"Yoi!" seru Pak Ben.
"Udah dong," Amia geleng-geleng kepala. Terkadang, pemilik kantin yang satu ini mampu mendatangkan keceriaan bagi para karyawan yang melepas lelah di kantin tersebut. "Saya balik lagi nih?" lanjutnya dengan sedikit ancaman.
"Eiih, jangan dong," sergah Uni Ana. "Oke, oke," ujar wanita itu lagi. "Bu Owner mau pesan apa nih?"
"Roti panggang mozzarella, porsi kecil aja, sama es teh hijau—"
"Tanpa gula," ujar Uni Ana memotong ucapan orang. Amia mengangguk. "Oke Bu Owner cantik, silakan ditunggu. Kalau Pak Ben, apa nih?"
"Saya kopi hitam aja," ujar Pak Ben.
"Yakin?" tanya Amia pula seraya melangkah ke arah satu meja. "Saya yang traktir lhoo, Pak Ben?"
Pak Ben tersenyum, menggeleng. "Belum lapar ini."
"Gulanya?" tanya Uni Ana. "Seperti biasa?"
"Yup," Pak Ben mengangguk, dan lantas melangkah ke arah meja di mana Amia sudah terlebih dahulu duduk di salah satu kursinya. Pak Ben duduk berseberangan dengan Amia.