Saat Ning Xiaoyao bersiap untuk mengepalkan tinjunya, Janda Permaisuri Xie menyeka matanya dan berbicara dalam suara rendah.
"Yu, anda (Indo tl: orang ini terus menggunakan kalimat baku saat berbicara sehingga saya terpaksa menggunakan kata 'anda' ketimbang 'kamu' untuk menyesuaikannya) tidak dapat bicara kepada Janda Permaisuri ini dengan cara seperti ini"
Ning Xiaoyao membisu. Dia belum melakukan apapun. Satu-satunya yang ia inginkan adalah kedamaian dan ketenangan, namun wanita ini sudah tidak mampu lagi menerimanya?
"Dinding istana memiliki telinga juga. Tidak apa-apa kalau saat anda berbicara seperti itu dengan Janda Permaisuri ini kita hanya berdua saja. Tapi apabila Saudara-saudara laki-laki anda (Indo tl: Imperial brother ; saudara dari ayah yang sama namun ibu yang berbeda) menyebarkan masalah ini, mereka bisa menuduh anda sebagai anak yang tidak berbakti." Janda Permaisuri Xie tampak berbicara dengan penuh ketulusan.
"Dari semua kebajikan, bakti kepada orangtua adalah yang paling penting. Anda tidak bisa bersikap tidak berbakti; atau kalau tidak Janda Permaisuri ini dan juga kakek anda tidak akan lagi dapat melindungi kedudukan anda bahkan dengan mengorbankan nyawa kami sekalipun."
Saat ia berbicara, tangan Janda Permaisuri Xie bergerak naik untuk mengusap pelan benjolan di kening Ning Xiaoyao. Raut wajahnya mengekspresikan kasih sayang yang lembut, sementara itu Ning Xiaoyao terlalu terkejut untuk menghindar.
Hanya beberapa kata saja mampu mengancam kedudukannya sebagai Kaisar? Lalu bagaimana kalau ia membunuh ibunya sendiri? Apakah konsekuensinya nanti?
"Anak bodoh." Janda permaisuri Xie menghela nafas. "Jika saja Ayahanda Kaisar anda tidak mangkat begitu cepat sementara adik anda baru saja dilahirkan, bagaimana mungkin Janda Permaisuri ini tega untuk mendandani anda sebagai laki-laki dan menyuruh anda duduk di ujung pisau bernama singgasana kerajaan?"
Ning Xiaoyao masih tetap ingin membunuhnya. Akting wanita ini terlalu bagus. Tidak tega? Ketika dia membunuh putrinya sendiri, mengapa ia sama sekali tidak terlihat tidak tega?
"Janda Permaisuri yang terhormat," terdengar suara salah satu dayang senior memanggil dari luar. "Pangeran Cheng sudah bangun."
"Adik anda sudah bangun." Janda Permaisuri berkata dengan tergesa-gesa pada Ning Xiaoyao. "Dia masih kecil dan akan menangis bila Janda Permaisuri ini tidak ada disisinya ketika dia bangun. Janda Permaisuri ini akan pergi melihatnya. Yang Mulia, anda harus mendengarkan kata-kata Janda Permaisuri ini. Apa yang terjadi tadi tidak boleh terjadi kembali."
Ada seseorang yang berukuran kecil dalam hati Ning Xiaoyao sedang melambaikan sapu tangannya pada Janda Permaisuri Xie. Mari bertemu lagi di waktu yang lain. Namun sebaiknya kita tidak pernah bertemu kembali!
Janda Permaisuri Xie merasa ada sesuatu yang salah pada putrinya, namun saat ini ia sedang risau akan putranya yang baru terbangun dari tidur siangnya. Jadi ia mengabaikan masalah Ning Xiaoyao jauh ke belakang kepalanya. Dibandingkan dengan pion catur ini, anak dalam istananya adalah jaminan yang sesungguhnya akan kekayaan dan kejayaan keluarga Xie di masa depan.
Setelah Janda Permaisuri Xie pergi diikuti para pengikutnya, Ning Xiaoyao memandang ke arah semua orang yang tersisa, yang berdiri di sekitarnya. Ia baru hendak bertanya pada mereka bagaimana caranya agar ia bisa menghindar dari Janda Permaisuri selamanya ketika ia mendengar suara datang dari pohon Wutong di luar jendela.
"Si bodoh itu lagi-lagi diakali oleh perempuan dari klan Xie itu. Meong..."
"Kaisar seperti dia sebaiknya mati saja. Bahkan semua orang yang ada di sisinya adalah anak buahnya Perempuan Xie itu. Meong..."
Ning Xiaoyao memandang keluar jendela tanpa ekspresi dimana tiga kucing gemuk, hitam, putih dan kuning duduk bertengger di atas batang pohon Wutang yang berdaun lebat. Pada akhir zaman manusia telah beradaptasi dengan lingkungan yang sebenarnya sudah tidak cocok untuk ditinggali oleh manusia. Mereka berevolusi hingga tubuh mereka mengembangkan berbagai kemampuan yang melebihi kemampuan manusia normal.
Ning Xiaoyao memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Walaupun ia tidak mampu menyembuhkan orang dari gigitan zombie, ia sangat mampu untuk mengobati berbagai penyakit termasuk tumor ganas dan kanker stadium akhir sehingga pasien dapat hidup sampai 10 atau 20 tahun lagi. Selain itu, ia memiliki kemampuan untuk memahami bahasa binatang. Kemampuan ini agak tidak berguna menjelang hari kiamat, sebab semua binatang yang ada di daratan, udara atau bawah air telah pula bermutasi menjadi zombie. Manusia tidak lagi dapat memastikan kemampuannya sendiri untuk bertahan hidup, apalagi bila harus memiliki hewan peliharaan, sehingga kemampuan kedua Ning Xiaoyao hanya mampu membuat ia mendengar binatang menjerit, "Daging! Daging! Daging! Aku ingin makan daging!" (Author : o(╯□╰)o )
"Meong," Kucing hitam yang tadinya hanya diam saja melihat Ning Xiaoyao memandang kearah mereka, mulai menggerakkan ekornya.
"Orang bodoh ini masih melihat ke arah kita. Panglima Tertinggi akan segera mati, tapi dia bahkan sama sekali tidak tahu. Idiot! Otak kosong! Pergi mati sana! Mati! Mati!"
"Bos besar, tenangkan emosimu." Kucing kuning yang memiliki perut bundar seperti bola berkata, "Dia Cuma boneka. Jadi bagaimana dia bisa menyelamatkan Panglima Tertinggi?"
"Meong meong, itu benar, bos besar," Kucing berbulu panjang menambahkan. " Tak perduli sebesar apapun kita mengagumi Panglima Tertinggi, itu tidak ada gunanya. Ini adalah urusan manusia, meong."
Semua bulu di tubuh si kucing hitam berdiri tegak ketika ia melengkungkan tubuhnya dan memamerkan giginya pada Ning Xiaoyao. Seolah-olah ia ingin melompat dan menggigit Ning Xiaoyao sampai mati.
"….." Ning Xiaoyao sampai tidak mampu berkata-kata. Siapa sih Panglima Tertinggi ini? Bahkan kucingpun menjadi penggemarnya? Pesona orang ini mampu melampaui batas antar spesies?