Chereads / Sexy Husband / Chapter 22 - Pesta Pernikahan

Chapter 22 - Pesta Pernikahan

Pesta Pernikahan

Sesampainya di rumah, tempat ini telah dihiasi menjadi lebih indah dari sebelumnya. Apa akan ada acara selanjutnya? Apa Tuan akan melakukan hal ini kepadaku? Tetapi kenapa dia melakukan hal yang terlalu mewah, bahkan jika diingat-ingat aku berpikir tempat ini dihiasinya hanya untuk menyambut kami saja.

Ternyata aku salah, banyak orang-orang yang berada di sini. Tuan memiliki teman yang cukup banyak ternyata, Tuan menyuruhku untuk mengganti pakaian, para pelayan dengan sigap langsung membawaku ke atas, setelah ini semoga bisa tidur dengan nyenyak, rasanya sangat melelahkan sekali.

Beberapa saat pakaian yang aku kenakan telah diganti, dan saat keluar menuruni anak tangga semua orang bertepuk tangan, aku melihat Tuan dengan senyum tipis di wajahnya. Ayato dan Shido menikmati pesta ini, mungkin untuk satu hari ini mereka bisa melupakan semua tugas-tugas yang mengerikan.

Tuan mengulurkan tangannya dan aku menerima, tangan besar dan begitu hangat sangat nyaman. Pria yang ada di depanku adalah seorang suami sekarang, kenapa aku bisa berpikiran untuk menerima dia, sifat kejamnya bahkan melarangku untuk ke luar rumah sangat menyiksa, tapi saat perkataan maukah kau menikah denganku terlontar, mulut ini langsung mengatakan iya.

Semoga saja hidupku akan aman, musik seketika diputar dan semua orang menari dengan sangat senang. Tuan menyuruhku untuk bergabung dengan mereka. Aku takut jika sampai keterlaluan, sudah lama tidak melakukannya jika diberi izin pasti akan lepas kendali. "Lakukan, hari ini aku akan membebaskanmu melakukan apa pun." Sontak mataku langsung membuat dan tersenyum.

Melihat Ayato dan Shido yang sudah mengulurkan tangan, aku melirik Tuan dan Tuan mengangguk, langsung saja diri ini maju dan menerima ulan yang diberikan. Shido meminta musik diubah menjadi lebih meriah, aku susah mengikuti musik, ditambah Tuan yang masih saja melihat. Rasa malu masih terus menjalar membuatku semakin gila.

Tuan pergi dan Ayato menyentuh pundakku untuk segera menari, hatiku tidak dapat ditahan lagi langsung saja seluruh tubuh mengikuti ritme musik dan menari dengan riang, rasanya seperti keluar dari gua setelah sekian lama. Shido mengajakku untuk bermain bersama, dan tentu saja tubuh ini menerima dengan baik, setiap gerakan yang kami buat cukup liar.

Ayato mengambil bir dan meminumnya sambil menari, lampu-lampu yang berkedip seperti mengantar ke mana ke tempat yang paling seru. Sekilas aku melihat ke luar, tampak di sana banyak penjaga bahkan bukan hanya penjaga Tuan saja, banyak orang yang tidak aku kenal di luar mungkin penjaga tamu yang datang.

Hari terus berjalan sampai larut malam, selama pesta Tuan hanya duduk dan melihat kami menari. Ayato dan Shido terus mengajak, tapi Tuan memberi alasan kalau sedang tidak enak badan. Aku juga merasa lelah, heran rasanya ketika hamil menari sampai larut malam tidak lelah, tunggu ala aku benar hamil?

Aku melihat Tuan dan segera menghampirinya. "Sudah selesai bersenang-senangnya?" Aku mengangguk dan Tuan langsung berdiri dan menarik tangan ini.

"Tuan, kita mau ke mana?" tanyaku dan Tuan hanya dian saja. Semuanya terasa seperti mengerikan, Tuan membuka pintu kamar lalu menyuruhku segera mengganti pakaian dan tidur.

Aku hanya diam termenung lalu mengangguk saat Tuan mengatakan untuk kedua kalinya. Aku segera membersihkan badan dan naik ke tempat tidur. Apa Tuan marah karena aku bermain sampai malam dan melupakan malam pertama kami, tapi jika iya Tuan tidak pernah melakukan hal seperti itu dia pasti akan marah dan memaksaku untuk segera selesai.

Aku melihat ke pintu, apa Tuan akan tidur bersamaku atau tidak. Tanganku terasa kaku seperti ada yang menimpa, aku membuka mata dan melihat Tuan memelukku erat, astaga apa yang dilakukan Tuan di sini? Aku berusaha melelas tangan yang tertimpa.

"Tidurlah," ucap Tuan membuat aku kaget.

"Iya, Tuan."

"Kenapa kamu masih belum menutup mata," ucap Tuan sontak aku melihat matanya yang sudah terbuka.

"Tuan ... itu ...." Tuan langsung menatapku tajam, naik ke atas tubuh ini dan menyeringai seketika.

"Kamu ingin melakukan malam pertama kita sekarang?" Aku menggeleng ketakutan. "Apa kamu tidak merasa sesuatu di bawah sana mulai bangun, bisiknya membuatku sedikit geli dan menjauh darinya.

"Aku tidak akan melakukannya sekarang," tolakku.

"Aku tidak peduli yang penting tubuh ini harus dinikmati sekarang," ucapnya menjilat wajahku, kenapa Tuan bisa berubah seperti ini.

"Tuan!" Aku memberontak dan dia hanya tersenyum menimpaku membuka perlahan baju ini, sambil berusaha menciumku lagi, tetap saja dia yang menang atas segalanya.

Wajahnya yang senang saat berhasil mengoyak pakaianku karena kesusahan, kini dia mulai melepas pengaitnya, aku menendangnya dan dia memelukku erat sambil meniup telinga ini.

"Jangan memberontak, Sayang, atau kamu mulai melawan sekarang," bisiknya membuatku semakin kesal lalu menendang perutnya membuat dia kesakitan dan melepasku. "Sakit," ucapnya dan aku hanya terkekeh, astaga ala dia akan membenciku.

Dia tersenyum miring lalu menimpa tubuh ini lagi, melanjutkan membuka seluruh pakaian ini. Apa di malam pertamaku sendiri harus melakukannya seperti diperkosa.

"Aku mau malam ini berbeda dari yang lain," bisiknya membuat hati ini menjadi tenang dan tersenyum melihatnya, dia melumat bibir ini pelan tanpa nafsu yang membara.

Meremas dada ini dengan lembut lalu mengisap ujungnya perlahan, aku membuka kemejanya dan beralih ke bagian celana. Beberapa menit kemudian semua pakaiannya terbuka.

Membuat tubuh kami ini seperti seorang bayi yang baru saja lahir ke dunia, dia memiringkan badannya berusaha tidak menimpa perut ini, menjilat jenjang leherku lalu tersenyum manja.

Aku hanya mengangguk dan memainkan kejantanan miliknya menggunakan tangan ini, menaik turunkan sesuai irama jilatan yang dia berikan di leherku.

Aku berdecit saat dia menggigitnya, itu sangat sakit dan dia hanya tersenyum melanjutkan permainannya lagi. Aku mempercepat gerakan tanganku membuat dia menahan desahan.

Langsung saja dia turun kembali mengulum dadaku dengan tangan yang mengelus paha dan meremas dada satunya, aku hanya dapat menikmati permainannya dan melanjutkan tugasku di bawah sana.

Dia mengubah posisinya menjadi kepala di bawah dan kakinya di atasku, menjilat kewanitaanku dengan perlahan tapi mengenai inti yang membuat tubuh ini mengelinjat hebat.

Apa aku harus mengulum benda ini juga? Apa rasanya tidak pahit atau bau? Tapi kenapa Tuan menyukai hal ini. Tuan melihatku dan dia tersenyum lalu melanjutkan permainannya di bawah sana.

Dia tidak menyuruhku sama sekali melakukan hal itu, tapi karena malam yang dia inginkan maka akan aku kukabulkan hal dia inginkan selama ini, langsung saja tangan ini menaik turunkan kejantanannya.

Dan mengarahkannya ke mulutku, aromanya saja sudah membuatku pening. Langsung saja mulut ini terbuka lebar dan memasukkan batang panjang ini yang menghampiri mengenai tenggorokan.