"Yah!" Fang Tang berteriak saat ia merebut pedang dari tangan seorang prajurit dan berkelahi mati-matian.
2 baris pengawal istana berhelm dan baju zirah mengikuti perintah dari pejabat militer untuk masuk kedalam kerumunan menuju Ning Xiaoyao. Tempat eksekusi tadinya dipenuhi oleh orang-orang yang marah dan bau darah, namun saat ini suasana tiba-tiba menjadi tegang. Tekanannya yang begitu kuat sampai membuat orang mengalami kesulitan bernafas.
"Kau!" Jenderal yang terjebak dalam tangan Ning Xiaoyao begitu marah sampai tak mampu berkata-kata. Dia memutuskan bahwa ia mungkin lebih baik membunuh Ning Xiaoyao sekalian saat itu juga. Tangan yang menekan lehernya mengencang, namun Ning Xiaoyao tidak keberatan. Ia mendorong sang Jenderal ke samping dan melompat naik ke panggung eksekusi. Saat itu Fang Tang dan beberapa rekannya telah berdiri melingkar di sekeliling Lou Zigui untuk melindunginya. Jika Ning Xiaoyao mengambil beberapa langkah saja untuk mendekat, mereka akan bertarung dengannya sampai mati. Sementara itu, ratusan pemanah berdiri dibawah panggung, dengan semua panahnya terarah pada pemimpin yang berada diatas panggung eksekusi.
"Ini semua adalah kesalahan saya." Lou Zigui berteriak dengan suara keras pada Ning Xiaoyao. "Ini tidak ada hubungannya dengan mereka!"
Ning Xiaoyao hanya mengangkat kepala untuk memandang langit. Setetes air hujan jatuh membasahi wajahnya. Tanpa diduga, mantra hujan musim semi telah tiba.
"Hujan!" ini adalah pertama kalinya Ning Xiaoyao melihat air hujan yang begitu jernih. Ning Xiaoyao sangat senang saat ia menoleh pada Lou Zigui sambil tersenyum lebar.
"Yang Mulia?!" Pembimbing Agung berteriak dari panggung pandang. Ketika ia melihat Ning Xiaoyao berlari ke atas panggung eksekusi dan mulai tersenyum dan berbicara dengan Lou Zigui, dia menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Namun Pembimbing Agung tidak percaya bahwa cucunya yang penakut dan lemah akan melawan keinginannya.
"Kita tidak akan membunuh siapapun hari ini." Ucap Ning Xiaoyao tegas sambil melambaikan tangannya.
Kesunyian yang mencekam menerpa tempat eksekusi saat semua orang memandang Ning Xiaoyao. Sebelumnya, Lou Zigui dituduh berkolusi dengan musuh untuk menjual negaranya, tapi sekarang mereka tidak akan membunuhnya? Apakah ini bercanda?!
Ning Xiaoyao berjalan menuju Lou Zigui. Langkahnya benar-benar tanpa suara, kebiasaan yang terbawa dari masa menjelang kiamat dimana 1 langkah bisa mengejutkan zombie. Fang Tang seperti juga semua orang, tercengang dengan kata-kata Ning Xiaoyao sehingga ketika ia mendekati mereka, mereka lupa untuk menghalanginya. Ning Xiaoyao berdiri di depan Lou Zigui dan memeriksa lukanya. Dengan suara rendah ia berkata,
"Jangan takut."
Jari-jarinya bergerak sampai ia merasakan kehangatan yang muncul dari telapak tangannya. Ning Xiaoyao meletakkan tangannya di bahu Lou Zigui sambil menghembuskan nafas. Setelah bertransmigrasi kesini, dia tidak hanya masih memiliki kemampuannya untuk memahami hewan, namun juga kemampuannya untuk menyembuhkan. Karena Lou Zigui berlutut di tanah, ia hanya bisa mengangkat kepalanya untuk memandang Ning Xiaoyao. Saat ini, Ning Xiaoyao sedang menghentikan pendarahan dan luka di wajahnya, sehingga mata mereka bertemu.
Ini adalah kedua kalinya Panglima Tertinggi Lou bertemu Kaisar. Saat pertama kali mereka bertemu, ia hanya melihatnya sekilas sebelum ia disergap oleh penjaga istana berbaju zirah yang menunggu di aula pertemuan. Waktu itu Raja baru ini begitu ketakutan hingga menangis, sehingga Lou Zigui tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Kali ini Ning Xiaoyao sedang membungkuk tepat di depannya. Mata bulatnya berbentuk seperti almond, dan bukan seperti mata phoenix yang panjang milik Janda Permaisuri Xie. Dengan hidung dan mulut yang mungil, serta lemak bayi yang masih terlihat di wajahnya, ia terlihat seperti anak kecil, atau mungkin hewan kecil yang tidak berbahaya. Pemikiran ini membuat Lou Zigui menahan makian 'Penguasa bodoh' yang nyaris keluar dari tenggorokannya.
Sementara itu, Ning Xiaoyao berkedip. Saat itu ia sedang fokus pada semua darah dan tidak memperhatikan penampilan Panglima Tertinggi. Sekarang saat ia memandangnya ia bisa melihat bahwa Panglima Tertinggi masih sangat muda. Meskipun wajahnya berlumuran darah, ia masih terlihat tampan dan anggun. Alisnya bahkan tampak seperti dilukis.
Ya ampun.
Ning Xiaoyao menghela nafas dengan penuh perasaan. Kenapa pria harus setampan itu. Bahkan Ning Xiaoyao saja tidak setampan itu! (Author: Maaf, neng. Kamu perempuan kan?!)
"Kau tidak dapat menyelamatkanku." Lou Zigui perlahan-lahan menjadi tenang. Dia tiba-tiba tersenyum pada Ning Xiaoyao dan berkata dengan suara rendah, "Kamu tidak lebih daripada sebuah boneka dalam tangan ayah dan anak Xie."
"…" Ning Xiaoyao tidak menjawab. Harus gitu ya menyakiti harga diriku?
"Jangan repot-repot." Tatapan gelap Lou Zigui tertuju pada Ning Xiaoyao. Ia menekankan kata demi kata, "Negeri ini bergoyang ditengah badai yang mengamuk. Yang Mulia, anda harus hati-hati."
Ning Xiaoyao merasa lebih pusing. Pria ini sudah berada dalam situasi ini, tetapi ia masih terpikir untuk perduli padanya?