Chereads / Jake and Flora Love Story / Chapter 31 - Wedding Day

Chapter 31 - Wedding Day

AUTHOR POV

setelah mendapatkan orgasme pertama nya Flora merasa sangat mengantuk dia pun akhirnya tak lagi bisa menahan matanya untuk tetap terjaga.

"Sayang..  " bisik Jake pada Flora. 

Tapi wanita di bawah nya itu telah tertidur. Dan Jake tak tega membangunkannya meskipun dia

benar-benar tersiksa sekarang.

Dia  bangkit dari tubuh Flora dengan menggeram. Bagaimana tidak dia lelaki normal yang telah lama menanti saat-saat  seperti ini tapi ketika sedikit lagi dia akan memasuki liang kenikmatan itu, wanita nya malah tertidur. 

Orgasme  pertama yang baru di alami Flora memang sangat dashyat epeknya.

Kini Jake beringsut ke jok belakang mobil untuk mengambil coat panjangnya dan memakaikan nya pada tubuh istrinya itu dengan masih menahan hasratnya yang telah di ubun-ubun. 

"Shitt...." Maki Jake saat dia tak lagi bisa menahan diri.

Dia segera memakai mantel panjang nya dan keluar dari mobil.  Dia berjalan ke arah air laut yang tenang.  Lelaki itu memperhatikan sekitar nya.

Sepi. 

Dan Jake berharap tidak ada satu orang pun melihat  nya.  Dia segera menuju ke air laut membiarkan mantelnya basah hingga air laut menenggelamkan lututnya. Jake berjongkok hingga kini permukaan air laut menyentuh wajah tampannya. Dengan di temani cahaya bulan yang meredup Jake  pun berusaha untuk mencapai kepuasannya sendiri. 

Hal pertama bagi Jake yang terpaksa harus masturbasi di dalam air laut.  Sungguh mengesalkan. Dia melepas semua cairan masa depan itu menyatu dengan air laut.

Ohhh damn !!

"Lain kali aku akan menyemburkan semua benih ku di dalam rahim mu istriku.  Lihat saja nanti" ucap Jake yang melemah sesaat sesudah mendapat pelepasannya. 

Beberapa saat setelah itu Jake bangkit dan segera menuju mobil.  Di lihatnya sang istri yang masih tertidur dengan tenang nya. 

"Tidur lah yang nyenyak sayang.. " bisik Jake.

*****************

Flora terbangun dari tidur nya saat suasana sudah hampir terang.  Dia tak langsung bangun dia masih teringat dengan suatu hal yang beberapa jam lalu benar-benar dashyat. Hal pertama yang dia ketahui jika orgasme itu sangat lah..  Nikmat. 

Pantas saja banyak orang akan melakukan apa saja asal bisa merasakan surga dunia itu.

Flora menoleh ke arah samping dan melihat jika lelaki tampan yang telah menikahinya itu masih tertidur dengan sangat tenang.

Flora bangkit dan melihat jika matahari mulai terbit dari ujung laut.  Flora ingin sekali membangunkan Jake agar bisa menikmati sunrise itu bersama.  Berjemur sebentar untuk menghangatkan diri pasti sangat... so sweet.

Tapi akhirnya Flora keluar dari mobil sendiri, dia tak tega membangunkan Jake. 

Flora membentangkan tangan nya menghirup dalam-dalam oksigen yang masih segar di sekitar nya.

"Kenapa tak membangunkan ku hmm" Ucap Jake yang sudah merengkuh tubuh mungil Flora dan mendekap nya dari belakang. 

"Maaf.  Flo hanya tidak ingin mengganggu tidur mu yang sangat nyenyak"

"Bukan kah kita sudah sepakat untuk melihat matahari terbit bersama.. "

Cup

Kecupan hangat mampir di wajah tirus Flora Membuat pipinya memerah.

Setelah beberapa saat menunggu mentari pagi semakin menampakkan diri dan menghangat kan suasana pesisir pantai. 

Deru ombak yang bersahutan mengantarkan para nelayan menepi ke daratan.

"Ayoo kita Pulang.  Lihatlah sudah mulai ramai disini" ucap Jake menyadarkan Flora jika orang-orang sudah berlalu lalang di sekitar mereka memberikan tatapan menilai. 

"Anak muda jaman sekarang bermesraan tidak tau tempat cihhh" sindir seseorang yang bergosip sambil lalu. 

Merasa suasana sudah tak nyaman,  Jake dan Flora akhirnya meninggalkan area pantai. 

****************

Jake menjalankan mobilnya hingga memasuki sebuah parkiran di suatu hotel yang juga berdekatan dengan pantai. 

"Kenapa kita ke sini?  Harus nya kita pulang Jake" oceh Flora yang tak mendapat respon dari Jake. 

Lelaki itu membuka pintu mobil dan menjejakkan kakinya pada aspal.  Dia mengitari mobil itu dan membukakan pintu untuk Flora. 

"Jake kau yakin kita akan masuk ke dalam sana?  Sepagi ini? 

Dengan penampilan seperti ini?  "

Yang benar saja penampilan mereka sangat berantakan.  Jake hanya mengenakan mantel panjang nya tanpa  celana panjang.  Dia hanya memakai celana boxer yang tertutupi mantel panjang itu.  Penampilannya terlihat lucu dengan hanya menggunakan sandal rumah milik Flora dengan kepala kelinci. 

Hal yang hampir sama juga terlihat pada Flora yang hanya menggunakan coat panjang milik Jake tanpa dalaman. Dia juga memakai sandal kelinci seperti Jake.  Rambut nya sudah acak-acakan belum sempat di rapikan. 

"Ayo masuk " ujar Jake langsung menarik Flora mengikutinya. 

Kini mereka telah memasuki Lobby hotel yang mewah itu. 

"Good Morning " sapa receptionist lelaki yang sudah menyambut kedatangan Jake dan Flora.

"Can I help you Mister.. " ucap lelaki itu.

"Can I get room single bed with a sea view" ucap Jake dengan berbahasa inggris. 

"I'am sorry Mister.  I can't help you because all the rooms are full" ucap receptionist lelaki itu menjelaskan.

"I can't believe it. You are lying" kata Jake yang sudah memandang lelaki di depannya dengan tatapan penuh intimidasi. 

"I'am sorry..  " ucap lelaki itu gugup. 

"I know. The hotel is have 125 rooms and now is not the weekend must be the empty. "

Ucap Jake sungguh membuat petugas lelaki di Front office itu bingung karena Jake bersikeras.

"Don't worry . I will pay the fine if  charged early check-in "

Ucapan Jake sontak mengejutkan lelaki itu. Perkataan Jake seperti orang yang sudah mengetahui seluk beluk perhotelan. Lelaki itu memperhatikan  penampilan Jake dan Flora yang berantakan .

"Jika di lihat dari penampilan sih meragukan banget. Paling cuma bule terlantar" pikir petugas lelaki itu meremehkan Jake. 

"Give me presidential suite "

ucap Jake tanpa menghiraukan petugas lelaki yang terkejut karena kamar yang di sebutkan Jake itu adalah kamar paling mahal di hotel tersebut dan hanya orang berkantong tebal yang mau check in di kamar itu.  Terkadang kamar itu juga di peruntukkan bagi owner di hotel tersebut. 

"Why you looking at me like that? 

Do you know who am I ? "

ucap Jake dengan nada meninggi. 

Receptionist lelaki itu nampak gugup mendapati tatapan penuh kesal Jake. 

Tiba-tiba seorang  lelaki berbadan gempal mendekat. Wajah nya langsung menegang melihat pemandangan di sekitar lobby yang masih sepi terpaksa ricuh karena debat antar Jake dan juga petugas Front Office yang baru magang itu.

"Tuan Xander..  Maaf kan kelancangan anak buah saya "

ucap sesal General Manager di hotel itu. 

Receptionist lelaki itu terkejut melihat GM nya berbicara dengan bule itu hanya dengan bahasa Indonesia.

"Ternyata dia bisa bahasa Indonesia. Aihhh capek-capek mutar otak pake bahasa inggris ehh ternyata "..

Rutuk petugas lelaki itu pada dirinya sendiri. 

"Heyy. . Kau .. ayo minta maaf kepada Tuan Xander" perintah sang GM. 

Petugas lelaki itu masih terpaku tidak merespon. 

" Apa yang kau lakukan..  Cepat minta maaf jika tidak mau kehilangan pekerjaan mu"  Ancam si GM sambil berbisik pelan. 

"Dia itu adalah pewaris Xander Group.  Salah satu owner dari Hotel ini. Saham nya cukup besar di sini. Jadi jaga sikap mu dan berikan saja apa yang dia inginkan... "

"Maafkan saya Tuan Xander.. " ucap petugas FO itu. 

Jake tak menghiraukan hal itu.  Dia terus berjalan ke arah lift mengikuti GM hotel itu yang mengantar kan nya pada sebuah kamar dengan fasilitas terbaik. 

"Maafkan anak buah saya tadi tuan.  Dia baru dua bulan kerja di sini.  Masih magang"

"Aku tau.." ucap Jake singkat. 

"Kami memang tidak menerima

early check-in Tuan.  Karena kami menerima check-in di atas jam 12 siang.   Tapi jika terpaksa harus menerima early check-in biasanya akan kena biaya tambahan lagi. Tapi kebanyakan tamu tidak mau di kenakan biaya tambahan akhirnya harus berdebat dengan petugas kita.  Jadi untuk menghindari hal-hal seperti itu terpaksa kami tidak menerima early check-in"

"Apakah aku juga harus membayar nya? " tanya Jake kepada GM yang memperhatikan Flora di sebelah Jake.

"Ehemmm" Jake berdeham. Dia sama sekali tidak suka jika melihat ada lelaki lain yang menatap istrinya itu.

"Ehh.. Maaf Tuan.  Anda Free..  Tidak usah bayar" ucap GM itu kemudian pamit pergi sambil menggerutu dalam hati. 

"Yang benar saja tuan Jake itu mengajak gadis muda itu masuk ke dalam kamar nya??  Bahkan Devani Jackson lebih menarik dari gadis muda itu "

*********

Setelah Jake dan Flora selesai dengan ritual mandi bersama, sepasang suami istri itu telah menggunakan bathrope untuk membungkus tubuh telanjang mereka .

Tok

Tok

"Room service"

Krekkk

Jake membukakan  pintu memberikan jalan  untuk waiter pengantar makanan mereka masuk. 

Setelah waiter itu pamit keluar,  Jake dan Flora menyantap sarapan paginya dalam keheningan. Mereka berdua larut dengan pemikiran masing-masing. 

"Princess..  "

Ucapan Jake seolah tak terdengar oleh Flora. Dia masih mengaduk makanannya.

"Princess..  Sayang.. " ucap Jake sambil menyentuh bahu Flora di sebelah nya duduk. 

"Ya.. "

Flora langsung menoleh ke arah Jake dengan tatapan bingung. 

"Cepat habiskan sarapan mu.. " ujar Jake yang sudah lebih dulu memakan habis semua makanan di piringnya. 

"I.iya.. " jawab Flora singkat. 

Tok

tok

"Room service "

Jake melangkah mendekati pintu dan terlihatlah 3 orang perempuan di depan pintu tersebut. 

Siapa lagi jika bukan Catty,  Rosita dan Mita. 

"Kalian datang terlalu pagi" kata Jake menggerutu kesal.

"Ini sudah jam 8 uncle.  Perlu waktu lama untuk make up belum lagi nanti di jalan cukup memakan waktu" oceh Catty yang sudah masuk ke dalam kamar yang luas itu di ikuti Mita dan Rosita.

"Yang di katakan nona Catty ada benarnya Tuan" ucap Mita menimpali kata-kata  Catty. 

"Ya sudah lakukan tugas kalian sebaik mungkin" kata Jake sebelum keluar kamar meninggalkan Flora bersama tiga wanita yang baru saja datang itu. 

****************

FLORA POV

Aku tak menyangka jika hari ini akan tiba. Entah lah aku tidak tau jika mereka telah mempersiapkan semuanya dengan waktu yang sangat singkat. 

Berkat sapuan tangan Catty dan tante Rosita mereka telah menyulap wajah ku menjadi lebih cerah dengan riasan yang tidak terlalu menor tapi cukup pas menurut penilaianku. 

Kini aku sudah mengenakan gaun pengantin putih yang sangat indah dengan taburan swarovski di bagian dada dan pinggang.  Gliter-gliter pink bertaburan pada bagian yang mengembang di bagian bawah. Untungnya gaun ini tidak terlalu berat sehingga aku tidak kesulitan berjalan walaupun harus memakai heels setinggi 7 senti. 

"Gaun ini sangat pas di tubuh mu Flo. Aku sangat puas melihat hasil karya ku yang aku selesaikan dengan waktu singkat dan sedikit tergesa-gesa. Untung saja Catty dan team mau di ajak kerja sama dalam penyelesaiannya" kata Rosita menatap takjub pada Flora.

" Makasih tante.. "

"Iya sayang" ucap Rosita senang. 

Kini aku dan ketiga wanita itu sudah berada di lobby hotel tempat di mana suami ku yang tampan itu menunggu. 

Dia terlihat sangat menawan dengan setelan tuxedo yang senada dengan gaun ku.  Dia mendekati ku dan meraih jemariku dalam genggamannya. 

"Mari kita berangkat" ucapnya lagi. 

Kami pun keluar dari lobby untuk menuju mobil sport berwarna putih yang sudah di rias bagian depan nya dengan pita dan bunga-bunga khas mobil pengantin. 

Tiba-tiba kerumunan orang-orang dengan camera dan perekam suara sudah mengelilingi kami.  Aku sangat terkejut karena hal itu begitu cepat terjadi. 

Masing-masing dari mereka melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak di gubris oleh Jake. 

Seketika para pengawal Jake segera membelah kerumunan wartawan hingga kami bisa menuju mobil dan segera jalan. 

Huftt

Aku menarik napas lega. 

"Relax saja..  " ucap Jake yang sudah menjalankan mobil ini.

Aku menoleh ke arah belakang. Ada banyak mobil mengiringi perjalanan kami termasuk ketiga wanita tadi dan para pengawal Jake. 

************

"Aku di bantu mereka telah mempersiapkan semuanya" ucap Jake menjelaskan saat mobil ini sudah memasuki halaman Mansion yang luas.

Terlihat sangat ramai di sini tidak seperti biasanya.

Jake memberikan lengannya agar bisa ku raih.  Kami berjalan beriringan memasuki mansion yang sudah ramai.  Beberapa orang sudah memberi selamat kepada kami. 

Hingga kami sampai di belakang Mansion yang luas seperti halaman golf itu sudah berubah menjadi taman bunga yang indah.  Pada bagian tengah nya ada sejenis sangkar burung besar yang di hiasi untaian bunga yang indah.  Juga terdapat bangku untuk duduk. 

Ahh aku seperti berada dalam taman bunga. 

"Princess.. Apa kau suka ?" tanya Jake padaku. 

Aku mengangguk senang.

"Bagaimana mungkin kalian mempersiapkan semua ini dalam waktu singkat ? " tanya ku balik. 

"Tentu saja bisa.." jawabnya mantap. 

Yaa tentu saja.  Aku tak meragukan perkataannya.  Dengan uang yang di milikinya dia bisa saja mengerahkan banyak orang untuk menyulap semua ini hanya dalam waktu satu malam. 

Kini kami sudah ada di tengah-tengah taman bunga yang indah ini.  Senyum mengembang tak pernah henti terpancar dari wajah ku. 

Jake benar semua ini lebih dari yang ku bayangkan.  Sebuah resepsi pernikahan ditengah taman bunga yang bermekaran begitu wangi dan berkesan. 

"Thanks..  Jake.. " ucap ku tulus. 

"Yaa sama-sama istriku..  "

Banyak sekali tamu yang memberi ucapan selamat atas pernikahan kami.  Semua teman ku datang dan aku senang.

Tapi ini sudah dua jam aku berdiri dengan heels yang tinggi ini.  Kaki ku sangat sakit.

Aku sudah sangat lelah berdiri menerima ucapan selamat dari para tamu undangan yang tak hentinya memberi selamat. 

"Lepaskan saja heels mu itu.. " pinta Jake tapi aku menggeleng  .

Yang benar saja jika aku melepasnya maka aku akan terlihat sangat pendek. Aku cukup terbantu dengan heels ini paling tidak tinggi tubuh ku mencapai bahu Jake. 

"Aku lebih suka kau menurut istriku.  Ayoo lepaskan saja.  Aku tak mau kau menyakiti kaki mu dengan heels sialan itu" bujuknya. 

Akhirnya aku melepaskan heels itu. 

Lega. 

Sekarang aku hanya menggunakan sepatu plat.  Untung saja gaun yang aku kenakan cukup panjang untuk menutupi kaki ku. 

Aku menengadah untuk melihat Jake yang memperlihatkan raut wajah yang sulit untuk di artikan.  Dia terus menatap ke depan.  Penasaran,  aku mengikuti arah pandangan Jake. Ternyata bukan hanya Jake tapi semua tamu undangan juga melihat ke arah yang sama.  Seorang lelaki tua di gandeng seorang wanita cantik yang wajah nya sangat familiar.  Mereka mendekat ke arah kami. 

"Jake..  Kau kenapa?  "

"Tidak apa-apa? " jawab Jake dengan masih menatap lurus ke depan. 

"Kenapa semua mata melihat ke arah mereka?  Dan kau juga?  "

"Kau lihat lelaki tua itu.  Dia adalah Ayahku. Dan wanita di sebelahnya itu aku tidak ingin melihatnya.. "

Ucapan Jake sontak membingungkan ku. 

"Son..  " sapa lelaki tua itu.

Dia memeluk Jake dan menepuk-nepuk punggung Jake. 

"Dasar anak nakal.  Kenapa kau tidak mengundang ku di hari yang bahagia ini" ucap lelaki tua itu. 

Aku tertegun dan bingung. 

"Kenapa Ayah datang ke sini bersama 'Dia' " ucap Jake menekankan kata 'dia' sambil menatap wanita itu tak suka. 

"Dia hanya ingin menemani ku dan mengucapkan selamat atas pernikahan mu " ucap lelaki tua itu yang ternyata adalah ayah mertua ku. 

Mertua?  Yang benar saja.

Dia bahkan pantas ku panggil kakek..  Upsss... 

"Aku hanya tidak ingin Ayah mengacaukan segala yang sudah ku persiapkan cukup lama " kata Jake dingin menanggapi Ayahnya itu. 

Kenapa dengan suami ku ini ?

Seharusnya dia senang jika orang tuanya datang di hari bahagianya tapi hal berbeda di tunjukkan Jake. 

Ada apa ini ?

Aku bisa melihat ekspresi kecewa dari wajah Ayah mertua. 

Kini dia melihat ke arah ku dan menatapku penuh penilaian. 

" Jadi ini gadis yang kau nikahi.  Masih muda sekali. Dia bahkan lebih cocok jadi keponakan mu Son,  seperti Catty.  Apakah dia bisa menjadi istri yang baik bagi mu?  "

Dia berdecak menatap ku lagi. 

Aku tidak tau harus merespon seperti apa Ucapan Mertua ku itu . Dia seperti menyindir ku. 

Yaa Tuhan apakah begini rasanya punya mertua. 

"Sudah lah Ayah..  Jangan merusak suasana bahagia mereka" ucap wanita di sebelahnya. 

Wanita itu tersenyum manis ke arah Jake. 

"Selamat yaa Jake..  " dia langsung memeluk Jake erat.

Aku membulatkan mata ku melihat hal itu. Aku benar-benar tidak suka jika suami ku di peluk oleh wanita itu. 

"Lepas Deva..  " ucap Jake yang sudah mendorong tubuh wanita itu menjauh.

Terlihat kekecewaan pada wajah wanita itu.  Kemudian dia menatap ke arah ku. 

"Selamat yaa.. "ucapnya lagi. 

Dia memeluk ku dan membisikkan sesuatu. 

"Nikmatilah kebahagiaan mu selagi kau bisa. Persiapkan lah dirimu karena aku akan kembali merebut Jake...."

Wanita itu.  Devani Jackson. 

Apakah dia tadi mengancam ku??