Mengapa setiap ucapan Silla selalu membuat Nalon kecewa dengannya.Tapi sebenarnya memang itu kenyataannya.Silla tidak pernah bahagia...
Mana ada perempuan yang bahagia jika suami membagi cintanya pada wanita lain yang tidak jauh dari mantan istrinya sendiri.
Silla itu memang perempuan yang kuat demi anak semata wayangnya ia rela untuk Rujuk kembali dengan Suaminya itu.
Dia melupakan egonya,kalau dilihat Nalon hanya mencoba mencintainya tapi tidak mencintai Silla dengan tulus.Ada apa??... Begitu sulit kah Nalon mencintai Silla.Selain fisik dia tidak kalah dengan Asti.
Dia jauh lebih cantik,kalau Soal kesetiaan, bagaimana hati Silla yang sudah pecah berkeping-keping tetap akan utuh kembali saat ia ingin mempertahankan Nalon yang akan menjadi suaminya hingga ia menua nanti.
Tapi inilah cinta,mungkin kenangan manis antara Nalon dan Asti begitu indah yang tidak bisa mudah untuk dilupakannya.
Ironis sekali hubungan diantara mereka ini.Sangat sulit untuk disatukan cinta Silla tidak akan pernah salah.
Silla tahu ini terlalu egois untuknya karena Silla menginginkan Nalon seutuhnya mencintainya bukan untuk tameng antara Nalon Dan Asti.
"Mas, apa kah aku terlalu egois mencintai kamu,??.....Kalau kamu tidak sanggup membuat aku bahagia tolong lepaskan aku.Aku berhak bahagia Mas .Aku bukan plubik figur yang bisa memerankan peran kegembira dan kebahagia walau kenyataannya begitu pahit hingga aku tidak mampu mengecapnya"Silla tertati menangisi hubungannya dengan Nalon seperti bola api yang tidak mungkin bisa padam karena Nalon terus menyiraminya dengan minyak.
"Beri aku waktu,Sil.....aku memang laki-laki yang naif"
"Kapan??" pertanyaan Silla mengharap suatu jawaban
"Aku memang istri kamu dan ibu dari anak kamu....Tapi Aku bukan wanita yang kamu cintai" Silla tertatih sesak didadanya begitu dalam.
"Ajari aku mencintai kamu Sil...." Nalon memeluk Silla dari belakang dia mengeratkan pelukannya yang begitu nafsu.
Hingga mampu membuat Silla terpejam dengan penuh kenikmatan.
"Wangi tubuhmu masih tetap yang sama,dan lekuk tubuhmu juga masih yang sama ijinkan aku tetap seperti ini Sil" Napas Nalon seperti gemuruh ombak yang sangat kencang.
"Aku lagi....t_tidak Inginkan itu semua" Silla seakan sadar dan melepaskan erat tangan Nalon yang mengepal tubuh rampingnya itu.
"Apa aku tidak boleh memasukimu,aku ini masih kan suami kamu!"
"Bercinta tanpa cinta sama saja aku seperti baby sugar untuk kamu!? Aku memang sangat menginginkan itu semua tapi aku merasa asing untuk mu" Ucap Silla
"Kita lupakan ini semua Sil,bantu aku..."Nalon tertatih
Dengan menangis Silla menujunya dan memeluk erat suami yang telah memberi dia seorang anak itu.Dengan pelukan Silla tahu apa keinginan Nalon.Tidak ada salahnya baginya karena ia juga menginginkannya.
Kali ini Silla lebih aktif dia mendaratkan ciuman khasnya yang penuh fantasi itu membuat Nalon seakan tidak percaya istri lugunya itu menginginkannya.
Nalon melahap habis bibir ranum Silla itu.Sedikit bergeming dipelupuk pemikiran Silla saat ciumannya bersama Rama dikantor beberapa waktu lalu.
Tapi dia membuyarkan pemikirannya tentang Rama dan dia sangat menikmati setiap sentuhan yang diberikan Nalon kepadanya.
Nalon sangat buas memperlakukan Silla..membuat silla mengeluarkan erangan yang sangat liar itu.Nalon melucuti satu persatu baju yang ia kenakan dan Silla.
Hembusan napasnya Yang kasar membuat bukit kembar Sillla memacung sempurna.Nalon memilin dan sesekali menj*lat setiap lekukat bukit kembarnya itu.Dia meremas pelan dengan penuh sensasi.Permainan Silla memang standar selama ini.Tapi tidak malam itu,mereka seperti sudah haus akan nafsu dunianya.
Nalon menghentak pelan tapi pasti hingga ia mengatur ritmenya secara teratur.Bercinta memang melelahkan tapi itu adalah kebutuhan.Mereka berdua memang sangat Ribut sekali malam itu entah berapa kali mereka berpacu hingga berapa adegan yang mereka buat.Hingga mereka berdua tertidur dengan puas dan lelah.
Pagi itu cuacanya sangat cerah mereka tampak bangun dan mandi bersama.Didalam bathtub Silla menyabuni tubuhnya yang banyak jejak dibuat oleh Nalon semalam.Nalon tersenyum dan memeluk Silla dari belakang dan mencium pucuk rambut Silla yang basah.Selesai mandi mereka kembali kekamar dan hendak memakai baju resminya karena hari mereka akan bekerja.
Tapi sikap Nalon yang selalu memancing Silla yang begitu menggoda itu.Tanpa aba-aba Menggendong Silla keranjang yang masih berantakan atas perbuatan mereka semalam.
Silla tersenyum dan mengerti maksud Nalon."Kenapa kurang..." Ucap Silla mencium kilat bibir suaminya itu.Nalon langsung menyergap bibir istrinya itu yang penuh dengan sensasi..
Lagi-lagi percintaan mereka kabulkan tapi kali ini hanya singkat tapi mereka masih bisa menikmatinya.Mereka kembali kekamar mandi kali ini hanya diguyur dibawah shower.
Mereka tengah siap-siap karena akan kekantor mereka masing-masing.
"Sini biar aku pasangkan dasimu" Silla mengambil dasi itu dari tangan Nalon dan memasangkannya."Sil bisa kah aku minta sesuatu dari kamu" Ucap Nalon datar.
"Kurang.....!!!" Ujar Silla centil menggantungkan tangan nya dileher suaminya itu.
"Berhentilah bekerja jadi istri dan ibu yang baik saja lah "
Silla tersenyum dengan khasknya
Mereka sarapan bersama Dia juga sudah memompa beberapa botol susu untuk Judeo.Kali ini Silla diantar oleh suaminya kekantor.
Dimobil mereka tengah bercanda disela-sela Nalon menyetir mobilnya itu.Nalon seakan tertawa lepas saat Silla berkata" Mas, kira-kira perbuatan kamu semalam membuat aku hamil ga ya" Ucap Silla lugu.
"Kenapa kalau kamu hamil....,"
"Jangan dulu lah Mas,,,,paling tidak tunggu Judeo SMA atau kuliah."
Nalon seakan menghentikan laju mobilnya karena ia sangat terkejut.
"Kenapa Mas,,,ada yang salah?..."
"Kalau itu terlalu lama lah Sil,paling tidak dua atau empat tahun lah kita kasih Judeo adik" Saran Nalon.
"Berarti sore ini kita kedokter aja dech mas,aku ga mau kalau aku hamil secepat ini karena tiga hari ini masa subur aku Mas"
"Kalau kamu hamil juga ga papa dong sayang....! kan kamu punya suami yang ganteng kayak aku" Ujar Nalon seadanya dengan senyuman Hasnya membuat gigi putih yang rata tersusun rapih itu terlihat.
Silla mencubit ringan pinggang Nalon.Nalon tertawa lepas .
Dikantor Silla tampak bersemangat dia menyapa setiap bertemu dengan stafnya.Dan Rama Silla melangkah pasti menuju ruangan Rama sedikit berlari ia menghampirinya.
Tapi dia mengawasi setiap ruangan esklusif itu masih tetap kosong,mungkin Rama belum datang.Ada apa dengan Silla seakan ingin memberitahu kebahagian yang ia rasakan bersama Nalon.
Mengapa Silla tidak peka dengan nyata perasaan Rama padanya itu.
Silla kembali menuju Ruangannya dan menyalakan Laptop kerjanya.dan mengetik dengan jemari lentiknya itu.
Rama yang baru datang menyapanya dengan mengucap salam seperti biasanya. Tapi entah apa yang membuat Silla bangkit dan memeluk Rama dengan penuh kegembiraannya sehingga ia tidak mengawasi orang disekitarnya.Ada batu kerikil seakan melempari Rama saat itu karena ia benar-benar Silla memeluknya dengan penuh kegembiraan.
"Ada apa,Sill?"
"Aku akan belajar menerimanya kembali Rama" Ucap Silla bahagia.
Bersambung.....