Chereads / Xiaoyao, Si Phoenix Yang Tak Terkendali / Chapter 7 - Pembimbing Agung, Kau Harus Menolongku!

Chapter 7 - Pembimbing Agung, Kau Harus Menolongku!

Ning Xiaoyao juga dikejutkan oleh sentimen publik. Selama kiamat, zombie adalah musuh publik nomor 1. Tapi ia tidak pernah menyangka bahwa manusia lain bisa menjadi musuh publik juga. Apaan sih? Apakah orang ini bermain-main dengan virus zombie atau yang semacamnya? (Author: Bangun kamu! Tidak ada zombie di dunia ini. Gimana sih!)

Tiba-tiba, beberapa rakyat yang marah bergegas naik ke atas panggung eksekusi. Para penjaga pasti telah diberi instruksi terlebih dahulu oleh atasannya karena yang mereka lakukan hanya berpura-pura menahan massa sebelum kemudian mengijinkan mereka untuk menyerbu Lou Zigui. Mereka mengerumuni Lou Zigui dan membuka mulut mereka lebar-lebar untuk memakan Lou Zigui hidup-hidup.

Fang Tang berteriak dan terjun kekerumunan, bergegas menuju panggung eksekusi. Beberapa pejabat tinggi militer yang datang bersamanya mengikuti di belakangnya. Mata mereka merah saat mereka menyerbu kerumunan tersebut. Membayangkan sesuatu dalam kepala berbeda dengan melihat secara langsung. Sebelumnya mereka mampu menahan diri dengan cara memikirkan keluarga, namun sekarang, melihat Lou Zigui hendak dimakan hidup-hidup, mereka yang berjuang bersamanya di medan pertempuran tidak lagi tahan hanya menjadi spektator.

Fang Tang menginjak dan menendang sepanjang jalan menuju ke panggung eksekusi. Mulutnya terus berteriak, "Untuk Panglima Tertinggi!" ketika para penjaga di panggung eksekusi berusaha menghalanginya. Para pejabat di panggung seberang menjadi cemas ketika mereka melihat perjuangan Fang Tang dan teman-temannya adu jotos dengan anak buahnya komandan infantri Sembilan gerbang. (Eng tl: Komandan Infantri Sembilan gerbang adalah salah satu gelar militer di masa kekaisaran tiongkok. Orang dengan gelar ini bertugas untuk mengawasi dan menjaga Sembilan gerbang ibukota kekaisaran.) Wajah Pembimbing Agung juga tampak terheran-heran, namun ia tersenyum dingin dalam hati. Ia telah memerintahkan pengawal istana untuk mengijinkan Fang Tang menyerbu istana hanya agar ia dapat menyudutkan pengikut setia Lou Zigui ke jalan buntu. Sekarang ketika mereka datang untuk menyambut kematian mereka sendiri, mengapa ia harus menolong mereka?

Ning Xiaoyao yang melihat makin banyak orang yang menyerbu untuk memotong dan menggigit Panglima Tertinggi Lou jadi merasa agak tidak berdaya. Memang sebesar apa sih permusuhan mereka? Namun ia segera menjadi tenang kembali. Kanibalisme bukanlah masalah besar. Pada masa menjelang kiamat, terdapat banyak zombie yang memakan daging manusia setiap hari. Ia melompat-lompat diatas tumitnya agar dapat melihat ke arah panggung penonton dan menemukan laki-laki tua berambut putih dengan jenggot panjang duduk di atas kursi tepat di tengah panggung.

"Apakah itu Pembimbing Agung?" Ning Xiaoyao bertanya pada salah satu jenderal yang masih berdiri di sampingnya. Jendral tersebut masih terkurung dalam kesedihan dan kemarahan ketika ia memandang ke arah mana jari Ning Xiaoyao menunjuk. Di otaknya tidak lagi memiliki tempat untuk berpikir mengapa Yang Mulia tidak dapat mengenali Pembimbing Agung dan mengangguk untuk mengkonfirmasi kata-kata Ning Xiaoyao.

"Benar."

Ning Xiaoyao mengangguk dan melangkah maju memasuki kerumunan. Dengan kekuatannya sangatlah mudah untuk membuka jalan melalui kerumunan orang-orang yang menghalangi. Jenderal yang bersamanya merasakan harapan dalam hatinya berkembang ketika melihat Ning Xiaoyao melangkah menuju panggung eksekusi. Yang Mulia sungguh-sungguh bermaksud menyelamatkan Panglima Tertinggi!

Ketika Ning Xiaoyao mencapai panggung eksekusi, ia tiba-tiba menemukan sebuah masalah. Apa yang harus ia lakukan bila Pembimbing Agung menyangkal identitasnya saat ia mencoba melakukan penyelamatan? Jika Pembimbing Agung dan Janda Permaisuri bisa menyamarkannya sebagai lelaki agar bisa berpura-pura menjadi kaisar, mereka juga bisa menemukan pria lain untuk berpura-berpura menjadi dirinya. Berpikir mengenai ini, Ning Xiaoyao menyadari bahwa ia harus menggunakan kepalanya.

"Yang Mulia!" Jenderal yang ada di belakangnya berteriak memanggil.

Ning Xiaoyao menepuk keningnya sebelum tiba-tiba memegang tangan sang jenderal dan melingkarkan tangan tersebut ke lehernya. Kemudian setelah berdiri menghadap panggung pandang, Ning xiaoyao berteriak sekuat tenaga,

"Pembimbing Agung, tolong aku!"

Ning Xiaoyao menggunakan seluruh suaranya untuk berteriak diantara kerumunan, mendiamkan massa yang masih sibuk memaki-maki. Ketika Pembimbing Agung melihat bahwa Ning Xiaoyao sedang 'disandera', ia melompat berdiri dari kursinya.

"Anak buahnya Lou Zigui ingin membunuhku!" Ning Xiaoyao terus berteriak.

Bahkan orang yang berasal dari masa menjelang kiamat memahami bahwa mencoba membunuh kaisar adalah kejahatan yang serius. Setelah melihat betapa inginnya Pembimbing Agung membunuh Lou Zigui, Ning Xiaoyao dapat menilai dari sudut pandang psikologi bahwa laki-laki tua itu pasti sangat membenci nyali Panglima Tertinggi. Dengan kebencian yang begitu besar, ia mungkin tidak keberatan untuk menambah dakwaan baru pada Panglima Tertinggi. Ini adalah alasan dibalik memukuli kuda mati. (indo tl: Mungkin ini adalah sejenis pribahasa cina. Sayapun tidak mengerti.)

Sebagaimana yang diduga, Pembimbing Agung berlari ke ujung panggung pandang segera setelah ia mendengar suara Ning Xiaoyao yang mengklaim bahwa Lou Zigui mencoba membunuhnya. Ia memandang lekat-lekat pada Ning Xiaoyao sebelum ekspresinya memucat akibat rasa takut. Kelihatannya ia hampir pingsan. Lututnya menyerah sehingga ia berlutut di atas panggung pandang sambil berteriak,

"Yang Mulia, itu Yang Mulia. Tolong, tolong sang Kaisar! Cepat tolong dia!"

Fang Tang kehilangan harapan. Mereka telah diakali. Ning Xiaoyao berteriak.

"Pembimbing Agung!"

"Yang Mulia, jangan takut. Hambamu ada disini!" Jawab Pembimbing Agung.

Ning Xiaoyao berteriak lagi,

"Pembimbing Agung, kau harus menyelamatkanku!"

"Yang Mulia jangan takut. Hambamu ini pasti akan menyelamatkanmu!" Jawab Pembimbing Agung.

Dalam hati Ning Xiaoyao, versi kecil dirinya saat ini sedang menunjukkan tanda 'V' dengan jarinya. Ini cukup. Si peyot itu sudah mengenalinya sebagai sang Kaisar, dia sungguh gadis yang pintar.