Chereads / The Darkest Destiny's / Chapter 19 - Met Someone

Chapter 19 - Met Someone

Sebuah mobil Rolls Royce warna biru metalik berhenti disebuah gedung. Varsha turun dari kursi belakang dikuti oleh Samuel dan Jarvis.

"Uncle kita dimana?" Tanya Varsha

"Orang yang harus Anda temui ada disini Nona." Jawab Samuel

Varsha mengangguk paham, tapi ia meresa tidak asing dengan gedung ini.

Mereka memasuki gedung tersebut. Dari luar, gedung ini seperti tidak berpenghuni. Tapi di bagian dalam betapa terkejutnya Varsha melihat kecanggihan yang ada didalam gedung itu.

Teknologi yang terbilang cukup canggih memenuhi gedung tersebut.

Kedatangan mereka disambut oleh beberapa pria, mereka tidak mengenakan Jas atau apapun yang mencerminkan seorang pegawai kantor. Pakaian mereka hmm... Terbilang cukup santai? Dan kebanyakan dari mereka juga masih remaja, sebenarnya ini dimana? Varsha sedang memikirkan dimana dia sekarang, walaupun terasa tidak asing tapi gadis itu benar-benar tidak tahu sedang berada dimana.

"Selamat datang di SECURITY TECH Nona. Ini adalah perusahan mendiang Ibu Anda." Seperti menjawab apa yang ada dipikiran Varsha, Samuel mengatakan satu hal lagi yang membuat gadis itu terkejut.

"Perusahaan Mommy?" tanya Varsha bingung

"Benar Nona. Perusahaan ini bergerak dibidang IT. Semua orang yang ada disini merupakan orang-orang terpilih yang direkrut langsung oleh Nyonya Ainsley."

"Tapi tadi diluar gedung aku tidak melihat ada nama perusahaan yang terpasang Uncle."

Samuel tersenyum, "Perusahaan ini bergerak secara rahasia Nona." Jawab Samuel penuh arti.

"Rahasia? But why?"

"Mulai dari hacker, teknologi yang belum dikenal oleh masyarakat luas, hingga keamanan sistem sebuah negara ataupun perusahaan raksasa dunia. Itu semua dikerjakan oleh mereka." Jelas Samuel, Ia menunjuk orang-orang yang ada disana.

"Dengan kata lain this is a security center?" Ucap Varsha pelan.

"Benar Nona. Dan Anda bisa bayangkan jika SECURITY TECH diketahui oleh masyarakat luas dan mereka mengetahui identitas para pegawai."

"Mereka semua bisa dalam bahaya." Gumam Varsha

Samuel tersenyum, Nona Muda-nya ini sangat cerdas. Ia bahkan mampu memahami kenapa perusahaan mereka bergerak secara rahasia.

Walaupun keamanan para pegawai terjamin, tetap saja mereka mengambil langkah lain sebagai antisipasi. Yaitu merahasiakan keberadaan perusahaan dan para pekerja.

"Jadi Uncle ingin aku menemui mereka?"

"Salah satunya, tapi ada satu orang lagi yang harus Anda temui Nona." Ucap Samuel pelan.

"Mari ikuti saya." Lanjutnya lagi. Tanpa menanyakan

apapun lagi, Varsha mengikuti langkah Samuel.

Varsha memperhatikan semua yang ada disana. Varsha tidak menyangka jika Ibunya memiliki perusahaan seperti ini.

Tapi Varsha merasa seperti ada yang janggal. "Uncle, siapa orang yang mendukung Mommy? Apakah orang itu orang yang sama dengan yang akan aku temui sekarang?" pertanyaan itu langsung keluar dari bibir mungil gadis itu.

Karna setau Varsha, Ibunya bukan orang yang mampu untuk melakukan ini semua. Karna untuk membuka sebuah perusahaan apalagi perusahan yang bergerak dibidang IT seperti ini akan membutuhkan dana yang besar, dan sangat mustahil jika Daddy-nya yang memberikan itu semua, bukan?

Jika berbicara tentang kepintaran, Varsha yakin Mommy-nya sangat pintar dan cerdas. Tapi tidak dengan materi.

'Mungkin jika Daddy membantu Mommy, but i'm sure he's not!' gumam Varsha dalam hati.

Varsha, Samuel dan Jarvis memasuki sebuah ruangan yang bernuansa putih. Tidak banyak furniture didalamnya, hanya ada sebuah meja putih yang berkuruan lumayan besar berada ditengah-tengah ruangan dan juga sebuah komputer diatas meja itu.

"tidak ada siapa pun disini. Apa dia belum datang Uncle?" Samuel tersenyum mendengar pertanyaan Nona Muda-nya ini.

"Beliau sduah datang Nona, disini." Jawab Samuel pelan, ia lalu berjalan kearah meja yang ada diruanan tersebut.

Varsha mengerutkan keningnya dalam. Merasa bingung dengan ucapan Samuel.

Samuel terlihat sedang berkutat dengan komputer yang ada diatas meja itu.

"Uncle apa kita akan melakukan panggilan video? Jika memang iya, kita tidak perlu jauh-jauh kemari bukan?" Varsha merasa kesal, jika memang hanya panggilan video mereka bisa melakukannya di tempat latihan.

"Kurang lebih seperti itu Nona, tapi ini sedikit berbeda." Jawab Samuel dengan masih tersenyum hangat.

Varsha mendesah pelan, "Apapun itu jika memang panggilan video tetap saja sa-" Ucapa Varsha terpotong, gadis itu terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang.

"привет внук." Seru seorang pria berusia 70an, sekarang mereka sedang melakukan panggilan 3D dengan teknologi hologram. Jadi mereka bisa berbicara seperti sedang dalam pertemuan yang nyata.

Russian | *Hai cucu

Tapi ada hal lain yang membuat Varsha semakin bingung, 'Dia bilang apa tadi? Cucu? Who? Me?' pertanyaan beruntun itu memenuhi otak kecilnya.

"Sorry but, who are you?" akhirnya pertanyaan itu dilontarkan oleh Varsha. Karna ia merasa tidak pernha bertemu apalagk mengenal pria tua ini.

"Hahhahaha, kau bahkan tidak mengenal kakekmu ini, Nak?" ucap pria tua itu dengan nada sedih yang dibuat-buat.

"Well, bisa kumaklumi. karna selama ini kita memang tidak pernah bertemu, jadi wajar saja kau tidak mengenalku. Tapi aku sangat mengenalmu, Xora. Sangat." Varsha tidak mendapati kepura-puraan disetiap kata yang keluar dari pria tua itu sekarang. Tidak seperti sebelumnya.

"Aku selalu memperhatikan setaip tumbuh kembangmu. Dari kau masi bayi, balita hing-"

"Tunggu dulu, jadi maksud Anda, Anda adalah Ayah dari Mommy dan Anda merupakan kakek saya?"

"Yes, you right!" Seru pria yang mengaku sebagai kakek Varsha.

"Dan Anda orang yang mendukung Mommy untuk membuka perusahaan ini?" Tanya Varsha lagi.

"Ya. Tapi bisakah kau mengganti kata 'Anda' dengan kata 'Kakek' Xora?" pinta pria tua itu.

"Hah! Jangan konyol. Anda berharap Saya mempercayai apa yang Anda katakan barusan?" Ucap Varsha tidak percaya.

"Tapi itu semua memang benar, sayang." Ujar pria tua itu lembut

"Fine! Anggaplah hal itu benar, lalu kemana Anda saat Mommy membutuhkan pertolongan. Aku yakin Anda bukan orang biasa, karna Anda mampu mendirikan perusahaan dengan skala besar seperti ini. Bukan hal mustahil bagi Anda untuk menolong Mommy, but you didn't do it! Dan sekarang Anda muncul berharap Saya akan mempercayai Anda? Jangan harap!" Terbesit nada kekecewaan disetiap perkataan gadis itu.

Varsha kecewa karna orang yang mengaku sebagai kakek-nya itu tidak mengulurkan tangan untuk membantu Mommy nya.

"Kemana Anda selama ini? kenapa baru muncul sekarang? Mommy, dia sangat kesakitan. Mommy membutuhkan pertolongan." lirih gadis itu.

"Maafkan aku Nak, tapi itu keinginan Mommy mu. Dia ingin menjadi gadis biasa dan menikah dengan Reagan." Jujur pria tua tersebut. ia menatap Varsha dengan sendu.

"Dan Anda mengizinkannya? jika Anda menghentikan Mommy. Ini semua tidak akan terjadi. Dan mungkin, Mommy masih hidup hingga sekarang." Ucap Varsha pelan.

"Dan jika Aku melakukannya, Kau tidak akan lahir ke Dunia ini, Nak."

"ITU LEBIH BAIK DARI PADA MOMMY HARUS MENDERITA SELAMA HIDUPNYA!!!" Teriak Varsha frustasi

"Kelahiranku di Dunia ini, tidak lebih penting dari pada keselamatan dan kebahagiaan Mommy." pertahanan gadis itu runtuh, Varsha menangis pelan. Hatinya kembali merasa sakir jika mengingat semua penderitaan yang dialami sang Ibu.

"Mom..." Lirih Varsha pelan