Kadang Rezqi bingung, bagaimana sang paman sebenarnya mengendarai itu sepeda motor, mungkin tidak pernah lebih dari kecepatan 60 kilometer per jam, pikirnya lagi.
"Assalamualaikum," ujar Akhirali memberi salam setelah memarkirkan sepeda motor kesayangannya itu.
"Waalaikumsalam," jawab Rezqi.
"Sepi, Qi?"
Berbeda dengan yang lainnya, Akhirali justru menyebut nama pendek Rezqi dengan sebutan: Qi. Sementara yang lain selalu saja menyebutnya dengan: Rez.
"Iyo, Niang." (Iya, Niang.)
"Kama paja-paja tu, ndak nampak sughang jo doh?" (Pada ke mana semuanya, kok gak kelihatan satu pun?)
"Antahlah." Rezqi mengendikkan bahunya. "Sadang banyak paghalu kali." (Entahlah. Sedang banyak kepentingan mungkin.)
"Ouh," Akhirali mengangguk-angguk, lantas berlalu meninggalkan Rezqi.
Dan sesaat kemudian Rezqi mendengar sang paman seperti mengamuk-ngamuk memarahi seseorang yang Rezqi yakin itu adalah Bima.