Chereads / Xiaoyao, Si Phoenix Yang Tak Terkendali / Chapter 1 - Jika Bukan Wanita, Kalau Begitu Seorang Kasim

Xiaoyao, Si Phoenix Yang Tak Terkendali

Lady_Chiko
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 16.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Jika Bukan Wanita, Kalau Begitu Seorang Kasim

Ning Xiaoyao duduk diatas kursi, dikelilingi oleh sekelompok orang yang gelisah. Mereka semua berseru 'Yang Mulia!' padanya, suara riuh mereka menghasilkan gelombang suara yang akan mampu meruntuhkan gunung dan membalikkan lautan. Ning Xiaoyao merasa hampir pingsan mendengar semua suara tersebut, tapi ia sempat terpikir untuk menyentuh bagian bawah tubuhnya dengan tangannya. Ada sesuatu yang hilang disana, dimana itu berarti apabila dia bukan wanita, dia mungkin adalah seorang kasim yang menjadi kaisar!

Keributan berhenti saat Ning Xiaoyao meraba dirinya sendiri. Melakukan hal ini di depan umum sungguh sangat tidak pantas walaupun pelakunya adalah seorang Raja dari seluruh negeri.

Setelah menyentuh daerah tersebut dengan tangannya sampai melewati pinggul, Ning Xiaoyao mulai meraba kepalanya. Ada sesuatu yang mencuat di atas kepalanya seperti sebuah bakso yang besar. Dia meringis pada kerumunan di sekitarnya, sebelum akhirnya memutuskan bahwa diam itu emas.

Setengah jam yang lalu, Ning Xiaoyao masih bertarung dalam peperangan umat manusia di hari kiamat. Sebagai Dokter Bedah Militer dan Mayor di Angkatan Darat, dia melihat Instruktur dan rekan seperjuangannya berjatuhan dalam pertempuran tersebut. Akhirnya Ning Xiaoyao meledakkan granat anti-tank terakhir miliknya dan tewas bersama gerombolan zombie yang mendekat.

Dalam sekejap mata ia menemukan bahwa bukan hanya jantungnya masih berdetak, tapi ia juga dikelilingi oleh pria dan wanita berpakaian kuno. Ning Xiaoyao tidak pernah takut menghadapi zombie, tapi sekarang dia merasa ketakutan. Butuh setengah jam berlalu sebelum akhirnya ia menyadari bahwa dirinya pasti telah bertransmigrasi!

Pintu dibuka dengan paksa sebelum kemudian seorang pemuda berbaju zirah masuk dengan tergesa menuju kearah Ning Xiaoyao. Ia berlutut di lantai dengan suara keras sambil berseru,

"Yang Mulia, Panglima Tertinggi telah Difitnah!"

Dari kursinya, Ning Xiaoyao mencondongkan tubuhnya ke depan, bermaksud membantu pemuda itu untuk berdiri. Kenapa sih ia harus berbicara sambil berlutut?

Ketika si pemuda melihat Ning Xiaoyao mengulurkan tangan, ia berdiri tegak untuk menangkap tangan Ning Xiaoyao dengan tangannya, lalu mengguncangnya sambil berteriak,

"Yang Mulia, hati Panglima Tertinggi didedikasikan sepenuhnya untuk Negara ini. Tidak mungkin ia berkhianat. Ini semua adalah plot jahat yang dibuat oleh Pembimbing Agung. Anda tidak boleh mempercayai kata-katanya!"

Kepalanya sudah pusing, diguncang oleh pemuda ini membuatnya bertambah pusing. Seutas keraguan menyelinap dalam benaknya; siapa sih Panglima Tertinggi ini? Tepat setelah itu, Ning Xiaoyao pingsan.

***

Dalam kegelapan, Ning Xiaoyao melihat aliran cahaya di dekatnya menyinari seorang wanita. Dia berdiri disamping seorang pemuda berusia sekitar 14 atau 15 tahun, sementara di seberang mereka berdiri sosok yang mengenakan jubah naga kekaisaran.

"Yang Mulia, Adik laki-laki anda sudah tumbuh dewasa. Anda bisa melepas jubah naga itu dan kembali menjadi wanita." Kata wanita itu pada sosok tersebut.

"Hanya inilah artiku bagimu, bukan?" Sosok berjubah naga tersebut bertanya dengan suara yang suram dan menyedihkan.

"Ketika ayahanda Kaisar anda meninggal, adik anda masih mengenakan lampin." Mata wanita tersebut terlihat dingin. "bagaimana mungkin seorang bayi duduk diatas tahta? Tidak akan ada satupun dari saudara-saudara laki-laki anda yang setuju dengan hal itu, apalagi para Menteri dan Pejabat. Untungnya kakek (Indo tl: kakek dari pihak ibu) terpikir untuk membesarkan anda sebagai anak laki-laki setelah janda permaisuri ini (Indo tl: dia bicara tentang dirinya sendiri dalam bentuk orang ketiga) melahirkan anda."

"Mengandalkan status favoritmu, kau meninggalkan istana untuk pulang ke rumah orangtua dan minum obat untuk mendorong persalinan dini di rumah," sosok berjubah naga juga memiliki tatapan yang dingin ketika ia berbicara dengan suara rendah. "Setelah kau melahirkan, kau menumpahkan darah ayam ke atas ranjang dan mengatakan bahwa itu adalah bekasmu melahirkan. Lalu kau menyuruh seorang biksu terkemuka untuk mengatakan bahwa kita harus dipisahkan, lalu meninggalkan aku di kediaman Pembimbing Agung selama 15 tahun."

Si wanita mengangkat tangannya untuk menyentuh remaja yang berdiri di sampingnya sebelum berkata kembali, "Siapa suruh kau lahir sebagai anak perempuan?"

"Ayahanda Kaisar menyayangimu layaknya hal yang paling berharga dalam hidupnya, sementara itu aku menghormati dan mencintaimu. Bagaimana kau bisa berlaku tidak adil pada kami?" Sosok berjubah naga tersebut tiba-tiba berteriak.

Senyuman mengembang di bibir wanita itu.

"Seseorang, datanglah kemari! Antarkan Ning Yu pergi!" Beberapa orang pria muncul dari kegelapan, mendorong paksa sosok berjubah naga tersebut ke tanah, dan menuangkan cairan ke tenggorokannya. Ning Xiaoyao membuka mulutnya lebar-lebar saat melihat darah mengalir keluar dari bibir si pemudi. Ibu ini membunuh anak perempuannya sendiri?

"Tentara Hu Utara telah menerobos celah." Sosok berjubah naga menyemburkan seteguk darah saat ia menunjuk pada pasangan ibu dan anak itu. "Negara ini tidak dapat menopang dirinya sendiri lagi. Aku ingin melihat berapa lama engkau bisa bertahan di langit dan di bumi!"

Ning Xiaoyao bersiap mengambil langkah dan berlari ke depan. Sekarang bukan waktunya untuk menonton semua drama ini, karena ada nyawa yang harus ia selamatkan! Tanpa diduga, ketika Ning Xiaoyao berlari menuju sosok berjubah naga itu, sesuatu membuatnya tersandung. Sosok tersebut kemudian menghilang bersama dengan wanita, si remaja dan bawahan wanita tersebut.

Lalu Ning Xiaoyao merasa tubuhnya tenggelam tanpa henti, seolah-olah dia jatuh dari awan menuju jurang abadi di bawah sana.