Chereads / Xiaoyao, Si Phoenix Yang Tak Terkendali / Chapter 2 - Jangan Bertanya Padaku Siapa Itu Damai

Chapter 2 - Jangan Bertanya Padaku Siapa Itu Damai

"Yang Mulia dibesarkan di rumah Pembimbing Agung sejak kecil dan tidak akrab dengan lingkungan istana. Jika ada yang membiarkan Yang Mulia membenturkan kepalanya saat berjalan lagi, tidak satupun pelayan yang ada di sampingnya maupun kalian semua akan dimaafkan!"

"Pelayan anda tahu kami bersalah, pelayan anda memohon keihklasan janda permaisuri untuk mengampuni kami!"

Percakapan yang didengarnya membuat mata Ning Xiaoyao langsung terbuka. Sepertinya ada sesuatu yang ia tangkap dari informasi tersebut, jadi ia menoleh kearah suara-suara tersebut. Seorang wanita yang mengenakan pakaian berkabung sedang duduk di depan ranjangnya. Walaupun mengenakan pakaian yang sederhana, rambutnya dihiasi dengan ornamen mutiara dan giok. Mendengar suara gerakan Ning Xiaoyao, wanita tersebut berbalik dan bertanya dengan khawatir,

"Yang Mulia, anda sudah bangun?"

Ning Xiaoyao memandang wanita tersebut dan merasa sedang disengat kilat dan digigit zombie dalam waktu bersamaan. Bukankah wanita ini adalah orang yang membunuh anak perempuannya? Wajah ini, tubuh ini dan suara itu-tidak salah lagi! Ning Xiaoyao yakin bahwa ini adalah wanita yang tidak berperasaan dan kejam itu! Ekspresinya langsung berubah buruk seolah ia sedang dikunyah-kunyah oleh Zombie.

Di mata janda permaisuri, ia hanya tampak seperti gadis cengeng, pemalu, dan berkemauan lemah seperti biasanya. Sepertinya ayah telah membesarkan putrinya ini menjadi orang yang tidak berguna. Janda Permaisuri menyembunyikan cemoohannya jauh dalam hatinya. Bila mereka membesarkan anak yang pemberani dan tidak patuh, kebohongan besar yang mereka sebar luaskan akan berubah menjadi nasib buruk.

"Yang Mulia, apakah sekarang kepala anda masih terasa sakit?" Suara Janda Permaisuri Xie terdengar lembut dan manis.

Ning Xiaoyao melompat turun dari ranjang dan berlari dengan telanjang kaki menuju cermin tembaga dalam kamarnya. Saat ia melihat refleksinya di cermin, ia langsung memegang kepalanya dengan kedua tangannya. mengapa takdirnya harus begitu tragis? Saat ini, wajahnya identik dengan wajah sosok berjubah naga yang malang, yang diracuni oleh ibunya sendiri!

Janda Permaisuri Xie hanya tahu bahwa putrinya pasti mengkhawatirkan penampilannya. Dia bangkit dan berjalan ke belakang Ning Xiaoyao.

"Yang Mulia, bila masih terasa sakit, mengapa kita tidak meminta Tabib Istana untuk memeriksa anda? Anda telah membenturkan kepala anda dengan lumayan keras, tapi kulitnya tidak lecet. Jadi pasti tidak akan meninggalkan bekas."

"Tidak perlu." Ning Xiaoyao berkata sambil memeluk kepalanya. Aku membutuhkan kedamaian dan ketenangan. Jangan bertanya padaku siapa itu damai."

"Yang Mulia?" Janda Permaisuri Xie mengulurkan tangan untuk menepuk bahu Ning Xiaoyao. Tidak ada satupun orang yang ada disitu bisa memahami kata-kata sang Kaisar. Apakah ia telah menjadi bodoh akibat kepalanya yang terbentur dengan sangat keras?

Ning Xiaoyao melangkah ke samping dan menghindari tangan Janda Permaisuri Xie. Setelah tangannya hanya menyentuh udara, Janda Permaisuri Xie bisa merasakan bahwa Ning Xiaoyao sedang menghindar darinya. Mata Phoenixnya langsung dipenuhi air mata ketika ia meletakkan tangannya di dadanya.

"Apakah Yang Mulia menyalahkan Janda Permaisuri ini?"

Mendengar Janda Permaisuri mengatakan ini, semua Dayang Senior (Indo tl: dalam text aslinya disebut dengan "Mama" yang merupakan sebutan bagi pelayan senior/tua dan juga ibu susu/pengasuh. Saya menggantinya menjadi Dayang senior karena kata 'mama' dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang berbeda.) kepercayaannya, semuanya berlutut di hadapan Ning Xiaoyao. Kepala Dayang Senior berkata,

"Yang Mulia, Janda Permaisuri yang terhormat juga menderita karena selama beberapa tahun ini tidak bisa melihat Yang Mulia!"

Ning Xiaoyao merasa bahwa Janda Permaisuri ini bisa jadi seorang ratu film (Eng tl: Movie Queen/Yinghou, seorang artis yang dinilai paling top oleh publik dan kritikus.) Dia memasang ekspresi yang begitu sedih dan pahit di wajahnya ketika ia berbicara pada Ning Xiaoyao! Bukankah alasan wanita ini tidak pernah mengunjungi putrinya sementara berbohong pada suaminya bahwa ia melahirkan anak laki-laki adalah karena ia merencanakan untuk menyembunyikan Ning Xiaoyao di rumah orangtuanya selama sisa hidupnya?!

"Yang Mulia, maafkanlah Janda Permaisuri ini, mau kan?" Kata Janda Permaisuri dengan air mata yang menganak sungai di wajahnya.

Ning Xiaoyao terkekeh. "Hehehe."

Walaupun ia bukanlah pejuang garis depan, ia telah turut mencincang zombie-zombie dalam tugasnya sebagai petugas medis di masa dunia menjelang kiamat. Setelah mengamati sekitarnya dengan hati-hati, Ning Xiaoyao mempertimbangkan bagaimana caranya membunuh wanita kejam yang akan membunuhnya di masa depan ini. Haruskah ia menendangnya sampai mati, atau mungkin ia bisa mencari pedang atau sesuatu untuk menusuknya?

Janda Permaisuri menangis saat memandang putrinya. Setelah memasuki istana, Gadis ini telah terus-menerus mencoba bersandar padanya dan mendekatinya. Namun sekarang ia berdiri disana, menyendiri dan acuh tak acuh, membuat Janda Permaisuri mengerutkan alisnya. Apa yang telah terjadi?

"Kalian semua, tinggalkan kami." Janda Permaisuri memerintahkan orang-orang di ruangan itu. "Janda Permaisuri ini ingin bicara dengan Yang Mulia berdua saja."

Orang-orang di ruangan itu meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa. Melihat hanya tinggal mereka berdua yang tersisa disana, Ning Xiaoyao mengepalkan tangannya. Inilah kesempatan untuk membunuh wanita ini!