Jqck membersihkan diri dan langsung berbaring di kamarnya setelah penat yang ia jalani di hari pertama kembali beraktivitas di kantor.
Sampai pagi Karina tidak berbicara dengan Jack, ia bahkan tidur dengan membelakanginya.
Di meja pun mereka sarapan tanpa bertegur sapa. "Sayang, mengapa kamu diam saja?" tanya Jack dengan lembut.
"Sedikit kesal!" jawab Karina.
"Pada siapa?"
"Entahlah aku tidak ingin membahasnya hari ini."
Jack menatap istrinya dengan seksama, memikirkan tentang apa yang ia lupakan.
Sampai berangkat kerja pun, Karina hanya menerima ciuman mesra Jack tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Jack tetap harus bekerja hari ini, walupun sang istri merajuk tanpa alasan! Karena akan ada rapat besar di perusahaannya.
Di perjalanan Jack memikirkan apa yang mengganggu Karina. "Sam, apakah kamu tahu apa yang membuat perempuan Tiba-tiba marah?" tanya Jack.
"Maksud Tuan apakah Nyonya Karina?"
Ah rupanya Sam dapat menebak arah pikiran Bos nya itu.
"Ya, dia tiba-tiba merajuk seharian dari kemarin!"
"Apakah mungkin karena Tuan lupa membelikan titipannya?"
"Titipan?" tanya Jack.
"Iya, ice cream mint yang nyonya minta."
Sam mendengar percakapan Tuan dan Nyonya nya kemarin sebelum berangkat ke kantor. "Astaga Sam, kenapa kamu tidak memberitahu ku?"
"Maaf Tuan, saya kira anda kemarin sedang memiliki urusan jadi saya tidak memberi tahu!"
"Ah, pantas dia merajuk. ayo sekarang kita pergi ke mall terdekat, aku mau membelikan nya dulu ice cream mint itu, sebelum dia memperlakukan ku lebih parah."
Sam mengangguk sembari tersenyum, mendengar Tuan yang ia hormati itu ternyata takut juga dengan merajuk nya sang istri.
Akhirnya Jack mampir di sebuah mall besar, ia langsung mencari letak penjual ice cream yang ia janjikan pada istrinya. Jack langsung memesan cup besar dengan jumlah banyak. Mendengar pesanan Jack yang masih pagi hari, Ara penjaga stall itu sangat senang.
"Tuan, apakah anda membeli semua?" tanya penjual itu.
Jack mengangguk, dan pegawai-pegawai nya itu langsung mengepak dengan baik, dan melapisi tas untuk Jack membawa ice cream.
Setelah semua pesanannya selesai Jack segera membayar dengan sebuah kartu yang ia keluarkan dari dompetnya, harga yang ia keluarkan sampai 5 juta untuk ice cream mint yang ia beli, Sam hanya geleng-geleng kepala.
Mereka kembali ke mansion sebelum ke kantor. Jack segera menemui sang istri yang tengah duduk membaca buku di ruang tamu. "Sayang!" panggil Jack.
"Kenapa kamu pulang lagi?" tanya Karina, karena tidak biasanya suaminya itu kembali ke rumah.
"Maafkan aku, aku lupa membelikan mu ice cream kemarin. Sebenarnya kemarin Ayah datang ke kantor dan membuat mood ku rusak," jelas Jack.
Mendengar alasan sang suami, Karina juga merasa bersalah karena mendiamkan nya seharian.
Jack kemudian menaruh satu tas ice cream di atas meja. "Ini stock untuk mu, makan ya!"
Karina membelalakkan matanya, Jack membeli sangat banyak ice cream dengan ukuran besar."
"Sayang, aku benar-benar minta maaf karena membuat mu marah!"
"Aku yang minta maaf seharusnya aku tidak egois hanya gara-gara ini."
Jack pun memeluk sang istri.
"Sayangku, tapi ini sangat banyak!"
"Kamu bisa makan bersama dengan semua orang di rumah, jika habis aku akan segera membelinya lagi untukmu."
Karina sangat senang, karena ia akan memakan ice cream bersama pegawainya.
"Aku akan berangkat kerja sekarang, jangan lupa minum susu jangan terlalu banyak makan ice cream ya?"
Karina mengangguk mengerti, dan Jack kembali berangkat kerja.
Karina memanggil semua orang di rumahnya untuk duduk di sofa dan mengambil satu cup ice cream besar itu, tak terkecuali Sarah yang baru saja keluar dari kamarnya.
Karina mengajaknya duduk untuk menikmati ice cream itu, Sarah melontarkan senyuman dan mengangguk.
Nyonya Emily mengatakan giginya mungkin ngilu, tapi Karina ingin orang yang sudah ia anggap seperti ibunya itu untuk duduk di sampingnya dan memakan ice cream bersama.
Mereka tertawa dan membahas beberapa penjaga kuda yang terus memarahi kuda ketika mereka kabur dari kandang, hal itu juga sangat menghibur bagi Karina.
Kebersamaan di rumah itu semakin terasa.
Jack tersenyum lagi di dalam mobil, akhirnya ia bisa bekerja dengan tenang setelah melihat senyum istrinya mengembang lagi.
Hari ini adalah ulang tahun Dave, Han tahu betul tanggal lahir sahabatnya itu. Sarah juga sudah bersiap memakai gaun putih.
Karina yang melihat Han dan Sarah segi bersama, membuatnya tersenyum.
"Nyonya Emily, apakah mereka berkencan? sangat cocok sekali." tanya Karina.
"Tidak Nona, mereka pergi ke suatu tempat dengan tujuan yang sama."
"Kemana?" tanya Karina lagi.
Nyonya Emily bingung menjawab pertanyaan Karina, karena ia tahu tujuan kedua anak itu. "Entahlah, sulit mengatakan namanya Nona."
Tanpa bertanya lagi, Karina pun diam dan kembali membaca buku yang ada di depannya.
Nyonya Emily merasa lega tentang itu.
Karina sudah merasakan tidak nyaman di perutnya, bayinya sering sekali menendang dan memperlihatkan sensasi gerak di kulit perut membuat ia merasakan bahagia yang tidak terkira.
Begitu Han dan Sarah tiba, mereka melihat ada sebuah buket bunga di atas pusara Jack, begitu ia tanyakan pada penjaga, ternyata Jack yang datang.
Han dan Sarah pun menatap bersamaan pada pusara itu, Sarah mengusapnya beberapa kali! Tampak ia sangat merindukan Dave Selorin.
"Nyonya, apakah melahirkan sangat sakit?" tanya Karina pada Emily.
"Sebenarnya hanya mulas saja, namun ketika bayi lahir semua sakit itu hilang."
"Benarkah?"
"Tentu saja Nona, anda akan melahirkan kehidupan untuk seorang anak, dan itu adalah sumber kebahagiaan kita sebagai seorang ibu."
"Aku juga merasakan perbedaan sekarang, setelah aku merasakan gerakan pertama seseorang di dalam diriku!" Karina sangat bahagia sembari mengelus perutnya.
"Tentu saja, Tuan Jack juga sangat bahagia menunggu kelahiran anak pertamanya."
Karina lagi-lagi tersenyum, memang benar suaminya juga tampak sangat antusias.
Hari ini tukang dekor akan tiba, Jack memesan segala jenis furniture untuk kamar sang anak. Karina bahkan baru di beri tahu mendadak.
Benar saja, tidak lama sebuah mobil box besar datang dan mengeluarkan banyak kardus berisi furniture bayi.
"Apakah ini langsung pasang?" tanya Karina.
"Benar nyonya, kami juga menyediakan jasa dekorasi dinding sesuai pesanan Tuan Jack."
Karina mengangguk mengerti dan membiarkan para tukang mulai bekerja.
"Nyonya Emily, tolong suruh beberapa pegawai untuk me makum semua peralatan bayinya agr bersih dan bisa langsung pakai!" titah Karina.
Nyonya Emily mengangguk dan langsung menugaskan beberapa pegawainya.
Karina menelpon Jack. "Sayang, kamar bayi kita mulai di dekor aku sudah tidak sabar melihat hasilnya."
"Tentu saja sayangku, ini akan selesai hari ini dan kita akan melihatnya."
Karina tersenyum bahagia, dan menutup telpon suaminya itu.