"Apa yang anda lakukan?" Tanya Gale curiga.
Arland berdiri dari duduknya, ia menarik pinggangnya yang pegal sejak tadi duduk di lantai.
"Aduuh pinggangku, aku akan membawa Levi ke kamar, kamarnya sudah siap khan?" Arland hendak menurunkan tubuhnya mengangkat Verss tapi Gale mendahuluinya.
"Tidak perlu, biar aku saja yang mengurus tuan muda" Gale menurunkan tubuhnya menaruh tangan Verss di lehernya dan menggendong Verss yang sudah tertidur sangat lelap.
"Ayo tuan muda kita ke kamar"
Dengan mudah pria bertubuh tinggi besar itu membawa Verss seakan ia hanya seorang anak kecil yang tak ada apa-apanya di tangan besarnya.
"Kak Mimin aku tak mau itu, rasanya tidak enak" Verss masih mengigau.
Arland berdiri di tempatnya melihat Gale membawa Verss masuk ke dalam kamar, dan menutup pintunya rapat.
"Brukk"
Pria muda itu tersenyum, sambil menyentuh bibirnya ia tersenyum lebar, dilebarkan dua tangannya ke atas udara sambil menarik pinggangnya kembali.
"Waaaah badan rasanya remuk, Derek ayo bangun jangan tidur di sini ayo kita ke kamar" ia menepuk-nepuk tangan Derek yang sudah tertidur lelap hingga mulutnya terbuka lebar.
"Am nyam nyam jangan ambil makananku, itu dari Vers-ku sayang" ia juga mengigau, Arland tersenyum, ia menepuk lengan Derek kembali lalu beranjak ke kamar tamu tak jauh di sampingnya.
"Derek ayo bangun, anak ini"
Di kamar Verss.
Dengan hati-hati Gale meletakkan tubuh Verss ke atas ranjang, perlahan menarik selimut dari kaki ranjang dan menutupi hingga dada Verss.
Gale memposisikan kepala Versa agar lebih nyaman, ia tertidur sangat lelap hingga tak akan bangun walau Gale melakukan apapun padanya.
"Emh Gale, jangan berdiri di situ" ia masih mengingau.
Gale duduk di pinggir ranjang menaruh tangan di balik selimut.
"Tuan muda sudah dibilang kelelahan masih saja main game" Gale mendumel sendiri.
Sambil memastikan selimut menutupi tubuh Verss seluruhnya, ia mengangkat tubuhnya mencoba mematikan lampu baca di samping ranjang dan menyisakan satu saja yang ada tepat di samping kepala Verss, tapi, ia merunduk terlalu dekat dengan wajah Versa, hingga saat hendak menegakkan tubuhnya Gale berhenti tepat di atas wajah Verss yang menoleh dan hampir mencium bibirnya, sedikit lagi.
"Heh Gale ayo jalan" jantung Gale berdetak sangat kencang, ia bisa mendengar suara jantungnya sendiri karenanya, ia gugup, tak bisa menegakkan tubuhnya karena posisinya memang sangat dekat dengan Verss, ia bisa merasakan desah napas Verss yang berhembus di pipinya, Gale menelan ludahnya bulat.
"Gleuk"
Dug dug dug dug.
Tubuh Gale kaku, ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, hanya terpaku melihat wajah Verss dengan sangat dekat, ia tidak akan pernah bisa membiasakan diri entah berapa banyak wajah Verss sangat dekat dengannya, setiap kali ia merasa akan kehabisan napas karena berusaha menahan diri, dadanya mendesaknya untuk maju, tapi ia harus menahan diri, harus bisa menahan diri.
"Akh!" Gale mencubit pipinya keras menyadarkan dirinya sendiri dan menegakkan tubuhnya cepat, tepat saat kepala Verss membalik ke arahnya.
Kalau ia tidak menghindar dengan cepat tadi sudah pasti ia akan mencium bibir Verss.
"Hoh" Gale yang sejak tadi menahan napas akhirnya bisa bernapas menyandar pada dinding, ini gila, ia bisa mati lama-lama seperti ini, sebaiknya segera keluar kamar, Gale bertolak ke arah pintu cepat dan hampir jatuh tersandung karpet.
"Aduh" tapi ia masih sempat menoleh ke arah ranjang memastikan Verss tidak menyadari keributan yang sudah dibuatnya, lalu meneruskan langkahnya cepat keluar kamar dan menutup pintu rapat.
"Klek"
....
Akhir pekan agency Starshot mengadakan outing ke vila air panas di pegunungan bersama kru dan aktor Blossom Maple, bus bus premium berbadan besar sudah memenuhi lapangan parkir gedung, hanya dua bus besar dengan total jumlah kru dan aktor tak lebih dari enam puluh orang, ada kru yang boleh membawa serta keluarganya untuk ikut menikmati liburan setelah kerja keras syuting tanpa henti selama beberapa bulan ini.
Gale membawa tas travel besar milik Versa di tangannya dan tas miliknya sendiri di punggungnya, sementara Derek seperti permen karet yang tak mau lepas dari Verss kemanapun ia pergi, lengket sekali hingga membuat Gale agak jengkel.
"Verss tunggu, malam ini kita sekamar berdua khan?" Tanya Derek.
Verss memiringkan kepalanya, ia ragu kalau Gale yang pura-pura tak melihat ke arahnya mau tidur terpisah darinya.
"Sepertinya tidak bisa Der, sudah ada tuh, yang menunggu" jawab Verss sambil melirik Gale yang mengantri untuk memasukkan tas besar ke bagasi.
Derek mengerutkan mulutnya.
"Emm, yah bodyguard memang tidak boleh jauh-jauh sih, yah khan ada kamar yang ukurannya besar, kita bisa tidur bertiga khan"
Gale mendekat kembali, ia melihat Verss dan melirik banyaknya fans yang berada tak jauh di luar area parkir, kebanyakan wanita muda yang membawa poster dan gambar Verss atau Arland berharap bisa melihat wajah idola mereka walau dari jauh.
Verss mengerti apa maksud Gale, ia ikut saja saat tangan Gale menggandengnya ke arah pintu masuk bus.
"Versss!!!"
"Arland!!!"
Suara teriakan para fans menggila penuh semangat pagi itu.
Arland muncul bersama asistennya dengan penuh gaya, yah tentu saja, Arland itu model internasional, sudah merajahi catwalk besar dan megah hingga Paris, Berlin, NewYork, cara jalannya seperti biasa yah jalan seperti model berkelas, ia memakai pakaian yang modis sesuai dengan nama besarnya, mantel berwarna krem yang melayang seiring langkahnya yang lebar dengan kaki panjang dibalut celana Chino senada dengan coatnya, juga sepatu pantofel mengkilap yang cocok untuk kaki panjangnya, kacamata hitam bermerk yang cocok untuk bentuk wajahnya yang tampan, semua barang sponsor yang akan sangat laku di online store dalam waktu sekejab saat photo Arland beredar di media sosial.
Arland menaiki bus bergabung bersama yang lain yang sudah masuk terlebih dahulu, ia membuka kacamatanya melihat Verss yang sudah duduk di dalam di beberapa baris dari depan.
"Levi!" Tanpa menghiraukan Gale yang duduk tepat di samping Versa model itu mendekati Verss, tangan Gale menahannya.
"Tolong cari tempat duduk lain, ini sudah ada orangnya"
"Minggir aku mau duduk di samping Levi"
Gale melihat Arland dengan mata besarnya, tapi Arland mana takut padanya.
"Aku bertugas menjaga tuan muda tolong anda cari tempat lain"
Arland melirik Mimin dan Elsa asistennya, Mimin gagap, di satu sisi ia tak mau membuat Gale mempelototinya, tapi kursi memang sudah diatur oleh panitia.
"Eh maaf Gale, tapi eh, em"
Benar saja Gale melihat Mimin dengan mata besarnya, mana mungkin ini terjadi, mana bisa ini terjadi.
Pada akhirnya,
Gale harus mengalah dan duduk bersama Derek di samping kursi di mana Versa duduk bersama Arland, tentu saja wajah Arland cerianya minta ampun, ia mendapat kesempatan bagus kali ini, rasanya sangat senang melihat wajah cemberut Gale karena ia mengalahkannya, Arland tertawa dalam hati.
Derek yang duduk di samping Gale harus mengalah tiga perempat tempat duduk dikuasai raksasa Gale, ia hanya disisakan sedikit di dekat jendela teremas sekecil-kecilnya, Derek ingin menangis rasanya.
"Verss!!"
Sedangkan Gale masih siaga melihat tangan Arland yang terus menyentuh Verss di sana sini.
#######