Ayla senang karena tiga hari lalu ia bisa menikmati tidur nyenyak sambil memeluk tubuh Abian tanpa rasa malu. Karena listrik mati sampai pagi, Abian pingsan dan lanjut tidur. Ayla yang jahil langsung saja tidur dengan baju Abian yang sengaja ia buka. Lumayan lah, bisa nikmati roti sobek walaupun tak terlalu petak. Yang penting Ayla puas.
Pagi ini Abian dan Ayla sarapan bersama di meja makan kecil mereka. Lauknya tidak istimewa, hanya sayur lodeh hasil belajarnya kemarin dengan sambal dan tempe goreng. Tapi Abian tetap suka, dia makan dengan lahap.
"Jadi ... Kapan kita mau punya anak?" tanya Ayla membuka percakapan.
Uhuk.! Uhuk.!
Abian tersedak.
Ayla segera mengambil minum untuk suaminya. Tangan kanannya di gunakan untuk memberi minum dan tangan kirinya di gunakan untuk mengusap pelan punggung Abian.
"Anak?"
"Iya. Kan kamu sendiri yang bilang mau nyanggupin tantangan mas Doni untuk punya anak dari aku. Jadi kapan kita usaha buat punya anak?"