Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 47 - FRIENDZONE JARAK JAUH (PART 2)

Chapter 47 - FRIENDZONE JARAK JAUH (PART 2)

Veo berada di lokasi syuting setelah mengirimkan properti untuk pekerjaan itu. Dia bekerja di depan laptopnya, mengetik sepenuh hati di pojok ruangan, menghadap ke dinding. Veo memeriksa berbagai hal, dan membuat rencana untuk beberapa adegan berikutnya. Bahkan ketika dia memeriksa semuanya dengan sepenuh hati, Veo tampaknya dalam suasana hati yang baik hari ini tetapi orang-orang mengabaikannya karena suara mengetik entah bagaimana membuat suasana menakutkan. Tidak ada yang berani mengganggunya sampai Nan tiba.

Nan mendekatinya dengan mengintip wajahnya terlebih dahulu. Nan bertanya-tanya mengapa orang lain menatap Veo dengan tatapan seperti itu. Dengan melihat wajahnya, Nan tidak tahu apa alasannya, tetapi dia terlalu bersemangat dan Nan menghentikannya.

Nan memukul punggung Veo, "Hei, lo ngapain sih!"

Veo terkejut dan juga terluka, "Aduh! apan si bikin kaget aja?"

"Keyboard lo bakal rusak dan lo nakut-nakutin orang kalo mengetik dipojok ruangan kayak gini," Nan tertawa dan berkata sambil mengejeknya. Veo melihat laptopnya dan dia melihat banyak pekerjaan telah dilakukan. "Ah, ini emang berlebihan sih hahaha,"

"Kenapa? Gimana? Apa alasannya? Ngomong sama gue, kita gak punya banyak waktu. Cepetan!" Nan mendekatkan telinganya ke Veo agar siapapun bisa mendengar.

"Bisa diem gak sih lo." Veo menyeringai dan mendorong kepala Nan menjauh darinya.

"Ohh gitu! Gue ngerti sekarang! Itu pasti seseorang dari negara lain! (Nan mengacu pada Tap) Gimana kabarnya?" Tanya Nan heran. Sudah lama sejak dia menghubungi Tap.

"Haha yah, menilai dari suaranya sekarang, gue rasa semuanya berjalan baik buat dia!" Veo berkata dengan wajah bangga.

Nan memasang wajah lega, "Senang dengernya. Dia emang luar biasa,"

"Terus gimana tadi malem? Gue bukan satu-satunya yang nunjukin cahaya cinta pagi ini, lol" Veo menggodanya kembali. Dia tahu bahwa Din pergi ke kondominiumnya tadi malam.

"Bacot, cara ngomong lo kaya gue udah ngelakuin sesuatu yang gak pantes!" Sekali lagi, dia memukul Veo.

"Ih kenapa sih? Ini kedua kalinya lo memukul gue! Dan... Maksudnya gak pantes gimana yah? Emang lo lahir di tahun 60-an atau 70-an? Lol" Veo mengejeknya. Tapi, Nan mengabaikan apa yang dia katakan dan mengubah topik pembicaraan.

"Oh! Lo udah lihat media sosial restoran Tap?" tanya Nan.

Veo bertanya-tanya mengapa Nan menyebutkannya, "Enggak, belum. Kenapa?"

"Gue lihat pengumuman pembukaan cabangnya di sana minggu ini." jelas Nan.

Veo terkejut karena dia tidak pernah mendengarnya, "Apa? Yang bener? Kapan?!"

"Kayaknya akhir minggu ini dihari Sabtu dan Minggu. Emang Tap gak ngasih tau lo?" tanya Nan penasaran.

"Enggak, dia gak banyak ngomong tentang pekerjaannya dan kita jarang komunikasi secara intens. Oh iya! Nan, seingat gue kita tidak punya jadwal dihari Minggu kan?" Veo tiba-tiba mengingat waktu luang yang akan datang.

"Iya kenapa? Hah? T-tunggu?! Jangan bilang, tiba-tiba lo mau kesana ?! " Veo tiba-tiba merapikan barang-barangnya dengan cepat. "Tolong bantu gue,oke? Gue bakal bales! Dah!".

"Hei! Apa lo yakin lo baik-baik aja sendiri?! Hei!" Veo menghilang dalam sekian detik.

Veo tidak harus bekerja ditempat ketika semuanya sudah dikirim dan diperiksa. Selain itu, dia sudah menyelesaikan dokumen selama 4 hari ke depan, ditambah lagi dia meminta bantuan Nan. Dia pulang ke rumah untuk menyiapkan barang-barangnya, membeli tiket pesawat, dan memesan hotel. Dia mengirim dokumennya ke Nan melalui email dan mengirim catatan, "Nan, gue minta bantuan lo selama 3 hari ke depan. Gue benar-benar bakal bales kebaikan lo. Lo boleh minta apa aja dari gue, jadi tolong backing gue biar gak ada masalah ya! gue udah pesen tiket pesawat malam ini! Nanti gue langsung kabarin lo kalo gue udah bisa pegan handphone! Byee~!".

Meski hubungan mereka masih belum jelas, Veo selalu tidak bisa menahan perasaannya saat ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan Tap. Sekarang, Veo sangat ingin bertemu dengannya dihari terpenting selama 5 bulan yang sudah dia perjuangkan. Cukup senang bagi Veo untuk berada di sisinya. Dia pikir, tidak ada alasan baginya untuk memikirkan tentang kejelasan hubungan mereka. Veo tidak bisa berhenti bertanya-tanya seperti apa ekspresi wajah Tap jika dia tiba-tiba muncul di depannya.

Tap yang baru mulai menyadari perasaannya terhadap Veo dan Veo yang akan selalu mendukung Tap dalam bentuk dan cara apapun selama dia bisa membantu Tap. Bagaimana reaksi Tap saat pertama kali melihat Veo dalam 5 bulan ini?