Setelah masalah itu, Nan dan Din melakukan pekerjaan mereka seperti biasa dan entah bagaimana termotivasi oleh saran teman dekat mereka masing-masing. Meskipun, menurut Din, saran Veo dan Charm memang bagus. Tapi, dia punya pemikiran lain. Din adalah anak laki-laki yang lahir dari keluarga kaya dan dia memiliki pilihan jika dia harus meninggalkan dunia hiburan. Sejak popularitasnya naik, ia membuat bisnis makanan dan busana. Itu adalah hal yang bagus untuk investasi jangka panjang.
Dia membutuhkan saran lain untuk membandingkan dan memutuskan untuk bertanya pada Tap. Itu karena dia memiliki restoran dan juga memiliki hubungan khusus dengan Veo. Din tidak berpikir hubungan mereka berbeda dari yang lain, tetapi dalam kasus mereka, itu akan lebih sulit daripada apa yang dia hadapinya dengan Nan. Dia bertanya kepada Tap tentang situasinya dan Tap menjawab tanpa berpikir, bahwa dia dapat meninggalkan dunia hiburan dan fokus pada bisnisnya. Din dan Tap jelas memiliki perbedaan. Din menganggap dunia hiburan dengan serius dan membuat bisnis untuk investasi masa depan, tetapi Tap bekerja di dunia hiburan untuk membangun bisnisnya. Ini fokus yang berbeda dan pertanyaannya adalah mana yang bisa menjadi prioritas Din? Dia menikmati kedua profesinya.
Din mengira Nan akan memberikan nasihat yang baik, tetapi dia takut membuat Nan marah jika dia tahu alasan dia memikirkan hal ini adalah karena mereka berkencan. Din akan bertanya padanya secara tidak langsung.
Pada saat Nan dan Din sibuk memikirkan masa depan mereka dan bagaimana mempertahankan hubungan mereka seperti sekarang, mereka mungkin terlalu memikirkan pandangan publik dan tidak berharap sesuatu yang lebih dekat akan menjadi penyebab kerusakan yang bergerak dengan mulus seolah-olah tidak ada yang terjadi di sekitar mereka.
POV Tan
Setelah melihat Nan dan Din bersama malam itu, Tan tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaannya dan dia mengirim sms kepada P'Gina. "Aku melihat mereka bersama. Aku tidak berharap bahwa itu benar-benar dia. Apa yang harus aku lakukan, Phi? Rasanya aku ingin menghilangkan senyum diwajahnya, tapi... mungkin itu akan menghapus senyuman Nan juga. Aku merasa kepalaku akan meledak hanya dengan memikirkan hal ini." Isi dalam pesannya kepada Tan ke P'Gina.
Dia hanya mengirim sms itu dan tidak mengharapkan balasan. Biasanya berhasil, tetapi dalam kasus ini, dia tidak bisa tenang. Teleponnya berdering. Itu adalah teman masa kecilnya, Marc. Benar-benar sebuah kebetulan bahwa temannya memintanya untuk minum pada waktu yang tepat, "Tan, ada waktu gak? Ayo minum!"
"Eh, oke, dimana?" Tan setuju.
"Gue kirim alamatnya ke lo ya."
Dia pergi ke tempat itu setelah Marc mengirimkan alamatnya. Itu adalah bar tersembunyi tidak jauh dari kota. Tempatnya bagus dan nyaman, dengan tidak terlalu banyak orang di sekitar. Marc mengangkat tangannya ketika Tan tiba di bar.
Mereka senang bertemu satu sama lain dan Marc berkata, "Ahh, udah lama banget kita punya waktu luang kaya gini! Gimana kabar ibu lo dan gimana kerjaan lo?"
"Syukurlah dia sehat dan untuk kerjaan gue... cuma sibuk seperti biasa, kayaknya. Gimana kabar lo, Marc?" Tan tiba-tiba membuat wajah cemberut ketika Marc bertanya tentang pekerjaannya.
Marc memperhatikan dan bertanya, "Oke, bisnis gue terus membaik setiap harinya! Tapi, Tan ngeliat reaksi lo itu ketika gue ngomong tentang kerjaan, lo gak akan bisa bohong sama siapapun. Jadi, apa yang terjadi di tempat kerja lo?"
"Sebenarnya… gue baru tau kalo cewek yang gue suka udah punya pacar."
"Astaga, gue gak nyangka cerita seperti ini. Ceritain ke gue semuanya!"
Tan memikirkannya dan itu adalah hal yang baik untuk menceritakan hal ini kepada Marc karena cara sebelumnya tidak mempengaruhi. Kemudian, dia meminum setengah dari birnya dan memberi tahu Marc.
Tan menceritakan bagaimana pertama kali dia bertemu Nan saat pembacaan naskah. Dia baru di industri ini dan tampak tidak mengerti, tetapi entah bagaimana dia berjuang untuk membuat hasil yang baik dalam pekerjaannya. Namun, seiring berjalannya waktu, Dia menyadari bahwa itu bukan pertemuan pertama mereka. Pertama kali bertemu dengan Nan adalah di gedung agensi, di depan lift basement. Dia ingat wajah terkejut Nan ketika dia melihat wajah Tan, sangat lucu. Dan mengingat waktu itu membuat Tan semakin menyukainya. Dia membuat kesalahan ketika dia secara impulsif mencoba berbicara dengannya dan akhirnya mempermalukannya di depan atasannya. Setelah itu, dia mulai membuat kesan yang baik di hadapannya dengan membelikannya minuman saat istirahat, mengiriminya pesan beberapa kali, mencoba menghiburnya, dan memainkan perannya dengan baik saat syuting. Tan mengira Nan menyukainya juga karena dia selalu mendengarkan dan menanggapi semua pendapatnya dengan serius. Tapi, ternyata yang disukainya bukanlah dirinya sendiri melainkan orang lain.
Ada perasaan tidak nyaman dalam dirinya yang tidak bisa dia gambarkan. Mungkin cemburu, tapi lebih dari itu.
Marc mendengarkan ceritanya dan memikirkan apa yang bisa menjadi jawaban terbaik untuk Tan. Melihat temannya terjebak dalam kondisi yang sulit, dia memutuskan untuk mendorong Tan untuk masuk di antara mereka.
"Itu cemburu, lo bener kok. Lo sedih dan marah secara bersamaan. Itu karena lo gak bisa terima seseorang yang seharusnya jadi milik lo, dimiliki oleh orang lain," kata Marc.
Tan masih tidak tahu harus berbuat apa dan bertanya, "Jadi?"
Marc menaruh gelas birnya ke meja dengan keras dan berkata, "Oke, lo cuma perlu rebut dia! Jika menurut lo kalian berdua pantes dapetin satu sama lain, jangan biarin dia pergi gitu aja!" Kata Marc dengan nada tinggi.
"Tapi, gimana kalo dia sedih karena itu?!" Tan khawatir bagaimana perasaan Nan jika dia berada di antara mereka.
Lalu, Marc menjelaskan, "Sakit juga bagian dari cinta, lo bisa bantu dia mengubah itu jadi kebahagiaan yang baru. Sekarang, semangat dan mulailah berjuang, oke?" Marc mencoba menghibur Tan. Tan menghela napas, "Haaah oke, oke. Lo emang yang terbaik, bro!" Tan berterima kasih kepada Marc atas sarannya.
Tan meninggalkan bar dengan percaya diri. Dia memutuskan untuk mengikuti saran temannya untuk mengambil Nan dari Din. Dia mungkin agak lambat tentang bagaimana melakukannya, tetapi dia akan berusaha lebih keras dari sebelumnya. Dia akan mulai menjadi teman dekat Nan.
Tan berencana untuk memerasnya sedikit tentang dia mengetahui hubungannya dengan Din. Berpura-pura bahwa dia tidak keberatan tentang hal itu, bersedia untuk merahasiakannya, dan menjadi satu-satunya yang bisa dia ajak bicara tentang hubungan mereka. Itu sebabnya orang berkata, "Keep your friends close, but enemy closer". Dengan mendapatkan kepercayaan Nan, dia juga akan mendapatkan kepercayaan Din. Ini seperti membunuh dua burung dengan satu batu. Meskipun, dia merasa tidak enak untuk berpikir bahwa dia memanfaatkan Nan untuk ini. Tan tidak punya pilihan lain.
POV P'Gina/Tan Manager
Keesokan harinya, P'Gina meminta maaf kepada Tan karena tidak membalas pesannya. Tan baik-baik saja dengan itu dan dia menjawab dengan riang, "Tentu! Jangan pedulikan itu, kamu tidak perlu meminta maaf, Phii! Santai saja".
P'Gina merasa lega karena Tan baik-baik saja, tetapi dia merasa aneh dengan tanggapannya. Bukankah dia terlalu ceria setelah mengetahui kabar buruk seperti itu?
Kemudian, P'Gina bertanya pada Tan. "Tadi malam kamu pergi kemana?"
Tan menghentikan senandungnya dan menjawab, "Um… aku hanya minum bir sebentar hehe"
P'Gina mulai sadar dan meninggikan suaranya, "Bir?! Berapa banyak gelas bir yang kamu minum ?! "
"Ahh… satu, tidak mungkin dua, atau tiga? Entahlah aku sedang sibuk berbicara dan terus minum tanpa sadar hehe" Tan nyengir.
P'Gina memukul bahu Tan, "Berapa kali aku harus memberitahumu? Kamu hanya boleh minum satu gelas bir! Apa yang akan kamu lakukan jika berat badanmu bertambah ?! " tanyanya dengan tegas, memastikan Tan menerima tergurannya.
Tan takut pada P'Gina saat itu dan mencoba meminta maaf, "Baiklah! Baik! Maafin aku phi!"
"Haaaaaahh! Oke, tidak ada gula untuk kamu minggu ini! Lagi pula, dengan siapa kamu datang?"
"Saya datang dengan Marc, dia mengajak saya keluar terlebih dahulu dan saya ikut." Kemudian dia mulai tersenyum setelah dia mengatakan dia pergi dengan Marc.
P'Gina tidak keberatan dia keluar dengan Marc. Dia tahu protokolnya jika dia ingin membawa Tan keluar. P'Gina berpikir jika hal-hal yang dibicarakan dengan Marc sama dengan yang dia terima melalui pesan teks Tan. Pasti ada semacam nasihat dari Marc yang mengatasi kesedihannya. Tugas seorang manajer untuk merasakan hal semacam ini dan dia bertanya, "Lalu apa yang Marc katakan tentang masalah ini".
Tan berhenti memainkan teleponnya, "Aku lebih suka tidak membicarakan ini, Phi. Aku akan menghargainya jika kamu mendukung saja. " kata Tan. P'Gina terdiam dan mulai timbul berbagai kemungkinan dari dalam kepalanya,
"Lihat? Ada sesuatu yang mencurigakan tentang ini! Mengapa dia baik-baik saja untuk membicarakan masalah tetapi menolak untuk membicarakan kesimpulannya ?! " Kata insting manajer. Seorang aktor atau aktris seperti anak seorang manajer, mereka akan merasakan sesuatu jika anak-anaknya akan berbuat salah.