Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 49 - TEMPAT YANG ASING (PART 2)

Chapter 49 - TEMPAT YANG ASING (PART 2)

Seperti yang dikatakan Tap, Veo membayar makanannya dan Tap akan mengajaknya berkeliling Singapura malam itu.

POV Veo

Tap hanya berpikir untuk mengajak Veo berkeliling, sementara Veo menganggap itu sebagai kencan. Tap berjalan di depannya. Lalu Veo memegang tangan Tap. Tap tampak kaget dan bertanya, "Lo ngapain?!" dengan merendahkan suaranya.

"Yah, gue denger gak ada yang akan berkomentar atau berbicara tentang ini di negara ini. Jadi gue cuma mengambil semua keuntungan dari hal itu!" katanya sambil mengangkat dan menunjukkan tangan mereka yang terhubung ke Tap. "Ayolah!" Dan Veo menarik Tap yang menahan senyumnya.

Tap membawa Veo untuk mencicipi street food Singapura yang terkenal, pusat perbelanjaan, lampu-lampu indah di Gardens by the Bay, dan diakhiri dengan pemandangan dari Merlion Fountain.

Veo duduk dibangku dekat patung dan hendak berbaring. Tap menghentikannya, "Veo! Jangan!"

"Apa?! Kenapa? Tolong jangan suruh gue jalan lagi! Gue bisa mati!"

"Bukan, tapi lo tetap gak bisa tiduran disini! Aturan tempat ini ketat banget, gue bahkan gak tau apa yang gue lakukan terakhir kali dan tiba-tiba dibawa ke pengadilan! " jelas Tap.

"Hah? Kok bisa gitu?" Veo bingung.

Tap duduk di samping Veo, "Itu karena gue ngunyah permen karet!"

"Hah? Lo becanda ya??" Veo berpikir itu benar-benar konyol, dia masih tidak percaya dan Tap mengangguk. Veo mengerutkan kening dan menyandarkan kepalanya ke bahu Tap.

"Kaki gue sakit banget," keluh Veo.

Tap tertawa dan banggakan tentang dirinya sendiri, "Gue tau gimana rasanya dan gue udah terbiasa loh!"

Veo meliriknya dengan wajah konyol pada awalnya, tapi kemudian dia tersenyum dan menepuk kepala Tap, "Lo pasti capek dan kesepian ditempat kaya gini sendirian. Lo udah bekerja keras! Lo hebat, Tap!" kata Veo.

Veo mengira Tap akan membuat reaksi seperti biasa dengan wajah merah cerah dan tergagap dengan cara yang lucu untuk menjawab, tapi Tap tidak malu kali ini. Veo bisa melihat kegembiraan yang berapi-api dimatanya dan bibirnya yang terbuka. Sebuah kesadaran tiba-tiba datang ke Veo, "Tunggu, kenapa gue perhatiin bibirnya?!" bertanya pada dirinya sendiri dan mengalihkan pandangannya dari Tap.

Veo melirik Tap sekali dan melakukannya untuk kedua kalinya, Tap masih dengan ekspresi yang sama seperti sebelumnya. Veo menganggap itu aneh karena dia sepertinya tidak bisa tenang dan merasa gugup, juga sedikit 'bersemangat'.

Veo mengangkat kepalanya dari bahu Tap dan berkata, "Uhh... Tap, kayaknya gue harus pulang sekarang,"

Tap memiringkan kepalanya, "Kenapa sekarang?"

Veo bingung tentang apa yang dia rasakan saat ini dan tidak menjawab apapun sebelum dia memikirkannya, "Enggak, gue cuma mikir kalo gue harus mandi!", Veo tanpa sadar meletakkan kedua tangannya di antara kedua kakinya, dan Tap secara tidak sengaja memperhatikan, melihat ke arah tangan Veo.

Veo terkejut dan menjawab dengan panik, "Ah! Enggak! Bukan itu maksud gue! Tolong jangan salah paham!" dengan suara keras. Orang-orang mulai melirik mereka dan Tap menyeret Veo ke suatu tempat yang jauh dari orang-orang.

Ketika mereka tiba di suatu tempat dengan lebih sedikit orang, Tap berhenti. Veo tidak bisa melihat wajah Tap didepannya tapi khawatir jika Tap marah padanya. Veo bertanya, "Tap, lo marah ya? Gue minta maaf karena bikin repot kayak ini." tapi, masih tidak ada jawaban dari Tap. Veo menjadi khawatir dan menyentuh tangan Tap. Pada saat itu, Tap menoleh ke Veo dan mendekatkan wajahnya ke Veo. Veo berhenti bernapas dan matanya terbuka lebar, bibir mereka bersentuhan.

Veo bisa merasakan jantungnya berdetak kencang. Dia ingin menghitung berapa lama Tap akan menciumnya, tapi semua yang ada dikepalanya menjadi kacau saat bibirnya dan Tap bersentuhan.

Tap melepaskan ciuman dan melihat ekspresi terkejut Veo. Dia menunduk dan tidak berani menatap Veo. Dia khawatir Veo tidak menyukainya dan dia siap untuk segera lari. Dia melihat tangan Veo bergerak ke atas dan menyentuh pipinya. Veo mengangkat wajah Tap perlahan hingga mereka saling menatap. Veo menciumnya kali ini, dengan sentuhan termanis dan gerakan penuh gairah, seolah-olah itu membayar waktu mereka saat mereka berjauhan.