Chereads / Jake and Flora Love Story / Chapter 27 - My Hero

Chapter 27 - My Hero

AUTHOR POV

Sudah lebih dari 30 menit Mita duduk di dalam mobil di area parkir bawah tanah apartment itu.

"Lama sekali non Flo" gerutu Mita yang sedari tadi sudah sangat bosan menanti.

"Kalau tau akan lama seperti ini aku tidak akan mau di suruh menunggu di sini "

"Hoaammm.."

Mita menguap entah sudah berapa kali. Dia sudah sangat mengantuk hampir saja dia tertidur jika tidak ingat tentang Flora yang masih ada di dalam apartement .

Mita mengambil smartphone nya dan melakukan panggilan ke nomor Flora.

Aktif. Tapi tidak ada jawaban.

Mita mencoba kembali menghubungi Flora.

"Nomor tujuan anda sedang tidak aktif".

Begitu lah kutipan kata dari operator yang terdengar di telinga Mita.

"Kenapa jadi nggak aktif sih" ucap Mita khawatir.

Dia kembali menghubungi Flora dan hasilnya masih sama. Tidak aktif.

"Mungkin smartphone nya lowbate" pikir Mita mencoba berpikiran positif.

Tak putus asa Mita mencoba menelpon Catty tapi nomor nya sama seperti Flora.

Tak aktif juga.

Akhir nya Mita memutuskan untuk naik ke apartment yang di tempati Catty.

Tok tok

Tak ada tanda-tanda akan di buka dari dalam.

Mita sudah semakin khawatir. Sebelum nya tidak pernah seperti ini.

Flora dan Catty sama-sama tidak bisa di hubungi.

Mita menyandarkan punggungnya pada pintu apartment. Rasa kantuk yang tadi di rasakan nya langsung lenyap berganti dengan rasa khawatir yang Berlebihan.

"Ya Tuhan semoga semuanya baik-baik saja"

Derap langkah berat terdengar mendekat di ikuti langkah kaki yang lainnya. Hal itu membuat Mita kembali melihat ke arah lift dan secercah harapan muncul di benak Mita.

"Mita.. Apa yang kau lakukan di sini?? " tanya Jake yang sudah ada di hadapan Mita dengan empat orang pengawal pribadinya.

"Syukurlah tuan sudah di sini"

"Ada apa? "

"Nona Flora menghilang dan saya tidak bisa menghubunginya" rasa lelah yang di rasakan Jake langsung sirna setelah mendengar kabar buruk mengenai calon istri nya.

"Bagaimana bisa begitu ? " tanya Jake penuh emosi.

Jika menyangkut masalah Flora , Jake yang selalu tenang itu seolah tak bisa lagi mengendalikan emosinya.

"Tenang dulu Tuan. Mungkin nona Flora tertidur di dalam bersama nona Catty" ucap Mita pelan.

"Betul juga" kata Jake yang kemudian mengeluarkan kunci dari balik coat panjang nya.

Gelap.

Itulah yang terlihat ketika pintu apartment terbuka. Dengan sigap Jake langsung menekan saklar dan membuat seluruh ruangan menjadi terang.

Pintu kamar Catty sudah tertutup. Mungkin dia sedang tidur. Dengan pelan Jake mencoba membuka handle pintu pelan.

Tidak terkunci.

Dengan pelan Jake masuk dan hanya menemukan Catty tengah bergelung di bawah selimut tebalnya.

Tidak ada Flora di sini .

Jake keluar dari kamar Catty dan langsung menatap Mita tajam dengan tatapan penuh intimidasi.

"Apa saja yang kau lakukan hingga Calon istri ku bisa menghilang hah" bentak Jake sangat marah.

Mita hanya diam. Dia masih berpikir keras tentang di mana keberadaan nona nya itu.

"Tu.Tuan.. Sa.. Sayaaaa"

"Apalagi ?"

"Saya rasa kita perlu memberitahu pihak keamanan apartment, bukankah tempat ini di lengkapi dengan cctv. Kita bisa minta tolong di putarkan rekaman beberapa saat yang lalu" Ide Mita yang terdengar cemerlang membuat wajah muram Jake menjadi terang penuh harapan akan segera menemukan Flora.

**********

Tidak lah mudah untuk mendapatkan rekaman cctv itu, tapi bukan Jake namanya jika tidak menggunakan kekuatan relasi nya dan juga kekuasaan untuk mendapatkan apapun.

Kini mereka telah ada di ruang kepala keamanan apartment yang tengah memutarkan rekaman cctv beberapa saat ketika Flora dan Catty masih berjalan di sepanjang koridor dan menghilang di balik apartment milik Jake.

Fokus mereka hanya ke cctv yang di zoom pada koridor apartment Jake.

Beberapa saat kemudian.

"Itu dia ... nona Flora memasuki lift. Seharusnya kurang dari lima menit dia sudah muncul di area parkir bawah tanah" ucap Mita yang kemudian minta Fokus ke cctv area parkir.

2 menit

5 menit

"Kenapa dia tidak muncul juga??" Ucap Mita khawatir.

Jake masih memandang layar monitor dalam diam.

"Kecilkan lagi layarnya" kata Jake dan langsung di turuti petugas apartment.

Jika layar di kecilkan terlihat lah semua koridor apartment termasuk lobby dan area parkir yang di lengkapi cctv sebagai antisipasi.

"Putar kembali pada detik Flora keluar dari pintu apartment ku sebelum dia masuk lift"perintah Jake yang merasa perlu melihat kemana hilangnya Flora pada detik dia masuk ke dalam lift.

Dan benar saja.

"Itu dia " jerit Mita saat melihat Flora keluar dari dalam lift bersama seorang lelaki yang seperti familiar.

"Pantas saja dia tidak terlihat di parkiran ternyata dia.. Ohh tidak.. Dia masuk ke apartment siapa itu.. "

"Diam kau " bentak Jake marah.

Jake langsung meninggalkan ruangan itu di ikuti empat orang pengawal nya.

***************

JAKE POV

Aku baru saja pulang dari luar kota dan langsung menuju apartment ku untuk istirahat. Rasa lelah menderaku karena beberapa hari ini banyak sekali pekerjaan yang membuat ku harus turun tangan sendiri menyelesaikan nya.

Apalagi nanti setelah pernikahan ku dan Flora terjadi maka Xander Group dan Kesuma Group akan di lebur menjadi satu di bawah kepemimpinan ku.

Aku tidak bisa bayangkan lelah nya mengurus semua itu.

Tapi aku sudah menyusun siasat untuk dapat menanggulangi semua masalah yang akan terjadi.

Aku akan menempatkan orang-orang kepercayaan ku untuk memegang setiap anak cabang di berbagai kota di belahan dunia.

Percayalah Xander Group adalah perusahaan yang sangat besar dan sangat mempengaruhi dunia bisnis. Akan bertambah besar lagi jika Kesuma Group menjadi bagian dari nya.

Malam itu aku melihat wanita yang berpakaian seragam seperti lelaki tengah menyandarkan diri pada pintu apartment ku.

"Mita.. Apa yang kau lakukan di sini?? " ucap ku datar.

Dia pun menceritakan kronologi hilangnya calon istriku. Rasa lelah yang tadi ku rasa langsung hilang entah kemana tergantikan dengan kekhawatiran dan juga amarah.

Ketidakberadaan Flora di dalam kamar Catty membuat ku sangat-sangat emosi. Aku melampiaskan amarah ku dengan memaki Mita pengawal setia nya yang kuat mental menerima setiap hinaan ku.

Hingga rekaman cctv itu menampilkan jika calon istriku itu tidak turun ke parkiran, aku semakin was-was. Namun kemudian rekaman cctv di ulang dengan mode yang menampilkan semua koridor dan bagian lain dari publik area apartment.

Napas ku di buat tercekat saat melihat calon istriku itu keluar dari lift bersama seorang lelaki yang seperti nya ku kenal. Dia masuk ke dalam pintu apartment lain bersama lelaki itu.

5 menit

Tidak ada tanda-tanda jika dia akan keluar. Aku pun menyuruh petugas mempercepat waktu nya hingga calon istriku kembali terlihat keluar dan akan memasuki pintu lift.

Lega itu lah yang ku rasa.

Tapi tunggu dulu. Lelaki itu keluar dari pintu apartment dan dengan cepat mendekati pintu lift dan membukanya.

Dia menarik paksa Flora ku dan menyeretnya kembali masuk bersamanya.

Aku segera mengambil tindakan cepat dengan menuju apartment terkutuk itu. Petugas apartment sempat menghalau ku yang akan mendobrak paksa pintu apartment itu. Tapi apalah gunanya para pengawal yang ku pekerjakan jika tidak bisa membereskan apapun yang menghalangi ku.

Satu tendangan .

Belum berhasil untuk membukanya.

"Tuan tolong jangan membuat pengrusakan di sini "kata petugas apartment yang masih di pegangi oleh dua pengawalku.

Dia langsung mendapat pelotototan tajam dari ku.

"Berikan aku kunci master nya. Jika kau tidak ingin aku rusak pintu sialan ini huh"

" Saya juga pekerja di sini pak. Mana mungkin saya mempunyai kunci master" ucap nya polos.

"Baiklah. Kondrad. Hans. Bantu aku dobrak pintu terkutuk ini"

Brakkk

Pintu terbuka. Dari luar sini terlihat sangat berantakan. Aku langsung masuk di ikuti Hans dan Kondrad.

Botol-botol minuman keras terlihat kosong di atas meja dan nakas. Tapi tidak terlihat ada Flora di sini.

Perhatian ku tertuju pada satu kamar di tempat itu. Pintunya tidak terkunci dan aku mendengar rintihan pilu dari dalam.

"Kalian tunggu di sini. Jangan masuk sebelum aku perlu bantuan" ucap ku tegas kepada Hans dan Kondrad.

Dengan pelan ku buka pintu kamar dan aku langsung di buat terkejut setengah mati dengan pemandangan yang ku lihat.

****************

FLORA POV

Mungkin aku sudah mati sekarang. Dan mungkin jodoh antara aku dan uncle Jake hanya sampai tahap pertunangan saja.

Sakit. Itulah yang ku rasa. Apalagi semua nya terasa masih abu-abu. Terlalu banyak hal yang belum terungkap. Aku tau itu.

Dan mengenai ingatan ku yang juga belum kembali.

Apakah aku harus mati dalam keadaan penasaran?

Tidak. Ada satu hal lagi yang lebih buruk dari itu.

Miris rasanya jika aku harus mati di tangan lelaki yang mencintai ku dan juga aku cintai.

Kenapa Joy sampai hati melakukan ini pada ku? Tega sekali dia?

"Flora sayang" suara itu sangat merdu ku dengar.

Aku berjalan dan terus berjalan mencari sumber suara yang memanggilku.

Suara yang selalu aku rindukan tapi tak lagi bisa ku dengar.

"Mommy" Teriak ku.

Tak ada sahutan hanya gema suara ku yang terdengar bersahutan.

"Mommy.. Daddy.. Hikss"

Aku menangis kecewa saat ku pikir aku akan kembali bisa bertemu dengan mommy dan daddy, nyata nya suara tadi hanya halusinasi ku saja.

Tubuh lemah ku jatuh di padang ilalang ini. Aku menenggelamkan wajah ku pada kedua lutut kaki ku dan memeluk diriku sendiri.

Terpaan angin dingin yang mempermainkan rambut panjang ini tak ku hiraukan. Aku terus meratapi kesedihan hidup ku yang seolah tak di ijinkan untuk merasakan sedikit kebahagiaan.

"Sayang jangan menangis. Sudah terlalu banyak airmata yang kau tumpahkan selama ini. Kau harus menjadi Flora yang kuat"

Itu seperti suara Daddy yaa aku yakin itu Daddy ku.

Aku menengadahkan kepala ku ke atas dan benar saja. Daddy dan mommy ada di hadapan ku sekarang ini.

"Daddy.. Mommy.. Ini nyata?

Bukan khayalan Flo kan " ucap ku girang.

Aku langsung menghambur memeluk kedua orang tua ku itu.

"Flora sangat merindukan kalian.

Jangan pergi lagi please"

"Kami tidak pernah pergi dari mu nak"ucap Daddy mengelus rambut ku.

Aku masih terisak di pelukan orang tua ku.

"Flora sayang.. mommy dan daddy mungkin tidak lagi ada di dunia yang sama dengan mu tapi percayalah jika kami tidak pernah benar-benar meninggalkan mu. Kami akan selalu ada dan hidup dalam hati mu dan .... kenangan"

ucapan Mommy seolah menyadarkan ku pada kenyataan yang mau tidak mau harus ku hadapi.

"Mommy.. Daddy.. "

"Kebahagiaan mu adalah bersama Jake. Bangun lah nak" kata Daddy membuatku kembali memandang bingung kepada kedua orang tua ku itu.

"Ayoo bangun sayang.. " ucap Daddy dan Mommy bersamaan sebelum mereka menjauh dan semakin jauh.

Seketika semua nya memutih dan seolah menenggelamkan ku dalam pusaran putus asa.

************

Aku mengerjap-ngerjapkan mata ku yang perlahan terbuka .

"Dimana ini?? " pikirku heran.

Terlihat suram karena sangat minim cahaya. Di sini cenderung gelap.

Asap rokok memenuhi ruangan yang seperti kamar ini.

Tapi ini bukan kamar ku.

Seperti kamar lelaki.

Apa lelaki??

Seketika aku kembali teringat dengan pelecehan yang di lakukan Joy pada ku. Ku kira aku akan mati saat itu juga tapi nyatanya sekarang aku masih bisa bernapas.

Ku rasakan seluruh tubuh ku tidak bisa di gerakkan. Kedua tangan ku terikat kuat di atas kepala dan seperti ada sesuatu yang menyanggahnya hingga aku tak bisa menggerakkan tangan ku sedikitpun. Hal serupa juga di alami oleh sepasang kaki ku yang sama terikat dengan posisi terbuka lebar.

Siapa kah orang gila yang melakukan ini padaku??

Aku pikir aku sudah terlepas dari jerat setan yang di ciptakan Joy, tapi nyatanya sekarang bahkan lebih buruk lagi.

Tubuhku sudah mengigil kedinginan di dalam ruangan ini seperti nya tubuh ku sudah telanjang bulat.

Yaa Tuhan cobaan apa lagi ini.

"Kau sudah bangun Flo ... sayang" suara serak yang terdengar mengerikan itu mendekat ke arah ku bersama hembusan asap rokok yang menyesakkan dada.

Huk

Uhukk uhukk

Aku terbatuk-batuk karena asap itu masuk dengan lancang mengganggu pernapasan ku.

Tiba-tiba cahaya terang menyilaukan mataku mengusir kesuraman tadi dan Joy sudah duduk di tepi ranjang tepat menghadap ku. Dia dalam keadaan shirtless masih dengan memegangi rokoknya hingga isapan terakhir.

"Kau sudah membuat ku menunggu untuk bisa memiliki mu huh" ucap nya sambil membelai wajah ku.

"Jauhkan tangan mu dari ku" aku merasa sangat jijik dengan Sentuhan nya.

"Hahaha.. Kau harus terbiasa dengan sentuhanku sayang"

" Pergi" bentak ku padanya.

"Aku tidak akan kemana-mana"

"Kalau begitu lepaska... Mmmffffttt"

Dia mencium bibirku dengan rakus dan tidak ada kelembutan sedikitpun.

Sakit. Saat ku rasa dari bibirku terasa robek dan terasa asin.

Hiks

Dia menarik dirinya dan melihat kearah ku yang sudah menangis. Dia mengusap sudut bibirku yang berdarah dan menjilatnya.

"Darah mu sangat nikmat Flo. Dan akan sangat nikmat lagi jika aku harus menjilat darah perawan mu " ucap nya terdengar menakutkan sekali.

"Aku mohon Joy jangan melakukan ini pada ku. Tolong lepaskan aku " pintaku lirih.

"Sudah ku katakan padamu jika aku akan melepasmu setelah aku menyentuhmu dan memiliki mu"

"Tidak Joy. Tolong lepaskan aku demi perasaan cinta di hatimu untuk ku"

"Ahahahahah" dia tertawa sangat mengerikan.

"Cinta kau bilang. Aku sudah mencintai mu sekian lama sejak aku mengenal mu. Aku harus menahan diriku jika berada di dekatmu dan itu sangat menyiksa. Ku pikir ada saat nya kau akan bisa menjadi milik ku satu-satunya suatu hari nanti. Tapi kenyataan nya takdir tidak memilihku. Aku tersisih dari dunia fana yang di kendalikan oleh uang dan kekuasaan. Dan aku seperti pecundang yang bodoh menyaksikan mu harus di ikat oleh kekonyolan bersama lelaki tua itu "

Joy menitikkan air mata nya.

Dia menangis.

"Joy. . " panggil ku pelan.

"Jika aku harus melawan takdir untuk bisa memiliki mu satu kali saja, maka aku akan melawan takdir tersebut. Aku tak peduli jika aku harus membusuk di neraka sekalipun sebagai ganjaran nya"

Dalam sepersekian detik dapat ku rasakan jika beban tubuh Joy sudah menindih tubuh mungilku. Dia kembali melumat bibirku kasar tak peduli rasa sakit yang ku rasa karena bibirku kembali berdarah. Kedua tangan nya tak berhenti bergerilya di seluruh tubuhku.

Ya Tuhan Tolonglah Flora.. Aku tak bisa melakukan perlawanan apapun saat ini. Aku hanya bisa pasrah dan berharap jika keajaiban itu memang lah ada.

"ouhh sayang aku sudah tidak bisa lagi menahannya. Aku akan melalukannya sekarang" ucap Joy dengan suara serak nya langsung membuat aku merinding.

Aku hanya bisa menutup mata dan tenggelam dalam rasa takut.

"Buka mata mu.. Aku ingin kau melihat dan menikmati setiap kenikmatan dari percintaan ini. Ku harap kau mau merubah pikiranmu setelah penyerahan dirimu di bawah ku ahahahhaha"

Aku masih tetap memejamkan mataku.

"Buka mata mu Flo.. " aku masih menutup mata ku rapat-rapat. Aku terlalu takut untuk melihat kenyataan yang mengerikan ini.

Plakk

Tamparan keras dan panas terasa di wajah ku. Replek mataku kembali terbuka. Aku kembali terisak.

Hikss

Kini Joy bangkit dari posisi menindihku.

"Maafkan aku menyakitimu Flo. Tapi kau yang memintaku melakukannya" ucapnya sambil melepas celana boxer dan dalamannya. Kini dia sama polosnya dengan diriku.

Dia kembali menindih ku dan mencumbu ku kasar.

Hikss

"Bersiaplah. Aku akan melakukannya dengan cepat. Berteriaklah dan panggil namaku.. " ucapnya yang sudah memposisikan kejantanannya yang besar itu di antara paha ku yang terbuka lebar dan tak bisa di gerakkan karena terikat pada kaki-kaki ranjang.

"Aku mohon Joy jangan.. " pinta ku memelas..

Aku kembali memejamkan mataku.

Pasrah. Hanya itu yang bisa ku lakukan. Berteriak pun aku tak mampu lagi seakan hal itu percuma. Tak kan ada yang bisa menolongku.

Hiks hikss

Sejenak berat tubuh Joy tak lagi menindih ku.

Brukkk

"B*j*ng*n kau.. Harus nya dari dulu sudah ku bunuh kau "

Suara itu. Aku sangat mengenalinya. Terimakasih yaa Allah.

Kini aku percaya jika keajaiban itu memang lah ada.

Aku melihat lelaki itu menyeret Joy ke sudut kamar dan memukulinya tanpa ampun.

Setelah merasa puas memukuli Joy yang sudah tak sadarkan diri, lelaki penolong ku itu segera meraih selimut dan menutupi tubuh telanjang ku. Dengan cepat dia melepaskan belitan pada tangan dan kaki ku.

Hiks

Aku kembali menangis entah malu atau senang karena dia telah datang menolongku dan menyelamatkan mahkota berhargaku.

"Sudah lah jangan menangis lagi. Sekarang sudah aman" ucap nya yang sudah meraih ku dalam pelukan hangat nya.

"Uncle.. Hiks hikss"

"Sudah jangan menangis " dia menghapus air mata ku yang terus mengalir dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Kemudian dia bangkit dan melepaskan coat panjangnya menyisakan kemeja biru kelam pada tubuh nya.

"Ini pakailah.. " ucapnya tersenyum ke arah ku.

Aku harusnya membalas senyuman nya tapi aku tidak bisa karena Joy sudah berdiri di belakang Uncle Jake dengan memegangi pecahan botol tajam dan segera menghantamkan nya pada kepala calon suami ku.

"Kenapa Princess kau tak mau mengenakan coat dari ku?? "

"Uncle.. Awas di belakang mu" teriak ku cemas.

Aku tak bisa bayangkan jika penyelamatku satu-satunya nya ini akan bernasib lebih buruk dari yang ku alami.

Dorrrrrrr

Dorrrr

Entah keajaiban dari mana dalam sepersekian detik Joy langsung luruh ke lantai sebelum sempat menghujam kepala uncle Jake.

Dua orang lelaki berbadan besar masuk dan segera membawa Joy keluar.

"Princess..

"Ahh yaa uncle.. "

"Cepat pakai coat itu. Aku akan membawa mu keluar dari tempat ini " ucapnya dan berbalik menghadap pintu.

Kini aku sudah mengenakan coat kebesaran milik uncle Jake yang mampu menutupi tubuhku sampai lutut. Aku tidak bisa bayangkan bagaimana penampilan ku saat ini. Pasti sangat berantakan dan acak-acakkan.

"Kau sudah siap " Tanya uncle Jake yang sudah berada di hadapanku. Aku hanya menunduk malu. Dan merasakan tangan besarnya menyentuh jemariku dan membimbing aku keluar dari tempat terkutuk ini selamanya.

*************************

Kini aku dan Uncle Jake sudah berada di kamar Hotel yang katanya sangat menjaga keamanan para penghuninya. Dia juga memerintahkan dua penggawalnya berjaga bergantian di depan pintu kamar untuk menunjang keamanan. Dia sedikit berlebihan. Tapi hal itu lah yang membuat ku tersipu dan merasa tersanjung dalam penjagaan nya yang terkesan bagiku .

Kini kami tengah melihat ke arah dua ranjang terpisah di kamar Hotel yang baru saja kami masuki. Itu artinya calon suami ku itu tidak akan tidur di sofa lagi.

"Malam ini kita akan tidur di sini. Kau tidur di ranjang sebelah kanan dan aku tidur di ranjang sebelah kiri" ucap Uncle Jake kepadaku.

Aku hanya mengangguk mengerti.

"Mandilah.. bersihkan dirimu.. " ucap nya lagi sebelum menghilang di balik pintu kamar.

Aku melepaskan coat kebesaran ini di tubuh ku dan masuk ke dalam kamar mandi . Aku masuk ke dalam bath up dan menghidupkan shower,  membiarkan air dingin menerpa tubuh lelah ku. Dari kaca besar di kamar mandi ini, bisa ku lihat memar di pergelangan tangan dan kaki ku yang tadi di ikat sangat erat. Aku meringis saat air itu mengenai wajah ku yang memerah karena tamparan keras dari Joy.

"Ahhh sakit sekali" rintih ku saat ku lihat bekas robekan di bibirku yang masih perih.

Bekas sentuhan menjijikan lelaki brengsek itu masih ada di tubuhku. Aku sudah membersihkan nya dan menggosoknya tapi tetap tak hilang juga, yang ada malah semakin sakit dan meninggalkan goresan-goresan kecil pada kulit kuning langsat ku.

Hiks hiks

Aku kembali menangis dan meratapi hal buruk yang sempat ku alami.

Aku sangat malu kepada calon suami ku itu. Aku hampir tak bisa menjaga kehormatan ku jika terlambat sedikit saja dia datang. Semoga dia tidak kecewa padaku.

"Uncle Jake.. Masih pantas kah Flo menjadi istri mu??? "

***************