POV Veo
Veo tiba di Singapura jam 1.30 pagi. Setelah melewati pemeriksaan imigrasi, dia naik taksi dan langsung menuju hotelnya. Penerbangannya singkat tapi cukup melelahkan karena sudah cukup lama dia tidak berpergian. Tapi, selain itu, dia senang dia melihat Tap nanti. Grand opening dimulai saat makan siang, jadi Veo akan istirahat dulu.
Veo bangun jam 8.00 pagi. Dia mandi dan berpakaian rapih. Dia pergi lebih awal untuk membeli sarapan dan menunggu di sekitar area restoran Tap sampai waktu makan siang.
Ketika waktu makan siang tiba, Veo pergi ke restoran. Dia bisa merasakan jantungnya berdetak kencang karena gugup. Dan saat dia berada tepat di depan restoran Tap, dia bisa melihat wajah Tap yang sedang sibuk mondar-mandir melewati pintu kaca. Veo tercengang dan takjub melihat Tap yang bekerja sangat keras.
Tapi, kemudian Veo berpikir lebih baik dia tidak datang di awal acara. Dia akan kembali setelah acara hari ini berakhir.
POV Tap
"Hm… Apakah ada yang perlu dipersiapkan lagi?" tanya Tap kepada pegawainya
"Tidak pak. Saya kira semuanya sudah cukup," ujarnya.
"Baiklah, mari kita mulai acaranya sekarang." Karyawan Tap mengangguk dan membuka spanduk di luar pintu. Orang-orang mulai berdatangan untuk mencoba restoran cita rasa Asia yang baru.
Sejauh yang bisa dilihat Tap, lebih dari 5 grup datang ke acara grand opening yang bisa dibilang sukses. Dengan jumlah ini, Tap berpikir dia dapat mencapai target hari ini, promosi acara tergantung pada jumlah awareness.
Acara grand opening berlangsung selama 6 jam. Waktu hampir menunjukkan pukul 18.00, senyum terlukis di wajah Tap hingga hari pertama grand opening berakhir. Tap menyuruh karyawannya untuk menutup restorannya. Dia memeriksa teleponnya dan Veo mengiriminya pesan.
"Selamat atas pembukaan restorannya!"
Dia tersenyum dan menjawab, "Terima kasih, gue berharap lo ada di sini buat ngerayain juga!".
"Gue gak bisa terus sembunyi kalo lo masang wajah itu, Tap," kata Veo.
Tap terkejut dan jantungnya serasa ingin meledak. Suara pintu kaca restoran yang terbuka, membekukannya. Tap mencium aroma yang familiar, "Apa itu benar-benar dia? Serius?" Tap pikir. Dia mengangkat kepalanya dan menghadap pelanggan. Itu benar-benar Veo, Veo yang dia rindukan selama 5 bulan terakhir. Tap secara automatis memeluk Veo.
Wajah Veo menjadi cerah dan dia memeluknya kembali dengan erat. Veo sangat senang dengan tanggapan Tap. Mereka berpelukan selama lima menit. Tap mulai mengajukan pertanyaan tanpa melepaskannya, "Gimana kabar lo? Gimana lo bisa ada di sini sekarang?"
Veo memindahkan tangannya dari punggungnya ke bahu Tap, "Um... Gue mau ngejawab itu, tapi pertama-tama, biarin gue ngeliat muka lo dulu ya,"
Tap mencoba menyembunyikan rasa malunya dan berbicara dengan nada dingin, "Gak, gak sekarang. Tunggu aja, oke?"
"Apakah lo masih malu? Ayolah! Biarin gue ngeliat muka!" Veo meronta, mencoba melihat wajah Tap saat Tap bertahan. Veo berhasil melepaskan pelukannya dan melihat wajah Tap yang merah padam.
Veo tak henti-hentinya tersenyum hingga pipinya mulai terasa kebas dan melanjutkan pelukan kecil untuk Tap. Mereka selesai dengan pertemuan dramatis-lucu mereka dan Tap membiarkan Veo duduk di salah satu meja pelanggan.
"Lo udah makan malem belom?" tanya Tap.
"Belom, gue belom makan."
"Oke, gue akan bawain makanan buat lo." seru Tap.
"Terima kasih!"
Tap menyuruh karyawannya untuk membawa 2 porsi salah satu dari menu spesialnya dan Tap kembali duduk bersama Veo. Tap memunculkan kembali pertanyaan terakhirnya tentang bagaimana keadaannya dan bagaimana dia bisa berada di sini pada saat seperti ini.
Veo hanya menjawab bahwa dia baik-baik saja, bekerja dengan Nan dan sibuk bekerja setiap hari, dan juga belajar untuk ujian. Veo berkata ketika dia mendengar Tap mengadakan grand opening minggu ini, pekerjaannya tidak penting, dan dapat ditanggung oleh Nan, dia segera memesan tiket pesawat, dan ini dia.
Tap tertawa, "Woah, tiba-tiba banget! Haha Nan pasti kaget,"
"Ya kann, tapi emang bener!" jawab Veo.
"Oh! Gimana dengan Nan dan Din? Apa mereka berakhir bersama?! " Tap senang mendengar cerita mereka dan pada saat yang sama, makanan mereka tiba.
"Mereka baik-baik aja kok, jangan khawatir. Gue bakal simpen cerita itu untuk nanti! Oh, bisa gak lo anterin gue keliling setelah ini? Ini pertama kalinya gue ke Singapura!" seru Veo.
"Ya, tentu! Abis lo bayar semua ini, oke?" kata Tap.
"A-?" Veo tampak terkejut dan geli secara bersamaan.
"Apa? Kenapa lo kaget? Ini tuh Grand Opening, gue gak boleh terima kerugian tepat pada hari pertama gue buka restoran ini!" jelas Tap.
"Enggak,gue cuma gak nyangka lo udah berubah sebanyak ini! haha" kata Veo bangga.
"Apa? Gue?" tanya Tap menyakinkan lagi.
"Lo jadi lebih ceria dan banyak ngomong. Ini kemajuan yang bagus. Gue jadi tambah suka!"
"D-diem! Ayo makan makanyannya sebelum dingin!"
"Oke okee! Lol," Veo memakannya dan tersenyum melihat Tap yang merasa malu. Mereka menyantap makan malam mereka dengan bahagia.