Dengan lambaian tangannya, Pembimbing Agung Xie mengusir pergi 2 pengawal di belakang Ning Xiaoyao. Walaupun Ning Xiaoyao tidak mempublikasikan niatnya, itu tetap saja efektif dalam melawan Pembimbing Agung Xie. Klan Xie telah mencuri naga dengan menggerakkan angin ketika menempatkan wanita di singgasana kekaisaran. Kejahatan seperti ini bukan sesuatu yang boleh diungkap. Tidak perlu sampai masyarakat menuntut mereka untuk mati, ada sejumlah pangeran di istana yang akan memakan keluarga mereka hidup-hidup.
Ning Xiaoyao tidak mempercayai etika Pembimbing Agung Xia dan berkata,
"Jangan berbohong padaku lagi, atau aku akan tetap membuka bajuku."
"Kau," Pembimbing Agung Xie benar-benar ingin bertanya mengapa ia begitu tidak tahu malu. Apakah wanita muda biasa menanggalkan pakaian mereka di jalanan?
Ning Xiaoyao menunjuk kerumunan dibawah panggung dan berkata,
"Lakukan sekarang."
"Yang Mulia memutuskan," Pembimbing Agung Xie tidak punya pilihan lain selain menghadapi kerumunan orang. " Lou Zigui akan dikawal kembali ke gedung pengadilan…"
"Lou Zigui akan dikawal kembali ke istana," sela Ning Xiaoyao. Walaupun ia tidak benar-benar mengerti bahasa cina klasik, tetapi ia tahu tidak mungkin istana disebut gedung pengadilan. Setelah akhirnya berhasil menyelamatkan pria itu, mana mungkin Ning Xiaoyao bisa merasa tenang kecuali jika dia berada tepat di depan matanya?
Bagaimana mungkin ia mengawal laki-laki itu ke istana kaisar? Pembimbing Agung Xie memberi Ning Xiaoyao wajah muram.
"Jika tidak maka aku akan membuka baju." Ancam Ning Xiaoyao kembali.
Pada saat ini Pembimbing Agung benar-benar tidak nyaman. Dia pikir dia telah memelihara kelinci, tapi siapa yang mengira bahwa kelinci ini bisa memakan orang?! Begitulah pikirnya.
"Mengapa kau masih mengarahkan senjatamu padaku?" Ning Xiaoyao bertanya pada salah satu pemanah dari atas panggung.
Pemanah tersebut gemetar sebelum tangannya mengendur, menjatuhkan busur dan anak panahnya ke tanah. Ia segera berlutut pada Ning Xiaoyao, tindakan yang mengingatkan semua orang bahwa saat ini putra surga sedang berada diatas panggung. Terdengar gemerisik jubah ketika semua orang tersadar, berlutut di tanah dan mulai mengucapkan doa harapan untuk kaisar selama puluhan ribu tahun.
Ning Xiaoyao yang tidak terbiasa dengan semua ini bergeser ke satu sisi, sebelum ia menyadari bahwa di atas panggung tersebut ia sama sekali tidak mungkin menghindar. Jadi ia berdiri di tempat dan berbalik kearah Fang Tang.
"Bawa Panglima Tertinggi ke rumah, tidak, kembali ke istana."
Fang Tang dan yang lainnya berdiri diam tanpa reaksi terhadap kata-kata Ning Xiaoyao. Semuanya terjadi terlalu cepat bagi mereka untuk dapat memprosesnya. Ning Xiaoyao hanya bisa melakukannya semuanya sendiri. Saat ini ekspresi Lau Zigui kaku dan ekspresinya gelap. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Ning Xiaoyao memeriksa luka Lou Zigui. Mmm… meskipun masih berlumuran darah, pengobatan yang dilakukannya telah menghentikan pendarahannya.
Lou Zigui tidak dapat menggambarkan apa yang sedang ia rasakan saat ini. Ia telah pergi dari Bumi ke Neraka dan kembali lagi. Semua perubahan itu memberinya kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan -keseluruhan perasaan manusia- terlepas dari dirinya sendiri. Ia tidak memiliki waktu untuk siap-siap, apalagi menerima perasaan ini. Pada saar Lou Zigui merasakan kakinya meninggalkan tanah, ia mendongak dan menyadari bahwa si kaisar kecil telah mengangkatnya.
Fang Tang dan rekan-rekannya merasakan bibir mereka berkedut. Mereka tidak pernah mengira bahwa suatu hari Panglima Tertinggi akan digendong seperti ini, apalagi terpikir bahwa kaisar yang kurusnya seperti tiang bambu itu ternyata memiliki kekuatan yang besar.
"Kamu," Lou Zigui belum pernah digendong seperti wanita sebelumnya. Wajahnya memerah ketika ia mencoba melepaskan diri dari tangan-tangan Ning Xiaoyao, tapi tubuhnya terlampau lemah. Bagaimana Ning Xiaoyao bisa memahami perasaan canggung yang dirasakan Panglima Tertinggi saat ini? Menggendongnya ala gendongan putri, Ning Xiaoyao lari dari panggung eksekusi dan melihat ke kanan kiri sebelum matanya tertuju pada kereta yang diparkir di dekatnya.
"Kereta itu tidak buruk, mari kita gunakan." Katanya pada Fang Tang.
Fang Tang melirik kereta yang dimaksud dan merasakan bibirnya berkedut kembali. Ini adalah kereta milik Pembimbing Agung Xie. Yang Mulia tidak hanya merebut seorang pria dari tangan Pembimbing Agung Xie, tapi juga keretanya? Tunggu, Fang Tang berhenti sejenak untuk berpikir. Sepetinya ada yang salah… (eng tl : merebut seorang pria… sebuah kereta-saya tidak terlalu yakin dengan leluconnya, namun biasanya kata 'merebut' seseorang dari orang lain umumnya mengacu pada merebut kekasih atau istri orang. Mengingat bahwa Ning Xiaoyao bahkan menggendong Lou Zigui ala gendongan putri… yah… :3)
"Itu keretanya Pembimbing Agung." Salah seorang Jenderal angkat bicara.
"Ning Xiaoyao merasa bahwa ini justru lebih baik. Sekarang ia tidak perlu membayar sewa kereta tersebut. Bagaimanapun kau harus berdarah dingin dan tidak pernah mengalah pada musuhmu. Tidak hanya ia menolak untuk membayar sewa kereta, ia juga ingin agar kereta yang tinggi dan lebar serta kuda-kudanya yang kuat ini digunakan untuk dirinya sendiri.