Chereads / POWER HOLDER'S / Chapter 18 - RAHASIA

Chapter 18 - RAHASIA

Setelah dari Dokter mereka pun pulang ke rumah. Tanpa henti Jack terus mengelus perut Karina di perjalanan.

Setelah hamil Karina tidak melakukan aktivitas apapun, Jack menyuruh semua orang fokus melayani wanitanya itu. Bahkan Jack melarang Karina walau hanya untuk naik turun tangga.

Karina sedikit terpikirkan Sarah, ia bahkan sudah jarang melihat gadis itu berkeliaran di rumah itu.

Keesokan harinya Karina tidak ingin pergi ke kantor, ia mengeluh kakinya lelah. Dan tanpa pikir panjang seperti biasa Jack menuruti nya.

Saat siang hari tidak da siapapun termasuk Jack yang sudah berangkat kerja. Karina turun ke lantai satu dan mengetuk kamar Sarah.

Betapa terkejutnya Karina begitu melihat Sarah terlihat sangat kurus dan tidak terurus. "Apakah kamu belum makan?" tanya Karina.

Sarah menggeleng, ia hanya membuka kan pintu kamarnya. Pertanda Karina boleh masuk.

"Kenapa kamu seperti ini, apa ini karena aku dan Jack?" tanya Karina.

"Aku merindukan Dave, dan merasa bersalah padanya!" jawab Sarah.

"Ah, aku juga merindukan Dave! Aku juga merindukan Ayahku."

"Pulanglah ke rumah, temui ayahmu!"

Karina mendengar kata-kata tulus Sarah lebih dari sebelumnya, namun Karina bisa menebak banyak uang ingin Sarah katakan namun ia tak bisa.

"Apa kamu mencintai Dave lebih dari mencintai Jack?" tanya Karina.

"Tentu saja, tapi bodohnya aku kembali kesini dengan sejuta fakta yang tak bisa ku ubah begitu saja!"

Jawaban Sarah membuat Karina berpikir banyak sekali.

Karina kembali ke kamarnya karena mual yang ia derita, Jack juga terus meminta nyonya Emily mengabarkan tentang Karina padanya. Jack juga menyuruh beberapa pegawai untuk tidak jauh dari kamarnya agar Karina mudah jika memerlukan sesuatu.

Sepulangnya dari kantor Jack amat sangat murung, ia melihat ke arah Karina yang juga menatapnya begitu ia membuka pintu kamar.

Gadis itu membuka kan kedua tangannya, ia langsung mendekat dan menghambur ke pelukannya.

"Kenapa? wajahmu tidak seperti biasanya!"

"Aku kesal karena harus berbisnis keluar negeri!"

"Kenapa kesal bukankah itu sudah menjadi rutinitas dan kewajiban mu?" ucap Karina.

"Ya, tapi aku tidak ingin meninggalkan kamu yang sedang hamil." Jack tidak ingin Karina kelelahan jika ikut bersamanya.

"Aku akan menunggumu disini, kami akan baik-baik saja sayang!"

Dengan meyakinkan Jack Karina mengelus pipi kekasihnya itu, dan mencium nya.

Jack juga mengelus perut Karina dan melakukan hal yang sama.

"Jack, apakah semua baik-baik saja?" masih ada keraguan di wajah lelaki itu karena itulah Karina menanyakan nya.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak disisi ku, aku sangat senang sekarang sungguh!"

Mendengar penuturan Jack, Karina tersenyum bahagia.

"Aku juga merindukan mu seharian ini bagaimana denganmu?"

"Tentu saja, haruskah kita bermesraan hari ini?''

"Em!" Karina menahan dagunya membuat Jack semakin penasaran.

"Tentu saja sayang!" lanjut Karina.

Di tempat itu Jack bahkan langsung membuka semua pakaian nya, tanpa aba-aba mereka berdua sudah terlena di balik selimut. Jack lebih lembut sekarang karena ada bayi di dalam diri Karina! Namun tak mengurangi rasa sayangnya malah membuatnya semakin menggebu-gebu.

Kandungan Karina semakin membesar ia bahkan sering merasakan sakit punggung berlebihan.

Pada suatu malam Jack dan Sarah bertemu di taman, mereka membahas tentang Karina.

"Kenapa kamu berbuat jauh pada adik Dave! tak cukup kah kamu melukai keluarganya?" ucap Sarah menggebu.

"Aku mencintainya!"

"Sejak kapan kamu mencintai seseorang, kamu hanya menindas semua orang. Yang kamu miliki itu hanyalah nafsu dan kekuasaan!"

Sarah menangis ia tak kuasa begitu teringat masa-masa dulu saat bersama Dave.

Tiba-tiba Jack bersimpuh di depan Sarah. "Maafkan aku, aku tidak bisa jujur pada Karina! dia sedang mengandung anak pertama ku."

"Apa kamu begitu ingin mendapat darah daging dari darah seseorang yang keluarganya kamu bunuh?"

"Aku mencintainya sungguh, tolong Sarah mengertilah kali ini aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya, kehamilan Karina benar-benar sesuatu yang aku syukuri bukan karena kecelakaan!"

"Kamu lebih buruk dari yang aku bayangkan Jack."

Sarah berlalu begitu saja, ia kembali masuk ke kamarnya sementara Jack mengusap raut wajahnya yang sangat kebingungan.

Keesokan harinya Karina bangun dari tempat tidur, melirik Jack di sampingnya yang sudah terbangun dan menatapnya. "Kenapa melihat ku seperti itu?" tanya Karina.

"Apakah itu salah?''

Karina menggeleng membalas pertanyaan Jack.

"Jack, Aku ingin pulang bertemu Ayah! Tetapi aku ingin kita sudah menikah agar aku bisa menjelaskan baik-baik padanya. Tidak mungkin aku akan bilang kita belum menikah setelah ia melihat aku mengandung." Karina mengelus perutnya yang membesar.

"Pulang?" tanya Jack.

"Aku sudah sangat lama disini aku merindukan nya."

"Baiklah, kita akan menikah dalam dua hari, setelah itu ayo kita pergi ke rumah Ayahmu bersama."

Jack memegang tangan Karina meyakinkan, gadis itu dengan senang hati mendengarnya.

Berita pernikahan pun sudah terdengar dimana-mana. Walau Karina tak mengundang ayahnya karena kendala sesuatu, Jack juga berniat mengundang keluarga inti dan para pegawai saja yang ia percaya.

Kesibukan mulai terlihat di taman mansion mewah milik Jack, jasa dekorasi terbaik ia sewa untuk melangsungkan pernikahan. Karina melihat dari kaca kamar betapa indahnya lampu-lampu dan bunga yang menghiasi area itu.

Jack juga sudah cuti bekerja untuk berada di area rumah. Bahkan ia juga menyewa makeup artist terkenal untuk menyulap Karina menjadi bidadari esok hari.

Sarah semakin di buat ombang-ambing. Rasa ingin menculik Karina pun terlintas, namun ia tahu siapa yang di hadapinya. Jack, manusia itu terkenal lebih kejam dari kelihatannya, dan memang sangat kejam karena ia mengalaminya sendiri.

"Jack, apakah kamu tidak masalah?" tanya Karina.

"Tentang apa?"

"Kita akan menikah saat aku hamil besar?"

"Mengapa? lagi pula aku mencintaimu dan kita akan menikah di mansion pribadi ku, tidak akan ada wartawan bahkan aku membuat peraturan semua tamu di karang membawa ponsel."

"Aku hanya takut berita ini terdengar pada Ayahku!"

"Tenang saja, aku hanya mengundang beberapa orang saja yang penting!"

Karina mengangguk. Nyonya Emily juga datang bergantian dengan pegawai lain untuk menanyakan keperluan Karina. Namun gadis itu malah memeluknya, ia sangat sedih karena tidak akan ada keluarganya yang datang.

"Nona, tenang saja! kami juga berasal dari desa yang sama. kamu bisa menganggap ku sebagai keluarga mu!"

Karina memeluk nyonya Emily dengan erat sampai ia menangis.

Dua mobil box besar datang bersamaan. Ternyata mereka membawa gaun pernikahan untuk dikenakan Karina. Begitu di turunkan gaun itu panjang, besar dan berat. Jack juga memesan gaun untuk para pegawainya agar bisa memegangi gaun Karina besok agar gadis itu tidak keberatan.

Gaun berwarna putih tulang, berdampingan dengan sebuah toksedo hitam yang mengkilap dengan sebuah pita di lehernya membuat semua orang menatap betapa indah dan pastilah mahal sepasang baju pernikahan itu.

Jack benar-benar memberikan yang terbaik di pernikahan nya.