini sangat membosan kan.

Aku pun berjalan mondar- mondar di lantai tiga bangunan mansion ini. Hingga kaki-kaki ku melangkah memasuki ruang kerja Jake. Ini pertama kalinya aku berada di sini. Ada banyak buku tersusun rapi pada banyak rak yang tinggi menjulang. Di sini sudah seperti perpustakaan saja. Sayang aku sedang tidak berminat membaca buku-buku tebal itu .

Di sudut ruangan itu ada suatu pintu yang sepintas tak terlihat karena letak nya terlindungi rak-rak buku tebal. Penasaran, aku membuka knop pintu nya yang tak terkunci.

Gelap.

Aku sebenarnya takut gelap tapi aku mencoba meraba dinding dekat pintu dan menemukan saklar lampu. Aku langsung menekan nya dan ruangan itu menjadi terang.

Sejenak aku terpaku melihat isi dari ruangan ini.

Mengapa banyak sekali foto-foto ku ?

Dari mana Jake mendapat kan foto ku sebanyak itu dari aku kecil hingga sekarang ?

Apakah sudah sejak lama Jake mengikuti ku ?

Jake itu stalker abadi ku huh ?

Apakah dari dulu dia telah menyukai ku ?

Mungkin kah Jake seorang pedhofil ?

Entah lah.

Terlepas dari semua itu setidak nya sekarang perasaan ku jauh lebih baik mengingat perasaan Jake yang begitu besar padaku. Yaa aku yakin sekarang jika dia benar-benar tulus padaku.

Mungkin aku hanya perlu sedikit bersabar lagi untuk mengetahui penjelasan langsung dari Jake. Yaa aku akan menunggu.

*************

Setelah puas menjelajah ruangan itu, aku Akhirnya memutuskan untuk mencari Mita. Aku turun ke lantai dua bangunan Mansion ini dengan menggunakan tangga. Aku berjalan pelan sembari menyusuri lantai dua yang bergaya klasik ini.

Saat aku hampir sampai di depan pintu kamar Mita, ku lihat pintu kamar di seberang nya terbuka dan aku di buat terkejut karena nya.

Mita baru saja keluar dari kamar ayah Anthony dengan penampilan yang berantakan.

Apa yang sedang terjadi ?

"Ny..nyonya Flo ??? " Mita terlihat sangat terkejut melihat ku sudah ada di depan nya.

"Ya.. Ini aku. Kenapa ekspresi mu sangat berlebihan sih ? Dan kenapa kau berantakan sekali ? "

Ckckckckckc

Aku berdecak . Dan Mita semakin gugup. Aneh.

"Ap.apakah anda pe.perlu se.sesuatu ? Kenapa tidak me.menelpon saya ? "

Aku semakin menatap nya penuh selidik.

"Aku hanya ingin berjalan-jalan saja. Lagipula aku sedang bosan setengah mati karena tidak ada kegiatan hari ini "

Ku lihat di balik kerah seragam hitam nya ada tanda kemerahan seperti yang biasa Jake berikan pada ku. Kissmark.

"Mita apa yang kau lakukan di kamar ayah Anthony ?" pertanyaan ku sontak membuat Mita semakin gugup.

"Anu..ehh.. Tuan besar sedang sakit "

"Benar kah ? Aku ingin melihat nya " dengan cepat ku terobos pintu kamar yang tidak tertutup sempurna itu.

Ini pertama kalinya aku memasuki kamar ayah mertua ku itu.

Kamar nya rapih. Tentu saja. Banyak maid di sini yang bertugas menjaga kerapian dan kebersihannya.

Aku berjalan ke tempat peraduan ayah mertua ku. Dan aku di buat bertanya .Mengapa di sekitar ranjang nya berantakan ? Ada kemeja dan celana juga dalaman tergeletak di sana.

Aku semakin mengerutkan kening ku saat ku lihat tempat tidur itu sangat berantakan. Dan ayah mertua tengah duduk bersandar di kepala ranjang dengan bertelanjang dada. Dia mengenakan selimut yang menutupi tubuhnya sampai ke pinggang.

Aku mendelik ke arah Mita yang mengikuti ku dari belakang. Dia terlihat takut-takut.

Kenapa sih ?

Ku lihat ayah mertua nampak terkejut melihat keberadaan ku di dekat tempat tidur nya .

"Istri kecil anak ku ?" kata Ayah Anthony yang terlihat lelah dan berkeringat. Dia tidak terlihat sedang sakit.

"Iya ini Flo ayah . Flo dengar ayah sakit . Apakah itu benar ?"

Ayah Mertua ku itu saling pandang dengan Mita. Ohh itu membuat ku curiga.

" Hanya kurang enak badan saja"

" Benar kah ? " tanya ku lagi.

" Ya tentu saja "

" Apakah perlu Flo panggil dokter untuk memeriksa kondisi ayah ?"

"Tidak usah. Aku hanya perlu istirahat saja untuk memulihkan stamina ku "

" Ayah yakin ?"

"Ya aku hanya kelelahan saja" entah mengapa jawaban ayah Anthony membuat aku curiga.

" Ya sudah kalau begitu Flo keluar dulu "

Dan aku pun keluar dari kamar itu meninggalkan Mita yang masih diam di dalam sana bersama ayah Anthony.

Mungkin kah sebentar lagi bodyguard cantik ku itu akan berubah status menjadi ibu mertua ku ??

*************************

Aku kembali berjalan-jalan menuruni tangga yang akan mengantarku ke lantai dasar. Entah mengapa kaki-kaki ku melangkah ke arah kitchen. Ku lihat beberapa Maid sedang bekerja sambil di awasi bibi Margharetha.

"Nyonya .."

"Kalian sedang apa ? Boleh kah aku membantu ?" tawar ku.

" Tidak perlu nyonya. Tuan muda akan marah jika tau anda ikut melakukan pekerjaan ini " kata bibi Margaretha.

" Tidak apa bi. Flo sudah biasa membantu para Maid jika di rumah ku "

Ya aku bisa memasak dan mencuci piring. Aku tidak mau menjadi tuan putri yang malas dan manja meski ada banyak Maid di mansion ku.

"Tapi nyonya..

"Begini saja. Ajari aku membuat makanan kesukaan Jake. Aku hanya akan membuat itu saja. Boleh kan ? "

Entah mengapa aku ingin memasak untuk Jake dan mengantarkan makan siang itu ke kantor nya.

Jika dia menghindari ku maka aku tidak boleh diam saja. Aku lah yang harus semakin gesit mendekatinya.

Ahh Kenapa ide itu baru saja terpikir oleh ku.

***************

"Selamat siang nyonya Flo " sapa Daisy saat aku sudah berada di depan pintu ruangan Jake di perusahaan pusat Xander Group.

"Apa Jake ada di dalam ?"

"Iya tuan ada di dalam. Perlu kah saya memberitahu tuan tentang kedatangan anda ?" tawar Daisy selalu sopan.

"Tidak usah. Apa Jake sudah makan siang? " tanya ku.

"Seperti nya belum. Akhir-akhir ini tuan sering telat makan dan tingkah nya aneh" perkataan Daisy membuat aku kembali ingin bertanya-tanya banyak hal tentang Jake.

Ahh aku kepo banget yaa.

"Begitu yaa. Mmm aku mau masuk dulu yaa.... Oh iya , ini ku bawakan kau makan siang" Daisy tersenyum sumringah menerima bekal yang ku bawa.

"Ahh nyonya anda tidak perlu repot-repot"

"Tidak masalah "

"Makasih nyonya.."

Aku mengangguk dan membuka pelan handel pintu ruangan Jake dengan hati berdebar.

Setelah beberapa minggu tak melihat Jake rasanya sekarang aku ingin menghambur memeluk nya erat dan tak ku biarkan dia menghindariku lagi.

"Daisy kenapa kau... " ucapan Jake terpotong saat dia melihat ku sudah berdiri di depan meja kerja nya.

"Hai.." ucap ku agak canggung tak tau apa yang harus di katakan .

"Flora sedang apa kamu di sini ? " ucapnya yang langsung mengalihkan tatapan nya pada layar monitor di depannya.

Tak ada lagi kata 'sayang' or 'princess' or 'istriku' seperti dulu.

Apakah beberapa minggu ini sanggup mengubah perasaan nya padaku ?

Seketika aku merasa takut. Aku tak ingin dia pergi dari ku.

"Flo ke sini bawain Jake makan siang" ucap ku mencoba mencairkan suasana.

"Aku masih kenyang" ucap nya datar dengan masih berfokus pada layar di depannya.

" Ya sudah Flo akan tunggu sampai Jake lapar dan kita akan makan siang bersama"

"Tidak perlu. Kau makan saja sendiri . Aku sedang tidak napsu makan "

"Kau harus makan Jake . Flo enggak mau suami nya sakit " ucap ku sambil meletakkan rantang berisi makanan di meja dekat sofa.

Dia hanya diam. Dan itu membuat ku gemas. Aku berjalan mendekatinya dan memposisikan diriku di samping kursi kebesarannya.

Ku perhatikan dirinya yang mulai tak terawat. Rambutnya di biarkan gondrong dan jambang tipis mulai menghias wajahnya. Meski begitu Dia tetap tampan bagiku .

" Jake ayo kita makan " ucap ku manja sambil memegang tangannya yang memegang mouse.

" Aku sedang sibuk"

"Ayolah Jake.. Makan ya ya ya " ajak ku manja.

Tapi dia tak bergeming.

"Kau tau aku sudah capek-capek masak makanan kesukaan mu di bantu bibi Margaretha. Kau tidak tau saja bagaimana perjuangan ku menyelesaikan semua itu. Kau lihat jari ku sampai berdarah dan tangan kena cipratan minyak panas "

Itu kenyataan pemirsahh.. Memasak itu tidak lah mudah .

Sejenak dia terdiam dari aktifitasnya menatap layar monitor. Dia mendelik ke arah ku tepatnya ke jari telunjuk kiri yang terluka kena mata pisau. Dia juga melihat punggung tangan kanan ku yang kena cipratan minyak.

"Bukan kah ada banyak Maid di mansion itu. Kenapa kau harus memasak huh ? " ucap nya terlihat kesal dan sudah mulai menunjukkan ekspresinya.

Seperti nya usaha ku mulai berhasil .

Perlahan dia bangkit dari kursi kebesarannya dan membimbing ku duduk di sofa.

Dengan cepat aku menyajikan makanan untuk Jake yang sudah ku masak dengan susah payah.

Aku dan Jake makan dalam mode silent. Aku melihat nya terlihat menikmati masakan ku. Tapi aku sedikit kecewa karena dia tidak memberi komentar apapun mengenai makanannya.

Setelah selesai makan bersama rencananya aku mau mengajaknya bicara. Tapi dia sudah kembali berkutat dengan layar monitor dan mouse serta keyboard sialan itu.

"Aku akan menyuruh Sandy mengantar mu pulang " ucap nya tanpa memandang ke arah ku yang sedari tadi menunggu dia mengeluarkan suara nya.

"Tidak perlu. Aku bawa mobil sendiri " ucap ku santai.

" Apa ? Kau ... " aku melihat kegeraman Jake yang langsung berdiri dari meja kebesarannya dan berjalan ke arah ku.

Aku tau dia akan marah karena aku tidak dia ijinkan untuk membawa mobil seorang diri. Dia tidak tau saja jika selama dua minggu ini aku sudah berani bawa mobil sendiri ke kampus atau ke rumah paman Selim dan bibi Aisha. Terkadang aku mampir ke butik tante Rosita. Tentu saja aku tetap di ikuti oleh Mita dan 4 pengawal lain dari belakang.

"Kau tidak bisa berbuat sesuka hatimu selama aku lengah mengawasi mu "

Terlihat raut wajah khawatir di wajah nya.

" Memang nya kenapa ? Bukan kah kau sudah tak peduli lagi padaku hingga kau menghindari ku "

Dia mengusap wajah nya frustasi.

"Astaga princess bukan seperti itu. Kau tidak akan mengerti jika aku jelaskan sekarang"

Aku semakin gemas.

"Apa ? Hah ? Jelaskan padaku . Kau pikir aku akan tahan menerima perubahan sikap mu akhir-akhir ini huh.

Kau pikir aku ini apa ?

Kau berubah sejak kau bicara dengan Devani.

Sebenarnya ada apa ? "

Hening. Dia tak lagi bicara. Dia berjalan kembali menuju kursi kebesarannya dan memutarnya ke arah kaca besar yang menampilkan bangunan pencakar langit.

"Kau pikir dengan kediaman mu aku akan baik-baik saja huh !!"

Aku kesal melihat sikap nya sekarang .

Aku berjalan mendekati dia yang sudah duduk. Aku menatap nya tajam. Aku memposisikan diri ku di hadapannya . Ku dorong kursi itu hingga mentok ke meja kerja.

"Look at me " ucap ku sambil memegangi kursinya seolah menepis jarak antara kami.

Dia tak bergeming. Apakah aku tak menarik lagi hingga dia tak mau melihat aku ?

Entah dorongan dari mana , tanpa menghiraukan rasa malu aku berani duduk di pangkuannya dengan kedua tangan ku sudah bergelayut manja di leher kokoh nya.

"Princess apa...."

Langsung saja ku bungkam mulut nya itu dengan mulut ku. Ku lumat habis bibir atas dan bawah nya secara rakus seolah aku sangat mendambanya.

Ohh rasanya sudah lama sekali aku tak merasakan nya.

Dia masih diam saja mendapat serangan dari ku. Aku mulai geram. Ku gigit saja bibir bawahnya agak keras hingga aku akhirnya bisa mendapat akses langsung menjelajah ke dalam mulut nya, mencari-cari lidah nya yang hangat itu namun masih tak mendapat respon apapun dari Jake.

Kenapa dengan dia ??

Aku tak putus asa. Kembali ku cumbu dia di bagian rahang dan turun leher. Ku raba bagian dada bidang nya dapat ku rasa jika dia sama berdebarnya dengan ku.

Seketika bisa ku rasa ada sesuatu yang menonjol seperti berkedut-kedut terasa geli di rasakan bokong ku.

Junior nya sudah on huh.

Aku tersenyum saat ku tau bagian tubuhnya mulai bereaksi. Aku pun mulai

menggerak-gerakan bokongku menggoda benda keramat yang sudah tegang itu dengan tak menghentikan cumbuan ku pada bibir dan leher Jake.

" Cukup princess" dia menggeram.

" Selama beberapa minggu ini kau mengalami perubahan hebat huh. Aku akan menghukum mu " ucap nya langsung bangkit mengangkat tubuh ku dengan mudahnya.

"Akkkhhhh Jake .. Turun kan aku " pekik ku kaget karena gerakan tiba-tiba dari nya.

Dia menggendong ku ala karung beras dan akan memasuki suatu pintu yang ku tau itu adalah kamar pribadinya di ruang kerja ini .

Tok

Tok

"Permisi tu.tuan.."

Itu Daisy. Ku lihat di sudah berdiri di depan pintu masuk ruangan ini. Aku sangat malu sekarang .

"Nanti saja. Aku sedang ada urusan yang lebih penting " ucap Jake sebelum menghilang di balik pintu kamar.

Dengan satu kaki nya dia menendang pintu itu hingga tertutup sempurna.

Dia menurunkan ku ditengah ranjang king size ini. Dia melonggarkan dasinya dan segera menindih tubuhku .

"Dari mana kau belajar menggoda ku huh" ucap nya saat ku rasa beban berat tubuhnya seolah menghimpit tubuh mungil ini.

Aku tidak menjawab. Tapi aku malah membelai lembut wajah nya yang kini di hiasi jambang tipis berwarna kecoklatan. Kemudian jemari ku mengusap bibir merah keunguan milik Jake. Ohh aku merindukan french kiss dari Jake.

Ku kalungkan kedua tangan ku melingkari leher Jake. Kami saling bertatapan satu sama lain. Mata sebiru laut yang menyejukkan itu selalu ku damba untuk bisa ku lihat setiap hari.

"Jake.. Aku mencintai mu. Jangan pernah menghindari ku lagi.." ucap ku membuat nya tertegun.

Why ?

Apakah ada yang salah dengan pernyataan cinta ini ?

Aku merasa semakin gemas dengan kediaman nya. Akhirnya aku meraih bibir nya dan ku ciumi dengan rakus. Ohh aku tak tau apakah ini sudah benar . Yang jelas aku ingin dia membalas perlakuan ku pada nya.

Dia menggeram di sela cumbuan itu. Dapat ku rasa kini dia mulai membalas melumat bibirku dengan bersemangat. Yaa kami melakukan ciuman panas itu dengan sangat lama hingga kami hampir kehabisan napas.

Dia melepaskan diri ku sejenak untuk mengambil oksigen agar segera mengisi pasokan udara di paru-paru yang hampir menipis karena kami berciuman sangat intens dan lebih lama dari biasanya.

Dia memandang ku penuh minat. Aku bisa merasakan itu.

" Sebaiknya kau pulang princess" ucap nya sebelum memindahkan tubuhnya dari atas ku. Dia berguling dan berbaring di sisi ku.

Kini posisi kami saling berhadapan.

" Pulang lah. Tunggu aku di kamar"ucap nya sambil menyibak helaian rambut yang menutupi wajah ku.

Aku menggeleng. Dan dia mengerutkan kening.

"Flo enggak mau pulang. Flo enggak mau nunggu Jake datang lewat tengah malam hingga ketiduran. Pasti Jake akan pergi lagi sebelum Flo bangun . Flo enggak suka itu ?" ucap ku sambil mengerucutkan bibir ku kesal.

Dia terkekeh sambil tersenyum .

"Maaf kan aku. Nanti aku akan jelaskan semuanya. Ku harap kau bersabar dan tak salah paham dengan keadaan ini "

"Jelaskan sekarang Jake. Flo enggak mau menunggu lagi" rengek ku padanya.

Dia hanya tersenyum lagi.

"Nanti saja .."

"Flo mau sekarang " ucap ku lagi.

Jake nampak berpikir sebelum kembali berkata-kata.

"Begini saja. katakan apa yang kau ingin kan Princess .. Tapi mengenai penjelesan tentang beberapa minggu terakhir , ku pastikan secepatnya kau akan mendapat jawaban yang memuaskan. Tapi tidak bisa sekarang. Okay ?? " ucap nya mengalihkan perhatian ku.

Aku tau jika Jake sudah berkata tentang sesuatu sangat lah sulit untuk membujuknya.

Hingga akhirnya aku yang memulai ..

Aku langsung bangkit dari posisi ku yang berbaring miring berhadapan dengan Jake. Dia ikut bangkit. Aku memandangi nya ragu.

"Flo ingin .. " aku menggantung perkataan ku .

Apakah harus aku yang memulai nya ?

"Ya katakan lah. Aku akan memenuhinya."

Mendengar ucapan nya bagai mantra bagiku yang tanpa malu lagi memandang nya penuh hasrat. Dia terlihat terkejut saat aku kembali duduk di pangkuannya. Aku dan dia kini berhadapan.

Aku menarik napas ku dalam sebelum menghembuskan nya pelan. Dengan menepis segala rasa gengsi dan memutuskan urat malu di diriku . Akhirnya aku sendiri yang akan meminta pembatalan perjanjian konyol

pra-nikah kami.

"Fuck me " ucap ku sambil menahan diriku yang bergejolak.

Aku melihat keterkejutan di wajah Jake. Kemudian dapat ku liat smrik evil nya.

"Jangan bercanda princess "

" Flo serius Jake.. Flo ingin menjadi istri mu yang sesungguh nya . Dimana Flo memiliki peran dalam hidup mu bukan hanya status sebagai istri kecil " ucap ku lirih.

"Tapi.. Bagaimana dengan kesepakatan pra-nikah kita ?"

"Lupakan saja semua perjanjian konyol itu jika hanya akan menyiksa lebih lama" ucap ku yang tanpa canggung lagi langsung melumat bibir merah keunguan milik suami ku itu

Hanya sebentar.

"Kau sungguh mengingin kan nya ? " tanya nya lagi .

Ohh ayolah Jake..

Kenapa dia menanyakan lagi. Tidak cukup kah dengan aku menjadi se-agresif ini ?

"Apakah aku terlihat sedang bercanda !! " ucap ku kesal.

"Aku hanya tak ingin jika di saat aku tak lagi bisa mengontrol diriku sendiri kau justru berubah pikiran"

Kini kami telah saling berpandangan dengan jarak yang sangat dekat.

"Tidak akan pernah.. Percaya Flo. Bukan kah Jake juga menginginkan nya

Kenapa sekarang malah membuat ku kesal sih "

Ku lihat dia tersenyum miring.

"Kau yakin mau bercinta di sini ? "

Aku mengangguk mengiyakan.

"Apakah percintaan pertama kita harus di lakukan di sini ? " tanya nya lagi membuat aku semakin gemas .

"Ya sekarang " ucap ku mulai geram.

Aku mulai mencumbu bibirnya dengan kedua tangan ku mengalungi lehernya. Kemudian dia mulai memberi balasan dengan menyambut perlakuan ku.

French kiss kali ini tersa berbeda. Terasa lebih panas dan menuntut.

Kami saling melepaskan cumbuan masing-masing saat terasa pasokan oksigen di paru-paru mulai menipis.

"Padahal aku sudah merencanakan percintaan pertama kita saat honeymoon nanti. Aku sudah mempersiapkan suatu tempat yang romantis dan indah untuk itu"

Aku tertegun mendengar perkataan Jake.

Honeymoon ?

Yaa semua pasangan yang sudah menikah pasti menginginkan nya. Begitupun dengan ku. Tapi aku dan Jake belum merasakan indah nya bulan madu.

"Benar kah ? Kapan ? " ucap ku antusias .

" Yang pasti tidak sekarang princess. Perlu beberapa waktu lagi untuk honeymoon "

Ucap nya seolah tidak pasti.

Seketika aku jadi kecewa.

"Jika kau menginginkan percintaan pertama kita saat honeymoon, tidak masalah bagi ku. Kita bisa menunda yang sekarang " ucap nya lagi seolah bisa menahan gejolak nya.

Jujur aku kecewa.

Aku merasa begitu gemas dengan ketenangan luar biasa yang di miliki Jake hingga bisa mengontrol hasratnya. Bahkan di saat aku yang meminta nya. Aku jadi heran terbuat dari apa sih suami ku ini ?

Ku dorong tubuh nya hingga dia berbaring dan aku duduki bagian perutnya.

"Wow.. Apakah kau ingin sekarang princess ? Woman one top huh !! "

Aku langsung memerah karena gurauan nya.

Ku longgarkan dasi yang membelit leher nya dan ku lepaskan begitu saja ke lantai. Tangan ku mulai bergerak melepas beberapa kancing kemejanya.

Sial dia memakai kaos tipis hingga aku tak bisa langsung melihat dada bidangnya yang selalu berdebar seolah memanggil ku.

"Aku tak habis pikir. Apa yang terjadi pada istriku hingga bisa se-agresif ini ? " katanya kembali membuat ku nyengir.

Sebenarnya aku sudah membaca

buku-buku tentang sex dan juga menonton blue flim. Hanya sebagai referensi saja. Perlu di garis bawahi yaa. Aku hanya mengambil sedikit informasi saja agar aku tidak canggung lagi jika suatu saat aku dan Jake bercinta.

Dan ternyata cukup manjur juga. Bagaimana pun kami sudah menikah. Aku dan Jake harus saling memiliki dan aku akan buktikan pada Devani jika istri kecil ini juga bisa bercinta dengan sangat hot.

"Apa Jake tidak suka jika Flo seperti ini ?" goda ku lagi sambil memegangi bukti kejantanannya yang sudah menegang di balik kain itu.

Jake menggeram. Dan aku tertawa geli melihatnya. Iseng. Ku remas saja benda keramat nya itu.

Sontak Jake langsung bangkit dan memegangi tubuhku. Dia langsung menyerang ku dengan cumbuan mautnya.

Kami saling mencecap rasa satu sama lain hingga decapan-decapan manja menciptakan melody tersendiri.