Seorang pria dengan kepala yang lebih cenderung miring ke sebelah kanan itu tertawa kecil dengan menatap i-pad nya. Sudah pukul 8 pagi tapi Randy malah tenang tenang di depan rumah nya. Sekolahan libur karena hari Minggu ini membuat dirinya makin terhibur di depan i-pad miliknya itu. Randy tertawa melihat kartun Finding Nemo.
"Fish are friends... Not food!" Kata Randy mengikuti suara ikan ikan kartun dalam i pad nya itu.
Randy tertawa kembali dia tidak merasakan ada yang salah dengan dirinya, berbeda dengan pandangan orang lain. Kring kring... Suara bel sepeda pancal berbunyi, itu adalah Rio yang baru saja selesai pergi dari toko buku.
Dia memberikan sebuah komik volume 8 untuk Randy. Tapi bukannya senang Randy malah sedih, buku itu menceritakan tentang kisah pedih dari seorang anak yang di bully.
"Kamu sudah baca sampai volume 7 kan? Ini volume terakhir nya... Aku dapat bajakan tapi limited edition..." Kata Rio dengan tersenyum sambil mengedipkan matanya.
"Benar... Tapi... Aku tidak mau membaca nya." Kata Randy dengan mundur satu langkah kebelakang.
Setelah itu Randy berlari ke atas dan menitih satu persatu anak tangga dengan kencang nya. Rio menyusul, dia baru saja sadar setelah membaca sinopsis bukunya. Itu tentang seorang anak yang di bully pantas saja Randy tidak mau membaca nya. Apalagi ini adalah volume terakhir dari series komik itu.
"Maafkan aku Randy..." Kata Rio pelan.
Tapi Randy tidak mendengarkan nya dia hanya fokus dengan i-pad nya dan terus menonton finding Nemo. Itu adalah acara kartun yang terus terusan dia ulang. Bahkan hampir setiap hari Randy memutarnya.
"I look at you... I'm home..." Kata Randy, dia membuka pintu kamar nya dan menyaksikan hal yang luar biasa sekali.
Secara tidak sengaja dia pindah tempat ke dunia imajinasi nya. Itu adalah dunia imajinasi yang hanya bisa dia buat, semua orang tidak akan pernah bisa melihat nya, kecuali dirinya sendiri.
Seorang yang ada di depan nya berubah menjadi kartun ikan Nemo dan dory.
"Dory!! Jangan lari!" Teriak Randy dia adalah seorang ikan Nemo sekarang. Lebih tepatnya ayah ikan Nemo.
Rio yang menyaksikan hal itu menjadi tertawa. Lucu sekali sahabat nya itu.
"Randy? Sekarang kamu sedang ada dimana?" Tanya Rio dia memakan salah satu camilan yang dia ambil dari kulkas Randy.
"Laut. Laut ikan Nemo..."
Randy tertawa berlari lari kecil hingga dia terdiam setelah 1 jam berkeliling rumah nya. Wush! Dia merasa pusing sekali, kepala nya berhenti berpikir setelah beberapa detik. Dan sekitarnya mulai gelap.
"Randy? Kamu baik baik saja?" Tanya Rio.
Randy mengangguk.
"Apa yang terjadi?" Tanya Rio dia di suruh guru khusus Randy untuk terus menanyakan hal hal seperti itu selama Randy selesai berpetualang dari dunia nya.
"Aku tidak sengaja meninggalkan Nemo hingga... Nemo meninggal. Aku merasa bersalah sekali, tapi... Ta... Tapi aku tidak bisa menyelamatkan nya..." Kata Randy dengan matanya yang memelas.
"Lalu? Itu hanyalah dunia imajinasi saja... Jangan terlalu terbawa suasana. Ayo makan? Aku bawa nasi kerak telor. Ini buatan Clara loh!" Kata Rio dengan semangat. Dia berusaha menyenangkan teman nya itu.
Randy mengangguk dia memutuskan untuk berdiri setelah mendengarkan kata Clara di sebut. Makanan yang di masak oleh Clara tidak pernah salah memang.
Meja makan telah penuh dengan makanan yang di letakkan di rantang. Randy memakan perlahan lahan lauk nya dan setelah itu Rio berani membuka topik pembicaraan mereka.
"Randy apa kamu kenal Fira? Anak kelas 2 SMP yang sering mengejek mu..." Kata Rio.
Randy mengangguk sambil mendongak kan kepalanya meminta penjelasan kenapa Rio bertanya seperti itu?
"Dia sedang sakit. Sakit keras sekali. Kamu mau menjenguk nya?" Tanya Rio.
Randy mengangguk. Dia tidak keberatan selama dia berbuat baik dia tidak masalah. Fira? Fira adalah anak kelas 2 SMP yang selalu saja menjahili Randy setiap pulang sekolah. Mereka satu jurusan angkutan umum, karena itulah Randy selalu bertemu dengannya.
Rio yang ada disana telah menyiapkan jaket Hoodie milik Randy dan memakainya pada teman nya itu.
"Kamu ingin mengatakan apa saat bertemu dengan nya?" Tanya Rio, dia berusaha mengetes sampai mana kemampuan Randy dalam memahami lingkungan sekitarnya.
"Aku... Akan diam-- tidak maksud ku aku akan memberikan nya semangat. Dengan vitamin yang ku bawa..." Kata Randy dengan tersenyum canggung.
Fira baru saja terkena leukimia. Tidak punya rambut, dan tubuh nya sangat kurus sekali. Julukan nya di SMP miliknya adalah 'Anak Preman' ini karena sikap nya yang vulgar, selalu saja merokok dan tampil dengan pakaian yang tidak pantas.
.
.
.
.
Rumah sakit itu ada di depan nya sekarang, Randy masuk ke dalam ruangan nomor 24A di mana Fira terbaring lemas di tempat tidurnya dan sekarang Fira memiliki selang pembantu pernapasan.
Asisten Fira datang dan bertanya,
"Mohon maaf... Siapa kalian? Ada yang bisa di bantu?" Tanya sang asisten.
"Kita teman nya Fira. Saya Rio dan dia Randy... Mungkin kita bisa menjenguk Fira?" Balas Rio dengan tersenyum lebar.
Sang asisten mengangguk dia memberikan ijin pada mereka berdua, itu karena sikapnya yang sangat sopan sekali, karena itulah Sang asisten memberikan ijin pada mereka berdua.
"Fira... Halo." Sapa Randy dengan melambaikan tangan nya yang terasa canggung sekali.
"Kenapa kalian kesini? Aku ga butuh kalian tau!" Ketus Fira dengan menahan emosinya.
Sebelum nya Randy adalah anak yang culun di saat dia bertemu dengan Fira. Tapi sekarang dia lebih berani, apalagi mengingat jika Fira jauh lebih muda darinya.
"Fir... Randy kesini mau kasih vitamin. Semoga Lo cepet sembuh ya." Kata Rio dengan tersenyum lebar.
2 hari tepat sebelum Randy datang ke sini, Rio baru saja mendapatkan pukulan kasar dari Fira, bahkan Randy mendapatkan tendangan maut nya juga.
"Iya... Semoga lekas sembuh." Kata Randy.
Belum berselang lama, tiba tiba saja Fira menangis.
"Kenapa kamu menangis?! Apakah sakit... Rio! Rio! Cepat panggilkan dokter!" Pinta Randy dengan panik.
Setelah itu Fira memegang lengan Randy, dan mengajak nya untuk berdamai.
"Maafkan aku! Maafkan aku!!" Teriak Fira hingga selang oksigen nya membuat dirinya tersiksa.
"Tenanglah... Jangan panik seperti ini Fir..." Ucap Rio dengan membuat tenang Fira.
"Aku telah memaafkan mu... Sekarang minumlah vitamin nya... Jaga kesehatan mu." Kata Randy.
Dirinya sekarang adalah vitamin bagi Fira. Sejak 2 hari dia di rawat di rumah sakit ini, tidak ada yang berkunjung dan itu membuat nya sedih. Sekaligus sadar jika selama ini tidak ada orang yang suka dengan nya.
"Terimakasih vitamin nya..." Kata Fira.
Sang asisten yang ada di balik pintu Tersenyum diam diam, dan memutuskan untuk membiarkannya.
"Ya. Sama sama..." Ucap Rio.
Randy tertawa dalam hatinya, senang sekali bisa bertemu dengan gadis seperti Fira. Rupanya preman ini bisa berubah jadi gadis yang cantik jika sudah seperti ini.