"Setelah itu?" tanya Pak Ben lagi. "Apa Anda memberi dia kesempatan?"
Amia mengangguk. "Hari Minggu kemarin, nyatanya dia tidak datang-datang juga, padahal saya sudah meninggalkan pesan—well… kurang lebih seperti itu…"
Sesaat Amia terngiang lagi suara bocah perempuan yang kecil imut itu memanggil Amia dengan sebutan: tante, hal ini mampu menghadirkan satu senyuman di wajah cantik itu. Dan kembali wajah itu ditutupi mendung pekat, Pak Ben mampu melihat perubahan itu.
"Mungkin karena di hari Minggu," ujar Pak Ben. "Itu sebabnya dia tidak datang. Bisa jadi dia berpikiran itu hanya main-main saja—maksud saya, penipuan dan sebagainya."
"Yaah," Amia mengangguk lemah. "Lagipula sepertinya saya yang salah, sebab pesan itu diterima oleh anak kecil yang saya rasa dia lupa atau bagaimana."
"Nah, itu dia," sahut Pak Ben.