"Jangan konyol, Key! Bagaimana mungkin mas Erwin menyukaiku?" Aku kembali berbicara setelah sesaat terdiam.
"Hello… Kenapa tidak? Coba saja kau pikir, laki-laki siapa yang tidak akan tertarik padamu, hah?" balas Keysa kian menggetarkan hatiku.
Tapi tetap saja, aku tidak ingin menyongsong hatiku oleh ucapan yang dikatakan oleh Keysa barusan, itu hanya akan membuatku malu nantinya. "Akh, sudahlah. Ayo, kita pulang!" aku bergegas bangun lebih dulu dari kursi.
"Amelie, aku belum selesai bicara. Duduklah dulu, aku serius…" Keysa terdengar merengek manja berusaha menahanku untuk pergi dari hadapannya, sementara kami memang belum menyeruput minuman yang kami pesan tadi. Tapi aku tidak ingin membuat suasana hatiku semakin ketahuan oleh Keysa.