Chereads / Xiaoyao, Si Phoenix Yang Tak Terkendali / Chapter 4 - Musuh Dari Musuh Adalah Teman

Chapter 4 - Musuh Dari Musuh Adalah Teman

"Bagaimana keadaan Panglima Tertinggi sekarang?" Ning Xiaoyao memilih pertanyaan paling aman untuk ditanyakan pada orang yang berada di hadapannya. Tak perduli benar atau tidak Panglima Tertinggi telah diperlakukan dengan tidak layak, tak seorangpun akan dapat membaca maksud Ning Xiaoyao lewat pertanyaan ini.

Dayang Istana yang berdiri di dekat Ning Xiaoyao tampak masih sangat muda. Begitu mendengar pertanyaan ini, dengan sikap hormat ia menjawab, " Yang Mulia, Lou Zigui telah berada di tempat eksekusi."

Ning Xiaoyao mencengkeram bantalan kursi yang di dudukinya dengan kuku-kuku jarinya. Kata-kata ini mengungkapkan 2 informasi. Satu, bahwa Panglima Tertinggi bernama Lou Zigui dan dua, bahwa Panglima Tertinggi Lou telah berada di tempat eksekusi.

"Si bodoh itu masih banyak bicara saja!" Si kucing kuning gemuk menangis. "Xie peyot itu menjatuhkan hukuman mati dengan seribu sayatan pada Panglima Tertinggi. Saat ini mungkin sudah tidak ada daging yang tersisa di tubuhnya!"

Ning Xiaoyao melompat dari kursinya. Tidak bisa begini, ia harus melakukan sesuatu! Si Pembimbing Agung tua bangka itu berasal dari keluarga yang sama dengan Janda Permaisuri, sehingga saat ini ia pasti bukan sedang bekerja untuk membantu Kaisar. Dalam hal ini Ning Xiaoyao meyakini bahwa orang yang ingin dibunuh oleh Pembimbing Agung adalah temannya karena, secara logika musuh dari musuhnya adalah teman.

"Aku ingin pergi ke tempat eksekusi!" Dengan nyaring Ning Xiaoyao menyampaikan maksudnya. Bukan hanya manusia yang ada dalam ruangan itu saja yang merasa terkejut, kucing-kucing di atas pohon juga sampai tertegun. Kenapa sih dengan orang ini?

Ketika ia melihat bahwa tidak ada satupun orang yang menjawabnya, Ning Xiaoyao berjalan menuju pintu. Jika tidak ada satupun yang akan ikut, maka ia bisa menanyakan arah pada orang yang ditemuinya di jalan. Tapi kemudian semua dayang dan kasim kerajaan buru-buru menghalangi jalannya.

"Yang Mulia, tempat eksekusi adalah tempat yang berdarah. Tubuh naga anda begitu berharga, bagaimana mungkin anda pergi kesana?"

Ning Xiaoyao menjawab,

"Aku tidak takut darah." Bagaimana mungkin orang yang berasal dari masa menjelang kiamat takut pada darah? Ketika Zombie berkeliaran, yang berhamburan kemana-mana bukan hanya sekedar darah, tapi juga organ dalam tubuh!

Para dayang merentangkan tangan mereka dan nada suara mereka menjadi kaku.

"Yang Mulia, apa anda sudah lupa pada permohonan Janda Permaisuri yang terhormat?"

"Meong," Kucing hitam di lur jendela berbicara kembali. "Kaisar seperti dia lebih baik mati saja! Mati! Mati!"

"…." Ning Xiaoyao tetap diam.

"Jika Yang Mulia sangat ingin meninggalkan istana, kenapa tidak bertanya pada Janda Permaisuri?" Seorang dayang menyarankan. (Indo tl : Memangnya yang Kaisar siapa sih? Dasar Dayang geblek!)

Ning Xiaoyao tidak lagi berbicara. Apa gunanya melawan pengikut Janda Permaisuri? Ia mengangkat tangan dan mendorong si dayang ke samping. Pada akhirnya ia adalah spesies yang telah berevolusi. Walau tanpa bantuan siapapun, dorongan dari Ning xiaoyao mampu melemparkan si dayang sehingga terjatuh ke luar pintu. Semua orang menjadi sangat terkejut. Bukankah mereka bilang Yang Mulia tidak pernah belajar seni beladiri sebelumnya? Mengambil kesempatan saat semua orang terbengong-bengong, Ning Xiaoyao berlari keluar ruangan, hanya untuk dibuat tertegun oleh pemandangan di hadapannya.

Saat itu adalah siang hari di bulan April, waktu ketika bunga Azalea dan Chamei (Eng tl : Rhododenron dan Rubus Coronarius) sedang bermekaran, memenuhi udara dengan wangi yang bagaikan mimpi. (Indo tl: er… entahlah)

Halaman yang tak berujung yang terbentang seluas mata memandang dipenuhi oleh Azalea yang bermekaran. Sementara itu pohon Chamei berbunga di sisinya. Seluruh halaman dipenuhi oleh wangi Chamei. Ning Xiaoyao lahir di dunia dimana langit berwarna kelabu dan daratan telah mengering, serta Zombie berkeliaran dengan bebas di akhir zaman. Dunia di hadapannya saat ini tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"Ya… ya Tuhanku!" Ning Xiaoyao terpana memandang taman bunga tersebut dan hampir menangis. Ayolah! Beginilah seharusnya jenis dunia yang ditinggali manusia!

"Yang Mulia!" Suara seorang wanita tiba-tiba berteriak memanggil. "Dayang anda ini memohon agar Yang Mulia menghentikan langkah anda!"

Akibat teriakan itu, Ning Xiaoyao tersadar dan melihat beberapa kasim berlarian kearahnya dari arah yang berlawanan. Karena dia tidak ingin memulai pertempuran berdarah tepat pada saat ia baru saja sampai di dunia ini, Ning xiaoyao melompat naik keatas pagar. Pagar itu berada setinggi 2 meter dari atas permukaan tanah, namun berjalan diatasnya bagi Ning xiaoyao sama saja mudahnya dengan berjalan di atas tanah datar.

"Ah, Yang Mulia!"

"Cepat lapor kepada Janda Permaisuri yang terhormat!"

"Yang Mulia kabur…"

Teriakan-teriakan di belakangnya berubah menjadi kekacauan. Semakin keras suaranya, semakin cepat Ning Xiaoyao berlari. Lebih baik dia menyelamatkan orang itu dulu dan mengkhawatirkan tentang akibatnya kemudian.

Sekelompok orang bergegas memasuki pintu halaman. Sepertinya mereka berniat untuk menghalangi jalannya, jadi Ning Xiaoyao berputar dengan tumitnya untuk berlari ke sudut dinding, lalu menggunakan tangan dan kakinya untuk merayap layaknya seekor tokek. Di depan mata semua orang, sang penguasa terbaru melompati tembok dan melarikan diri.