Chereads / Dunia Kita Berbeda / Chapter 20 - 20. Tugas Bahasa Indonesia

Chapter 20 - 20. Tugas Bahasa Indonesia

Tepat pukul 12.00 siang, Randy memutuskan untuk pergi ke rumah nya Clara dengan menggunakan sepeda lipat yang baru saja di belikan ayahnya. Baru saja dia mengayuh nya dan di saat itu juga dia merasakan ada yang berbeda dari sini. Kata nya Dahlia, sepeda ini seharga 20 juta yang di beli langsung dari Jerman. Memang canggih sekali sepeda ini, tapi Randy memakainya seolah sepeda ini hanyalah bernilai 1 juta.

Semua orang menatapnya dari ujung kaki sampai ujung rambut dan beberapa meremehkan nya kembali.

"Aku senang sekali..." Kata Randy dengan menghela napasnya lega. Kini dia bisa bebas merasakan udara di ruangan terbuka.

10 menit mengayuh sepeda dengan penuh perjuangan akhirnya Randy sampai di gang itu. Gang yang sangat kumuh dan lusuh sekali, seketika itu bau parfum mahal Randy menjadi tertutupi Karen baru sampah yang ada di mana mana.

Rumah rumah yang dibangun berdempetan sekali membuat Randy tidak nyaman. Dia terus berjalan hingga sampai di tempat yang paling ujung sekali, lalu ia mengetuk pintunya perlahan lahan.

"Clara!! Clara..." Teriak Randy dengan memanggil manggik nama temannya itu.

Tapi tidak ada jawaban sama sekali. Frustasi dia tidak bisa mengetuk pintunya terus terusan, hingga seorang anak kecil keluar. Itu adalah Santi yang bilang jika Clara sedang kerja.

"Oh kakak aneh ini lagi nyari Kak Clara? Kak Claranya... Lagi kerja..." Kata sang anak dengan begitu polosnya.

"Mmm... Baiklah. Terimakasih." Kata Randy dengan gugup sekali. Setelah itu mengayuh sepedanya dengan kencang sekali.

"Kakak itu... Aneh sekali..." Kata Santi dengan menggelengkan kepala nya, tidak habis pikir seolah Randy dan tingkah laku nya itu.

Ceklek. Padahal sebenarnya Clara sedang bersembunyi di balik pintu rumah nya dia menghembuskan napasnya dengan panjang, melakukan tos dengan Santi.

"Terimakasih... Kakak harus pergi kerja dulu. Jangan bilang bilang ke kak Randy ya!"

Santi mengangguk. Saat itu juga Clara berlari ke arah sepeda butut nya itu dan pergi mengayuh dengan usaha keras nya.

Dia sengaja menghindar dari Randy karena dia tau jika anak itu sedang ingin mencontek soal bahasa Indonesia yang sebelumnya pernah di kerjakan oleh nya. Padahal Randy adalah anak yang pintar tapi tetap saja anak itu ingin jawaban yang pasti.

"Koran nya pak! Koran nya Bu!" Teriak Clara dengan memberikan koran koran yang baru saja di rilis.

Untung nya saja ada yang beli. Rata rata orang yang membeli koran di jaman sekarang adalah para orang yang sudah lanjut usia.

Harganya koran mulai dari dua ribu sampai 20 ribu.

"Terimakasih pak... " Kata Clara dengan senyuman manisnya.

Berita terkini adalah tentang masyarakat Indonesia yang lagi lahi terkena korupsi. Semua pejabat tinggi bahkan departemen keuangan 13 orang di tangkap karena korupsi dalam melakukan tugas nya.

"Astaga... Dunia sudah tidak beres." kata Clara seolah lelah sekali dengan skandal yang di lakukan oleh pemerintah. Terlebih lagi dengan para artisnya yang lagi lagi terjerat dan terjerumus benda haram itu, narkoba.

"Wah dek topiknya berat kali ini yah... Ada bom nuklir yang akan di tembakan juga kayanya... Astaga korupsi merata sekali..." Kata bapak bapak tua.

Clara menganggukkan kepalanya ikut membaca koran yang dia jual sendiri. Membaca itu asik sekali.

.

.

.

.

Sudah pukul 13.00 tapi Randy belum mendapatkan informasi dari Clara sama sekali, padahal dia ingin menunjukkan buku cerita yang telah dia buat. Untuk tugas bahasa Indonesia.

Soal bahasa Indonesia, Clara adalah jagonya. Meski gadis ini buruk dalam berbagai bidang, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang paling dia bisa. Bahkan nilai ujiannya paling bagus di bagian Bahasa Indonesia nya.

"Astaga... Kemana sih Clara?" Tanya Randy.

"Sabar dong Rand... Pasti Clara Sebentar lagi pulang kok." Kata Rio dengan memainkan rubik. Dia terus memutar kesisi kanan dan kiri tapi tetap saja dia tidak bisa menyelesaikan nya dengan benar.

Dalam teriknya panas matahari akhirnya Randy tidak tahan lagi dia masuk ke dalam Indomaret dan masuk kedalam untuk membeli es krim dingin. Apapun itu yang penting dingin, dia ingin menyejukkan tubuhnya hingga Clara benar benar datang.

"Hey Rio!!" Teriak Clara yang belum sadar jika ada Randy disini. Tepatnya di dalam Indomaret itu.

"Hai juga. Kamu habis dari mana nih? Kenapa kelihatan capek banget sih?" Tanya Rio dia meletakkan rubik dan memasukkannya dalam tas.

"Habis jualan koran. Sendirian aja nih?"

Rio menggeleng sudah jelas jelas dia disini dengan Randy kenapa Clara tidak paham paham juga sih?!

"Clara! Mana janji mu... Kau sudah janji memberikan kunci jawaban nya bukan?" Tanya Randy dengan memberikan buku tulisnya.

Itu adalah buku tulis bahasa Indonesia milik nya yang telah dia kerjakan sejak 1 hari yang lalu. Di sana juga sudah lengkap sekali dengan struktur bahasa Indonesia yang baik.

"Mm... Tidak ada yang salah. Semua nya benar... Aduh jangan tanya ke aku terus dong Rand..." Kata Clara yang jadinya tidak nyaman sekali.

Randy mengangguk tapi dia tetap saja menanyakan tugas bahasa Indonesia hingga mereka memutuskan untuk belajar besama di cafe tempat kerja Rio. Sambil kerja Rio juga harus tetap belajar. Dia akan terus menggapai cita cita nya. Sampai kapan pun itu.

Cafe atau muda, namanya. Randy duduk tepat di depan Clara yang sedang mengerjakan tugas bahasa Indonesia nya. Mereka barter di saat Randy mengerjakan matematika milik Clara, maka Clara akan mengerjakan tugas bahasa Indonesia nya.

"Astaga.. kau begitu saja tidak tau Rand..." Kata Clara dia sebenarnya tidak ingin membagikan jawaban ini tapi semua nya terpaksa karana pr matematika nya. Harus dapat nilai sempurna jika tidak dia akan di suruh membayar sekolahan nya.

"Randy kamu mau makan dulu? Kamu belum makan siang loh..." Ucap Rio mengingat kan.

Randy menggeleng dia tidak mood makan sekarang. Itu karena PR matematika yang dia kerjakan. Ini tidak seberapa namun entah kenapa membuat Randy pusing sedikit.

"Nih tugas bahasa Indonesia mu sudah selesai... Eh Rio! Kamu tau berita pertama yang aku dapatkan tidak?---"

Di saat Clara sedang sibuk bergosip dengan Rio, Randy memperhatikan buku tugas bahasa Indonesia itu. Dan baru saja tersadar jika ada yang salah di sana.

Tulisan tangan Clara jadi lebih bagus Sekarang. Randy tersenyum dia hendak memajang tulisan indah di bukunya itu.

"Makasih... Clara..." Kata Randy dengan tersenyum lebar. Setelah itu dia memberikan sebuah permen coklat yang selalu dia bawa untuk di berikan pada orang yang dia senangi.

'Tugas bahasa Indonesia ini... Bisa ku kerjakan sendiri. Malah lebih baik.' kata Randy dalam hatinya. Membenarkan ejakan kata yang masih salah.