Pembimbing Agung Xie berjalan cepat menuju panggung eksekusi dan berseru,
"Yang Mulia?"
Ning Xiaoyao berbalik menghadap Pembimbing Agung Xie. Ia tidak memiliki perasaan yang bagus terhadap orang yang akan memastikan kematiannya dimasa depan, jadi ia berkata,
"Pembimbing Agung, mari hentikan eksekusi ini sampai disini."
Pembimbing Agung Xie hampir menjadi bodoh karena marah pada kata-kata Ning Xiaoyao. Untuk bisa membawa Lou Zigui ke panggung eksekusi ini ia sudah menghabiskan tenaga mental dan fisik yang tiada henti. Sekarang ini harus dihentikan hanya karena kau ingin ini berhenti?
"Yang Mulia, ini berkaitan dengan urusan nasional." Katanya.
Ning Xiaoyao hanya menjawab,
"Aku tahu ini masalah nasional. Memangnya Kaisar seperti aku tidak berhak menentukan masalah ini?"
Pembimbing Agung Xie cepat-cepat menjawab,
"Yang Mulia, ampuni hamba. Hamba sudah salah bicara."
"Tidak apa-apa." Ning Xiaoyao sangat berpikiran terbuka. "Biar bagaimanapun kau adalah kakekku. Kau bahkan boleh mengutukku kalau kau mau."
"Hamba tidak berani." Pembimbing Agung Xie hanya dapat mengatakan hal itu.
"Suruh yang lain mundur." Kata Ning Xiaoyao. "Aku akan membawa Panglima Tertinggi pergi bersamaku."
"Yang Mulia!" Nada suara Pembimbing Agung Xie berubah serius saat ia berteriak pada Ning Xiaoyao.
Jika ia adalah Ning Yu, maka ia akan mengerti bahwa itu adalah tanda Pembimbing Agung Xia akan kehilangan kesabarannya. Tapi Ning Xiaoyao tidak tahu itu. Bahkan jika ia tahupun, ia tidak akan pernah merasa takut pada Pembimbing Agung Xie.
"Kalian semua tunggu disini." Ning Xiaoyao berkata pada Lou Zigui dan anak buahnya. "Aku akan berbincang-bincang sebentar dengan Pembimbing Agung. Anak muda," Ia menunjukkan jarinya pada Fang Tang, "Hati-hati dengan panah. Lindungi Panglima Tertinggi dengan baik."
Fang Tang memposisikan pedangnya horizontal saat ia berdiri di depan Lou Zigui. Sementara itu, Ning Xiaoyao berjalan menuju Pembimbing Agung yang tidak menunggu Ning Xiaoyao untuk berbicara terlebih dahulu sebelum ia berkata,
"Yang Mulia, apakah anda tahu apa yang anda lakukan?!"
"Aku tahu." Kata Ning Xiaoyao. "Panglima Tertinggi telah difitnah."
"Jangan dengarkan desas-desus dari Fang Tang dan para prajurit itu!"Pembimbing Agung segera berkata.
"Mana Buktinya?" Tanya Ning Xiaoyao.
"Ada surat yang merinci transaksi antara penjahat dan istana kerajaan Hu Utara." Kata Pembimbing Agung.
"Oh," Kata Ning Xiaoyao. "Darimana kau mendapatkannya?"
"Tentu saja dari Istana Kerajaan Hu Utara." Jawab Pembimbing Agung Xie.
"Lalu bagaimana kau tahu bahwa Hu Utara tidak sedang mencoba menabur perselisihan?" Tanya Ning Xiaoyao. "Seberapa sulit sih menyalin tulisan tangan seseorang? Demi beberapa surat yang tidak jelas, engkau menghasut masyarakat untuk memakan daging manusia?"
"…." Pembimbing Agung Xie tidak bisa berkata-kata. Kata-kata cucu perempuannya ini dimulai dengan kalimat-kalimat yang logis, namun mengapa kata-kata terakhirnya menjadi sama sekali tidak masuk akal?"
"Kau akan melepaskannya atau tidak?" Tanya Ning Xiaoyao.
"Jika hamba tidak berani melakukan bagaimana?" Balas Pembimbing Agung Xie.
Ning Xiaoyao melirik lautan manusia di bawah panggung sebelum ia mengangkat bahunya.
"Kalau begitu aku akan melepas pakaianku."
"Pembimbing Agung Xie terhuyung mundur beberapa langkah, tampak seolah-olah baru saja melihat hantu.
"Aku akan menghitung sampai 3 untuk jawabanmu." Kata Ning Xiaoyao. Pria itu telah memaksanya untuk mengambil langkah tegas, jadi ia akan melakukannya, Memangnya kenapa kalau ia melepaskan pakaiannya disitu? Di zaman menjelang kiamat, pria dan wanita dapat tidur dimanapun bila mereka menemukan pasangan yan menyenangkan. Selain itu ia tidak perlu sampai telanjang hanya untuk mengungkapkan jenis kelaminnya sebagai perempuan.
"Kau…"
"Satu."
"Kau tidak bisa…"
"Dua."
"Yang Mulia!"
"Tiga."
"Yang Mulia!" Pembimbing Agung Xie menangis.
Ning Xiaoyao membuka kancingnya.
Pembimbing Agung Xie tidak pernah mengira bahwa akan datang hari ketika Ning Yu membuatnya tidak tahu harus berbuat apa. Ia yang mengendarai harimau kesulitan untuk turun (indo tl: sepertinya sebuah idiom tapi saya juga tidak paham… :-D ) Jika semua orang tahu bahwa Ning Yu adalah wanita, maka semua orang akan tahu bahwa klan Xie telah melakukan kejahatan menipu. Mereka akan mati tanpa pemakaman.
"Kamu juga akan mati!" Pembimbing Agung mengingatkan Ning Xiaoyao.
Ning Xiaoyao terus membuka kancing-kancingnya. Ia sudah pernah mati sekali, memang kenapa kalau harus mati lagi? Semua orang menyaksikan dengan bingung saat Ning Xiaoyao melepaskan pakaiannya sendiri. Bahkan yang terpintar diantara mereka tidak bisa menebak apa yang sedang ia lakukan.
"Baiklah." Pembimbing Agung Xie mengucapkan kalimat itu diantara giginya yang terkatup saat ia melihat Ning Xiaoyao telah membuka semua kancing dan sedang bersiap untuk melepaskan ikat pinggangnya.
Ning Xiaoyao menghentikan gerakan tangannya dan memandang Pembimbing Agung Xie dengan curiga.
"Kau tidak bohong kan?"
Pembimbing Agung Xie tidak menjawab, namun 2 orang pengawal pribadi kaisar muncul dari belakangnya untuk berdiri di sisi Ning Xiaoyao.
"Lindungi Yang Mulia dan kawal ia kembali ke Istana."
Cih!
Ning Xiaoyao tahu bahwa orang tua ini tidak mudah untuk dihadapi! Ia mengulurkan tangannya dan merobek jubah luarnya menjadi 2 sebelum potongannya jatuh ke panggung.
"Tahan!" Pembimbing Agung Xie buru-buru memanggil kedua penjaga ketika ia melihat Ning Xiaoyao akan merobek jubah dalamnya.
"Lepaskan dia." Ning Xiaoyao mengancam. "Atau aku akan telanjang!"