Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 26 - KEGELISAHAN

Chapter 26 - KEGELISAHAN

Din menatap dan menunggu Nan menanggapi pengakuannya.

Sesaat Nan berhenti bernapas karena shock. Banyak pemikiran yang bercampur aduk membuat kepala Nan berputar. Dia bisa merasakan saraf otaknya tegang.

"Um… Nan?"

"Ya-ya?" Nan berpikir keras dan sedikit menggigit bibirnya. Din memahami bahwa Nan perlu waktu untuk memikirkan hal ini, "Nan, lo gak perlu jawab sekarang. Gue tahu lo punya banyak pikiran dan pelan-pelan aja. " Kata Din dengan suara gemetar lembut.

Kemudian Nan keluar dari mobil setelahnya.

"Nan, sebentar!"

"Ya?" Nan menjawab.

Din tidak ingin Nan merasa tidak nyaman di sekitarnya, tapi dia sudah mengungkapkan perasaannya. Din memikirkannya dan memutuskan untuk bersabar.

"Um ... Lo jangan pikirin berlarut-larut tentang ini. Pikirin aja tentang perjalanan kita hari ini! " Din tersenyum dan berkata, "Hari ini hari ulang tahun terbaik gue! Makasih, Nan! "

Nan tersenyum dan melambai ke Din. Ketika Nan memasuki kamarnya, dia duduk di tempat tidurnya. Dadanya terasa berat dan sulit bernapas. Dia memikirkan banyak hal. Mulai dari dirinya yang dulu sering melihat Din dan aktor-aktor lain di layar, lalu masa perjuangan mengejar mimpinya. Nan tidak ingin semuanya berakhir sia-sia. Din juga seorang aktor yang sedang naik daun dan rumor kencan dapat menyebabkan keributan di antara penggemarnya dan kemungkinan terburuk adalah kehilangan karier. Dan yang terpenting, Nan tidak yakin dengan perasaannya terhadap Din.

Saat mandi, dia memikirkan apa yang dikatakan Din.

"Lo gak perlu berpikir keras tentang itu hari ini. Coba pikirin tentang perjalanan kita hari ini! Ini adalah hari ulang tahunku yang paling bahagia! Terima kasih, Nan! " Dan ingat bagaimana Din tersenyum padanya.

Nan tersenyum dan lega karena Din bersenang-senang di hari ulang tahunnya. Keluar dari kamar mandinya, dia melihat kalung yang Din berikan. Dia mengambilnya dan berbaring di tempat tidurnya sambil melihatnya dengan baik. Kemudian kilas balik terjadi saat mereka saling memberi hadiah. Nan terkekeh dan berkata, "pengen ngasih dari pada nerima, ya," Nan mengulangi kalimat Din sambil menatap kalungnya. Nan meletakkan kalung itu di sampingnya dan pergi tidur. Suasana hati Nan membaik setelah dia memikirkan perjalanan itu dan tidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya adalah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu hari pertama syuting. Nan sangat gembira sekaligus gugup. Lokasi syuting pertama adalah di sebuah apartemen untuk penampilan pertama pemeran utama wanita, 'Rin'. Nan sangat senang sampai-sampai dia datang 2 jam lebih awal. Syuting akan dimulai pukul 7.00 pagi dan saat Nan tiba, tim sudah sibuk mempersiapkan set. Nan linglung sambil menatap staf lainnya. Dalam kebingungan, Nan bertanya kepada staf. "Maaf, mau tanya sudah berapa lama anda dan yang lainnya bekerja di sini?" dan staf menjawab, "Kami sudah disini sejak jam 3 pagi."

Nan tidak percaya apa yang baru saja dia dengar dan bertanya lagi, "Uhm, apa P'Rom sudah datang?". Staf menjawab sambil menunjuk ke kursi di belakang kamera.

Nan melihat P'Rom sedang membaca skrip dengan saksama dan dia menyapanya, "Selamat pagi, P 'Rom!"

"Oh, Nan! Kamu datang pagi sekali!" P'rom terkesan.

"Ya, aku sepertinya terlalu bersemangat. Apa ada yang bisa ku bantu, P'Rom? " Nan mengambil kursi dan duduk di samping P'Rom.

"Karena kamu ada di sini, kamu dapat membantu untuk meninjau pengaturan set dengan skrip," saran P'Rom.

"Baik!" Nan dengan senang hati membantu P'Rom meninjau ulang penyiapan tersebut.

Dengan sudut pandang ahli produksi dan penulis. Nan dan P 'Rom memiliki beberapa perspektif yang berbeda. Mereka terus berbagi ide dan menggabungkannya hingga mendapatkan hasil terbaik. Kemudian Nan berbicara tentang kemungkinan kejadian yang biasanya terjadi pada hari pertama pengambilan gambar.

P 'Rom pertama memuji Nan karena datang lebih awal. Sebagai direktur, sangat perlu untuk memeriksa situasi jauh sebelum jadwal yg ditentukan. Hal itu untuk mencegah jika ada yang kurang dalam persiapan.

Kemudian sisanya datang setelahnya. P'Min adalah yg pertama setelah Nan, lalu menyusul Nin, si pemeran utama wanita dan stafnya.

Karena ini hari pertama, Nan masih dibantu oleh P'Rom dan P'Min. Mereka syuting selama 3 jam di dalam ruangan, karena itu adalah adegan kompilasi untuk 2 episode di tempat yang sama. Saat syuting, beberapa staf melakukan persiapan untuk pindah ke lokasi berikutnya dan yang tinggal untuk syuting adalah petugas proyek utama, kamera, tim suara, dan aktris. Akting Nin bagus sebagai gadis biasa yang digambarkan Nan dalam ceritanya. Semua adegan di apartemen selesai dan bersiap untuk pindah ke situs berikutnya, tempat 'Rin' akan bertemu dengan 'Rom' untuk pertama kalinya.

Nan dan yang lainnya menuju ke tempat syuting berikutnya dan mereka tiba di depan sebuah kafe. Begitu Nan tiba, dia mengambil semua barang yang dibutuhkan dan berjalan ke lokasi syuting sambil membaca naskah dengan cermat. Nan mengamati suasana kafe seperti yang dikatakan P'Rom. Kali ini lebih menegangkan karena melibatkan lebih banyak orang. Lokasi syuting dan penempatannya terlihat baik-baik saja, lalu Nan membahas sudut pengambilan gambar dengan P'Rom dan P'Min. Menurut Nan, adegan ini membutuhkan banyak sudut pengambilang gambar untuk membuat pertemuan pertama karakter menjadi bermakna. P'Rom dan P'Min setuju tetapi juru kamera sepertinya tidak menyukai saran Nan yang cenderung sangat merepotkan. Nan merasakan tekanan dan tahu bahwa hal semacam ini harus dia tangani.

Setelah melakukan beberapa perubahan, Din dan timnya tiba di lokasi syuting. Din menggunakan pakaian kasual hitam untuk pertemuan pertama, bagian penting dari pakaiannya untuk adegan ini adalah aksesorisnya. 'Rum' di pertemuan pertama seharusnya terlihat mencurigakan dengan masker dan kacamata. Dan saat dia selesai dengan penataan rambutnya, Din bersin tiba-tiba. Semua orang kaget dan khawatir tentangnya, lalu manajernya bertanya 'Din, kamu baik-baik saja? Butuh obat? Apa kamu yakin dapat melanjutkan syuting? '. Mendengar semua pertanyaan itu dari orang lain, Nan mengatupkan giginya, menahan tawa. Sebuah pesan masuk ke telfon Nan, "Jangan tertawa! Ini salahmu! (emotikon marah) " pesan dari Din. Nan melirik Din dan dia menunjukkan ekspresi wajah yang persis sama dengan emotikonnya. Nan membalikkan badannya dan tertawa diam-diam.