Tanpa terasa, satu bulan sudah Ruby hidup di alam baka, dia menjalani hidupnya sebagai hantu penuh engan suka cita. Tak lagi ingat, seperti apa rasanya galau merindukan kedatangan seseorang yang ia cintai seperti yang ia rasakan di alam manusia.
Di sini, selain berkumpul dengan orang yang dia cintai sejak dia masih hidup di bumi, dia juga memiliki kedua orang tua asuh yang juga dari bangsa hantu tentunya, sangat baik dan perhatian, serta teman yang rupa-rupa warnanya.
Harusnya sih, teman terbaiknya adalah Merly, si bocah yang usianya sudah puluhan tahun, namun jika di alam manusia dia seperti anak berusia tujuh tahun, masih lugu, polos dan terkadang menggemaskan. Walau, banyaknya sih menjengkelkan.
Suatu sore, Ruby melihat sebuah bunga yang indah di sisi taman. Ia ingat betul, semenjak tinggal di sini, Rizky tidak pernah lagi memberinya hadiah berupa bunga-bunga indah seperti saat ia masih berada di alam manusia dulu. Gadis hantu itu tersenyum seorang diri, kemudian beranjak untuk mengambil bunga tersebut. Namun, saat ia hendak meraih bunga berwarna merah hati itu, tiba-tiba sepasang tangan yang tak nampak badannya mendorong dirinya hingga jatuh terperosot jurang. Tapi, dia tidak berada di dalam jurang saat ini. Tapi, di sebuah tempat yang mirip dengan hutan.
"Di mana aku ini? Tolong!" teriaknya. Namun, tidak ada satu mahluk pun yang menyahut. Cukup lama dia terperangkap di tempat mengerikan tersebut. Dia sendiri seorang hantu. Tapi, bisa takut dengan hal-hal seperti itu.
"Rizky… tolong aku! Aku di mana ini? Kenapa tempatnya menyeramkan sekali? Aku takut, ya Tuhan… tolong aku, kembalikan aku ke tempatku semula," gumamnya sambil mulai terisak. Sampai hari mulai gelap pun, juga tidak ada satu pun yang datang untuk menolongnya, Rizky, Lyli, dan kedua orangtua di alam hantunya juga taka da yang datang sampai sebuah suara lantang dan menyeramkan terdengar,
"Hey, siapa kau? Dari bau tubuhnya, kau sepertinya bukan dari bangsa kami. Berani sekali memasuki wilayah kami tanpa izin?"
'Ah, apa itu?' batin gadis itu kemudian ia berusaha untuk mencari persembunyian. Namun, nampaknya itu sia-sia saja. sosok berbentuk ular raksasa itu berhasil menemukannya. Tidak hanya itu, bahkan, ebagian dari tubuhnya juga telah melilit tubuh rampingnya yang nyaris pingsan karena ketakutaan. Sebab, selama dia hidup, belum pernah sekalipun menjumpai ular sebesar itu.
"Siapa, kau? Kenapa tanpa izin bisa memasuki wilayah kekuasaan Siluman? Apakah kau mata-mata dari kelompokmu, datang ke mari mencari titik kelemahan kami, dan merebut tempat, ini, hehm? Mimpi!" ucap Ular besar itu.
Ruby tak sempat merasa kagum dengan ullar yang melilit tubuhnya itu ternyata bisa bicara, dia melilit kian kencang seolah tubuhnya terasa remuk saja.
****
"Ruby! Ruby! Di mana kau? Ruby!" suara hantu, yang berasal dari arwah orang mati pada memanggili nama Ruby yang di duga hilang. Sudah tiga hari pencarian namun gadis itu tak juga di temukan. Semua mencari ke seluruh tempat dan sudut. Tak terkecuali Rizky. Tapi, hasilnya nihil.
"Apakah Ruby sudah ditemukan?" tanya sang ayah pada anak-anaknya.
"Kami sama sekali belum menemukannya, Ayah," jawab Rizky dengan muka tertunduk dan muram. Ia sangat khawatir akan keadaan gadis malang itu. bagaimana bisa tiba-tiba ia menghilang begitu. padahal, sebelumnya jika ingin keluar area rumah yang maha luas ini dia selalu datang padanya untuk menemani. Berasumsi diculik rasanya juga tak mungkin.
Seorang wanita berambut panjang, mengenakan dress hitam menunduk, diam-diam ia tersenyum puas.
"Lily, apakah kau tahu keberadaan Ruby?" tanya sang ibu tiba-tiba. Membuat gadis itu tersentak kaget.
"Eh, tentu saja tidak, Bu. Saya sama sekali tidak tahu."
"Maaf, jika menyela dan tidak sopan. Bukankah selama dia di sini kau yang ditunjuk ibu untuk menjaga dan selalu menemaninya?" sela Rizky pada Lily. Rupanya, pria itu mulai curiga. Namun, dia tidak ada bukti jika harus menuduh. Tuduhan kosong, sama halnya memberi kesempatan dirinya tak lagi dipercaya oleh siapapun termasuk ayah dan ibu.
"Iya, Riz. Ibu dan ayah memang menunjukku agar selalu menemaninya. Tapi, kami berdua jua memiliki yang Namanya privacy, bukan? Ada kalanya pula dis sendiri, menikmati apa yang ingin dinikmati. Aku dan dia juga tidak terlahir kembar yang harus ke mana saja selalu bersama."
Rizky hanya diam. Tapi, dia tak yakin atas pengakuan gadis licik itu. karena, sebelumnya dia juga sudah pernah menjebak Ruby.
"Ayah, Bunda! Ada tamu di luar sana yang ingin bertemu dengan kalian," jawab seorang bocah kecil. Dia adalah anak perempuan jika di alam manusia mungkin usianya sekitar enam tahunan, wajahnya putih, cantik dan pipinya juga cuby. Datang tergopoh dari luar dan mengatakan kalau ada sosok yang mencari kedua orangtua asuh mereka.