Satu detik kemudian, Abian berhasil membuat tubuh Ayla menegang, kaku dengan mata yang terbelalak. Aliran darah Ayla seakan mengalir dua kali lebih cepat menjalar ke seluruh tubuh.
Bibir mereka ... Bersatu.
Mereka berciuman cukup lama hingga suara perdebatan tak lagi terdengar dan kini berganti dengan umpatan dan helaan napas berat yang entah milik siapa.
Di saat yang bersamaan dengan habisnya stok oksigen yang mereka punya, Angga bersiul untuk menyadarkan mereka. Abian melepas rengkuhannya dengan tubuh sedikit gemetar. Mungkin dia gugup atau malu berciuman di depan orang lain.
Abian menoleh ke arah Doni dan Irfan yang saat ini sedang terbakar api cemburu. Angga hanya memperhatikan sambil menunggu apa yang selanjutnya akan Abian lakukan.
Sementara Ayla? Dia malah tersipu malu.