Tampaknya Karina sudah tidak kuat lagi menahan nyeri di perutnya, ia membuka pintu dan mendapati Jack duduk di sana. Ia tidak mengucapkan apapun, darah sudah berlinang di antara kedua kakinya, Jack panik dan langsung memegang tubuh Karına yang langsung terkulai lemas. "Sayang, sayang sadar!" ucap Jack, melihat istrinya langsung jatuh ke pelukannya saat itu juga.
Paniknya luar biasa, Jack langsung menggendong Karina dan berteriak untuk menyiapkan mobil segera untuk membawa istrinya ke rumah sakit.
Di perjalanan Karina masih terdengar melenguh sembari memegang perutnya, namun seketika Jack langsung panik begitu Karina terkulai lemas tanpa gerakan.
"Sayang bertahanlah," lirih Jack sembari fokus pada kemudi, air matanya tak terasa menetes karena takut terjadi apa-apa pada Karina.
Mereka tiba di rumah sakit milik keluarga Jack dan segera di rujuk ke ruangan persalinan untuk operasi. Mengingat keadaan Karina yang tidak sadarkan diri. Jack tidak beranjak jauh dari istrinya, ia berada menemani Karina di dalam sana.
Namun pada saat operasi berlangsung, suara getaran ponsel di kantong Jack sangat menggangu dan membuat nya di suruh keluar oleh para staf medis.
Jack kemudian keluar untuk mengangkat telepon itu, dan tiba-tiba kakinya lemas karena tak kuasa melihat apa yang terjadi. Sarah saat itu ada di depan pintu rumah sakit, dan ia segera menawarkan diri untuk berada di dekat Karina.
Jack merasa malu menahan tangisannya di sana, ia juga ingin agar ia menangis dan tak terlihat orang lain.
Sarah berada di dekat Karina sampai operasi nya selesai di lakukan, dan mukjizat datang! Karina tersadar saat itu juga begitu suara tangis sang putri terdengar.
"Sarah!" lirih Karina.
"Ya, Karin aku disini."
"Aku mohon, bawa putriku dan aku pergi. Aku tidak ingin tinggal dengan monster seperti Jack!" lirih Karina di telinga Sarah.
"Pergi? pergi kemana?" tanya Sarah.
"Kemana pun aku mohon."
Sarah melihat staf medis yang sedang membersihkan bayi Karina, dan menunggu semuanya pergi. Karena bayi itu lahir sehat, Sarah mengiyakan ucapan Karina, namun ia bingung karena Karina baru saja selesai operasi.
Tidak lama ia keluar dari ruangan itu dan mendapati Han berdiri di sana, Sarah mengatakan rencana Karina padanya. Sarah meyakinkan Han untuk membantu, sebagai penebusan dosa pada adik perempuan Dave.
Han pun menyediakan fasilitas untuk memindahkan Karina, dengan memboikot semua akses rumah sakit dan mematikan semua CCTV area itu. "Waktu kita hanya 10 menit, kamu harus masuk ke ambulance di lantai besment! Aku akan memasukan Karina ke sana dengan seorang petugas medis.
Sarah mengangguk. Dalam posisi lemah, Karina pun di pindahkan ke dalam mobil ambulan, bersama Sarah dan juga bayinya.
Mereka pergi tanpa membicarakan tujuannya pada Han sekali pun.
Han sebenarnya merasa bersalah pada Jack, namun mengingat perlakuan Jack tak mungkin Karina akan memaafkan nya.
Sarah memutar otak nya, ia tidak anu harus pergi kemana membawa Karina. Karena pasti Jack akan menemukan nya. Ia teringat, kampung halamannya, Jack tidak tahu sama sekali dari mana ia berasal, karena saat dulu bahkan Jack tidak mengetahui keluarganya karena ia tak suka.
Sarah mengatakan tujuannya pada sang supir, ia juga fokus memeluk putri Karina dengan pelan agar anak bayi itu tidak menangis.
Begitu tersadar Jack masih berada di kamar mandi ia merasa sudah cukup lama menghabiskan waktu nya di sana, ia kemudian keluar dari kamar mandi dan kembali ke ruang operasi, namun lampu ruangan itu sudah mati pertanda operasi selesai.
Jack masuk ke dalam namun istrinya sudah tidak ada di sana, Jack langsung bertanya pada pusat informasi namun mereka menjawab belum memindahkan pasien karena masih harus menjalani beberapa test di sana.
Jack tiba-tiba panik, dan langsung menanyakan di mana istrinya itu, padahal ia baru saja melakukan operasi.
Ia meminta rekaman CCTV Tamun tidak ada satu pun yang menandakan istrinya keluar dari ruangan itu.
Jack mulai panik, ia menelpon polisi dan yang lainnya mengerahkan apapun yang ia bisa.
Ia mengira ini kesalahan teknis saja, namun setelah beberapa saat ia mulai berpikir bahwa Karina memang melarikan diri darinya.
Hatinya nyeri, ia bahkan belum melihat bahkan mendengar suara tangisan bayi nya.
Kaki nya tersungkur ke lantai, Han yang melihat itu langsung menghampiri Jack.
"Tuan, apa yang terjadi?" tanya Han!
"Han, bayiku dan istriku kemana dia?" ucap Han.
Han hampir lemas dan kaget, namun Jack tidak menyadarinya. "Ada apa Tuan, kenapa?"
"Mereka pergi, mereka meninggalkan aku!" lirih Han, ia kemudian menangis di pelukan Han.
Han sebenarnya ingin sekali mengatakan apa yang telah ia lakukan sebelum menyesal, namun ia juga lupa Karina pergi kemana karena Sarah tidak menyebutkan nya saat itu.
Pagi menjelang terang, mobil ambulan itu berhenti di sebuah rumah dekat gunung yang indah. Sarah keluar dari mobil itu begitu pintu belakang terbuka, petugas medis dan supir itu membantu Karina keluar dan masuk ke rumah yang sudah lama ia tinggalkan itu.
Suara ketukan membuat sang pemilik rumah keluar, seorang wanita dan laki-laki paruh baya membuka pintu dan terkejut begitu melihat putri mereka datang.
"Ayah, Ibu!" ucap Sarah.
"Putriku!" pelukan mereka langsung berbaur dari keduanya yang tak menyangka akan melihat putri mereka setelah sekian lama.
"Maafkan Sarah Ayah, ibu!" balas Sarah.
Melihat kondisi Karina yang dibawa dengan alat pengangkat pasien membuat orangtuanya Sarah saling menatap. "Ayah, tolong biarkan dulu masuk! Aku akan menjelaskan nya nanti."
Kedua orangtuanya langsung mengangguk, dan membiarkan Karina di tempatkan di kamar Sarah, kamar itu sudah bersih, ibunya tetap membersihkan karena ia tahu Sarah akan pulang suatu hari nanti.
Petugas medis menyarankan Karina untuk meminum obatnya secara teratur, karena ia melihat kondisinya sudah stabil walaupun habis operasi. Obat yang di berikan juga berefek bagus karena Han memberikan banyak dana untuk memberikan yang terbaik untuk Karina, ia juga memberikan beberapa uang untuk kebutuhan mereka.
Setelah itu para petugas medis itu pulang, seperti janji mereka mereka tidak akan membocorkan rahasia pasien pada siapapun. Sarah yang sudah tenang melihat Karina tertidur di ranjangnya, kembali menemui orangtuanya sembari menggendong putri Karina. Ia menjelaskan apa yang terjadi pada gadis itu, dan apa yang terjadi padanya, karena ia merasa bersalah, Sarah ingin membantu gadis itu.
Kedua orangtuanya Sarah tidak bisa berpikir rasional untuk saat ini, mereka hanya menuruti Sarah karena ia juga melihat Karina dan bayinya memang sangat membutuhkan perawatan dan tempat tinggal untuk saat ini.
Sarah begitu senang bisa melihat kedua orangtuanya lagi setelah sekian lama.