Tertatih Silla dikontrakannya,hancur hati dan perasaannya waktu itu,seperti luka yang dijahit ternga-nga kembali perih rasanya.
Begitu sakitnya perasaan Silla saat itu.Seharusnya sedari dulu ia tinggalkan Nalon tetapi akan naifnya ia mempertahankkan karena bayi yang dikandungnya itu.
Pernikahan yang dilandasi cinta saja bisa putus ditengah jalan apa lagi Angelica Prisilla dan Sergio Nalon Prayoga itu menikah bukan karena cinta melainkan karena malpraktek dari dokter yang tak bertanggungjawab itu membuat mereka terikat dari sebuah pernikahan.
Tapi apa salahnya jika Silla yang mencintai Nalon,haruskah silla memohon agar Nalon hanya mencintainya buka Asti mantan istrinya terdahulu itu.
Tidak ada niat Nalon mengejar atau menghentikan atau berkata agar hubungan mereka menjadi baik.Mengapa Nalon seperti ini.
Sementara dimobil sehabis belanja dengan Asti.Nalon hanya diam seperti hilang separuh napasnya sekarang.Dia merasa hampa tak berdaya ada sesal dihatinya dia hanya mampu seandainya dan seandainya aku bisa menahan Silla tadi. Hanya itu yang bergejolak dihatinya.
Dia juga sangat merindukan Judeo sang pewarisnya itu."sayang...,"Ucap Asti didalam mobil seketika lamunannya buyar entah melambung entah kemana.
"ii..., iya" seketika Nalon gugup
"Are you okey" ....,
Nalon membalas dengan senyuman kecutnya.
Dirumah Nalon sangat merenung dia gunda karena ucapan Silla dimall tadi.Mungkin kali ini Silla memang benar
Dia tidak membuat hati Silla selalu sakit tapi bagaimana Judeo,Nalon pikir ingin menyudahi permainan kucing-kucingan bersama Silla.
Kalau dia bercerai dengan Silla dia masih butuh Judeo anak yang selama ini dia tunggu-tunggu.
Bahkan Asti meninggalkannya karena Nalon tidak bisa memberi dia keturunan dan berselingkuh dengan Rangga sahabat seperjuangannya sendiri.
Mereka kalut dengan dunia mereka masing-masing Silla yang berpisah dengan Nalon dan Nalon demikian tapi dia terlalu egois untuk mendapatkan haknya sebagai Ayah Judeo.
Semalaman mereka berdua terjaga ditempat mereka masing-masing .Hingga subuh menjelang mereka tetap terjaga dari tidurnya. Akankah mereka sampai menunggu datangnya pagi.
Pagi tiba udara saat itu sangat mendung ya sesuailah dengan hati Silla saat itu.Tak ada semangat yang ia rasa.Mood semangat kerjanya seakan tiada lagi akibat pertemuannya dengan Nalon.
Orang yang selalu membuatnya patah hati.
Tapi Silla tetap harus bekerja apa lagi Silla hari ini menemani Rama untuk meeting dengan pak Ricart.
Jam kerja telah berlangsung,Silla bekerja seperti biasanya.Tapi tak ada niatnya sedikit pun.
Dia tampak lesuh dan menidurkan kepalanya diatas meja.Silla tidak tahu sedari tadi Rama mengawasinya dari dalam ruangannya.
"Sil,buat kan aku kopi" perintah Rama mengayunkan langkah kaki jenjangnya ke arah Silla.
Silla langsung berdiri lesuh ia melangkah ke pantry kopi yang ada dipojokan ruangan mereka.
"Gulanya berapa sendok pak?"
"Satu sendok aja Sill"
Silla dan Rama memang propesional saat bekerja kalau dikartor Silla akan hormat pada Rama sebaliknya Rama juga demikian
apa lagi Rama sudah diminta oleh Silla untuk menjauh darinya.
Silla tampak frustasi terlihat dari raut wajahnya yang tak semangat bekerja.
"Sil,gimana pertemuan kita sama pak Ricart nya?" Tanya Rama mencairkan suasana diamnya Silla.
Silla tersentak kagek oleh ucapan Rama padanya.
"Iiii.....iya Ram, ehk bapak...Rama?"
Ucap Silla tanpa arti sama sekali.
"Sil,kenapa kamu gak konsen deh Sil,seharusnya kamu fokuslah Sil" Ucap Rama mendengus duduk diatas meja Silla.
"iya pak,maafin saya pak,saya permisi ke toilet Dulu pak" Ucap Silla meninggal Ruangan Rama yang esklusif itu.
Silla kembali dari toilet dia menyediakan file untuk fersentasi nanti dengan pak Ricart.
Mereka berdua lagi-lagi pergi bersama membuat sebagian wanita iri pada Silla.Yang selalu bisa menarik atasannya itu.
Dimobil yang disetir Rama sendiri karena hari ini pak Bimo tidak masuk bekerja ia sakit.
"Kenapa sih dari tadi singel mome ini cemberut terus?" Tanya Rama menyentuh tangan Silla.Silla menoleh pada Rama penuh dengan arti dari tatapannya itu.
"Ram,kemaren aku bertemu dengan Nalon,Ram.....Tapi tak ada sedikit pun dia mencegah atau mempertahankan aku dan Judeo Ram,dia begitu mesrah dengan Asti mantan istrinya itu" Aduh Silla pada Rama dengan isak tangis hingga ia sesegukan.
Rama menoleh tapi ia masih tetap konsentrasi menyetir mobilnya.
"Aku hancur Ram,aku rasa ini sudah waktunya untuk membebaskan Nalon dari aku Ram" Lirih Silla.
Rama begitu perhatian pada Silla tangan Rama sedari tadi tidak terlepas.Rama menaruh tangan Silla tepat didadanya.
Pertemuan Rama dan Pak Ricart di cofee shop berlangsung baik,Silla fersentase juga dengan baik memang Silla bisa diandalkan.
Rama dan Silla makan Siang setelah bertemu dengan Pak Ricart .Silla tidak tahu kalau Nalon dan Asti juga disitu.
Pertemuan mereka berempat sungguh-sunggguh diluar nalar Silla.Nalon seperti tidak mengenalnya betapa Hancurnya perasaan Silla.
Rama tidak ingin mengajak Silla bicara didalan mobil.Terlihat Silla benar-benar hancur sakit sekali rasanya.Suaminya itu masih syah untuknya mengapa tak ada sedikit pun hati Nalon tersentuh saat Silla berjalan bersama dengan Rama.
Tak ada niatnya sedikit pun untuk mencegah atau menegur Silla bersama orang lain.
Satu minggu kemudian Silla menemui pengacaranya Silla memang sudah yakin untuk berpisah dengan Nalon.
Di persidangan Nalon tidak ingin mengabulkan keinginan Silla untuk berpisah.
Ada apa dengan Nalon dia masih ingin memperjuangkan Silla dengan alasan yang tepat demi anak sematawayang mereka.
Hakim dan penasehat pun demikian karena berpisah itu harus sama-sama mau.
Silla harus kembali kerumah Sergio Nalon Prayoga.Tapi bagaimana dengan Silla haruskah dia semakin Sakit lagi nantinya.
Dirumah Silla hanya diam dia memasukkan semua bajunya dikamar Judeo dia tidak ingin sekamar bersama orang yang selalu membuatnya sakit.
"Sil,kenapa kamu memindahkan pakaian kamu kekamar Judeo"
Silla hanya diam saja tak ada jawaban dari bibir manisnya itu.
Nalon tahu mungkin Silla masih kikuk karena Sudah dua bulan lamanya mereka tak bersama.
Silla hanya fokus demi anaknya dia tetap memperjuangkan Pernikahan yang tak ada artinya lagi.
Silla tahu ini adalah dosa mana mungkin pernikahan yang seperti ini bagai guci yang sudah pecah walau dilem, dilekatkan kembali pasti masih tampak pecah terlihat dari goretan yang sudah retak.
Air mata Silla tak henti-henti berkaca-kaca,setiap melihat Nalon hanya tangisannya yang datang.Bagi Silla ini terlalu sadis untuknya.
Nalon tetap seperti itu terlalu sadis cara Nalon memperlakukan Silla.
"Mas ,,,,,aku sakit banget kamu buat,aku mau pisah kenapa kamu gak wujudkan itu semua.
Bebaskan aku sekarang juga," isak tangis Silla histeris.
"Sil,aku menikahi kamu karena Judeo,dan memperjuangkan kamu juga Karena Judeo Sil,jadi ga usah bahas ini lagi" Ucap Nalon melangkah kearah kamar.
Silla menghampiri Nalon kekamar,
"Aku mau kita ceraaiii"
Nalon meraih pundak ramping Silla dan menggenggam dengan erat.Silla meringis kesakitan.
"Kamu menyakitin aku Lon" Lirih Silla
Nalon mendaratkan ciuman tepat dibibir tipis Silla,Silla menolaknya mentah-mentah.
Dengan menjauhi pandangannya dari Nalon.
"Kamu itu masih istri aku yang sah Sil"
Bersambung...