Krei masih terkesima dengan apa yang sedang dia lihat saat ini. Mark memberi Krei waktu untuk memproses apapun yang sedang dicerna oleh Krei. Lalu Krei melihat sekelilingnya dan kembali tertegun dengan lapisan luar pulau Ellidaey atau bisa disebut semua itu adalah ISA.
Dia melihat hempasan ombak yang hampir menyamai tinggi gedung.
"Apa itu adalah laut yang baru saja kita lewati?" Tanya Krei sambil merasakan dirinya mulai mual.
"Iya benar, itu adalah laut yang baru saja kita lewati. Tapi tenang saja, kita tidak begitu saja melewati itu. Ombak itu dibuat oleh sistem kami. Saat kita di perjalanan menuju ISA, sistem ombak dimatikan 5 menit sebelum kita melewati garis ombak dan menyalakannya kembali ketika kita 1 menit lebih dekat dengan titik pemberhentian." jelas Mark.
Krei tampak memikirkan tentang penjelasan Mark,"Aku tidak mengerti. Kenapa ISA membutuhkan sistem semacam itu ketika kalian sudah menyembunyikan lokasi akademi dengan sempurna?" tanya Krei penasaran.
"Sistem Zeus telah banyak membantu dan membuat akademi se-tidak kasat mata mungkin, namun ada perilaku manusia yang sedikit merepotkan, yaitu mereka tidak berhenti bereksplorasi baik sengaja ataupun... tidak disengaja." kata Mark sambil mengalihkan pandangannya.
Krei mengerti ekspresi itu dan berpura-pura polos lalu menanyakan, "Apa maksudnya ada orang yang pernah hampir menemukan ISA secara tidak sengaja?"
Mark memasang wajah datar dan berkata, "Lebih tepatnya dia benar-benar menemukan kami, dan kami tidak ada pilihan selain membuat mereka untuk tinggal disini." jelas Mark.
Sesaat setelah Mark menyelesaikan kalimatnya, sebuah mobil sampai di dekat mereka dan Krei mengernyitkan dahinya. "Ada apa?" tanya Mark.
Krei menjelaskan alasannya setelah menatap mobil itu, "Bukan apa-apa. Karena sejak awal kesini telah dibuat terkesima oleh kemajuan teknologi yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, aku hanya kaget melihat transportasi yang normal seperti ini. Aku sedikit membayangkan bahwa kita akan menaiki semacam drone dan terbang mengelilingi pulau ini."
Mark tertawa sedikit. Dia tidak habis pikir Krei akan berpikir seperti itu. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pemikirannya, namun perubahannya setelah merasakan beberapa teknologi yang dimiliki akademi lah yang membuatnya lucu.
Seperti hal-hal yang sebelumnya terjadi, Krei terus melihat keluar jendela. Apa yang dia dengar tentang akademi ini adalah kemisteriusannya dan dia mengira dia akan melihat semacam kastil besar serta hal-hal yang sedikit lebih kelam. Tapi, apa yang Krei lihat jauh dari ekspektasinya. Apa yang dia lihat lebih mirip bisnis distrik yang jauh lebih ramah lingkungan dari yang pernah dia lihat sebelumnya. Semuanya terlihat sangat efektif dan fungsional.
Gedung yang memiliki beragam desain dan fungsinya masing-masing untuk mendapatkan daya. Ada satu yang menggunakan beragam alat bantu dan menggunakan aliran air sungai terdekat sebagai sumber energi. Lalu panel surya yang tersebar di berbagai lokasi untuk penyerapan dan penyimpanan energi cadangan, hingga penghijauan yang juga selalu ada disetiap tempat. Mengagumi betapa hebatnya keseimbangan antara teknologi dan keramahan lingkungan yang ada di pulau itu, Krei mulai merasa lelah karena perjalanan panjang dan terlelap di dalam mobil.
Diperjalanan menuju tempat Krei akan tinggal, awalnya Mark akan menjelaskan beberapa hal yang perlu diketahui Krei secara umum. Namun, menyadari kondisi Krei setelah dia memanggilnya beberapa kali. Mark memutuskan akan menjelaskannya setelah mereka tiba di rumah tinggalnya.
Krei membuka matanya dan menyadari bahwa mobil yang dinaikinya telah berhenti. "Kenapa kita berhenti? Apa kita sudah sampai?" Tanya Krei sambil melihat sekelilingnya dengan antusias, mencari tempat yang akan dia tinggali. Dia hanya melihat rumah mewah di sekitarnya, tidak ada petunjuk mengenai asrama ataupun bangunan yang terlihat seperti asrama.
Mark keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Krei.
"Disinilah anda akan tinggal," Mark menunjuk ke arah salah satu rumah disana.