Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 28 - KHAWATIR

Chapter 28 - KHAWATIR

Setelah kejadian itu, keesokan harinya, Nan mencari cara lain yang harus dilakukan. Dia lupa bahwa menjadi direktur bukanlah tentang pesanan atau peralatan yang sempurna atau bahkan pekerjaan individu, ini adalah kerja tim. Lebih penting lagi, tim membutuhkan banyak orang dan merupakan tanggung jawab direktur untuk membuat semua berjalan selaras dengan komunikasi yang berbeda dengan setiap penanggung jawab.

Pertama, Nan ingin memperbaiki situasi dengan berbaikan dengan asisten juru kamera. Dia membeli kopi dan meminta maaf kepadanya, berharap pekerjaan mereka selanjutnya menjadi lebih baik di lain waktu. Pria itu menerima kopinya dan menjawab dengan sikap dingin, "tentu, mari kita lihat apa yang bisa kamu lakukan." Dia segera pergi. Nan akhirnya merasa lega.

Hari itu adalah hari dimana Rum menunjukkan wajah aslinya kepada Rin. Universitas adalah lokasi syuting hari itu. Hari itu merupakan salah satu adegan penting. Di mana orang akan mengenali karakter Rum dan konflik dasar untuk hubungan Rum dan Rin lebih lanjut. Din yang berperan sebagai 'Rum' harus menghadirkan suasana yang sesuai dengan skripnya. Penggambaran yang tampan, kejam, dan seksi adalah apa yang Nan harapkan. Terakhir kali Din berlatih dengan Nan dia sudah cukup baik, tapi mereka terganggu oleh Veo dan Tap saat itu. Jadi, Nan belum melihat kemajuannya baru-baru ini. Tidak tahu seberapa banyak Din meningkat sampai sekarang, dia berharap Din akan membuat penampilan yang bagus.

Naskah Nan

Rin entah bagaimana mengetahui bahwa Rum, pria di kafe itu, sebenarnya adalah selebgram terkenal yang sering dilihat Rin di Instagram. Rum terkenal dengan kepribadiannya yang menawan dan tenang, kebalikan dari apa yang Rin lihat. Rum menghadiri jurusan yang sama dengan Rin sebagai mahasiswa baru dan Rum juga mengenali Rin. Usai pertemuan di stadion Universitas, Rum melihat saat Rin berjalan sendirian dan membawanya ke tempat sepi. Saat mereka berdua sendirian, Rum memojokkan Rin untuk menakutinya. Rum mendekat dan Rin mencoba mendorongnya. Sayangnya, Rum berhasil membuatnya marah, tapi Rin tidak menyerah.

******

"Apa Nan baik-baik saja, sekarang?" Inilah yang Din pertanyakan dalam benaknya. Dia tidak fokus saat memegang naskahnya yaitu saat dia seharusnya menghafal kalimatnya. Mengkhawatirkan Nan membuatnya lupa waktu. Dia terkejut ketika Nan memerintahkan untuk memulai syuting berikutnya dan dia membaca dan menghafal secepat mungkin. Din tahu ini adegan penting. Dia melakukan adegannya dengan memegang naskahnya.

Din memiliki beberapa NG (tanda 'tidak bagus' yang berarti instruksi untuk pengambilan gambar ulang) untuk adegan yang sulit. Wajar untuk memiliki NG ketika ada kebutuhan untuk perubahan detail, tetapi Din membuatnya lebih sulit karena dia belum menghafal semua dialognya untuk adegan penting itu. Nan menghentikan adegan itu dan memberi jeda selama 10 menit. P'Min sangat marah karena Din. Nan melihat P'Min mendatangi Din dan memarahinya. Saat P'Min selesai memarahinya, mata Nan dan Din bertemu. Nan memasang ekspresi bertanya kepada Din dan dia menjawab dengan sikap minta maaf.

Din tampak terganggu dengan ceramah P'Min, tapi Nan membiarkannya. Itu adalah bagian dari proses ini. Ada banyak orang dan terkadang kehilangan fokus. Itu juga terjadi pada Nan beberapa hari yang lalu. P'Min hanya mencoba membuat Din kembali ke jalurnya.

Setelah istirahat 10 menit, Din memperbaiki kesalahan dan menghafal dialognya dengan lebih baik. Tidak ada masalah dengan aktingnya. Persis seperti yang Nan harapkan, penggambaran 'tampan, kejam, dan seksi', tipe dominan. Keterampilan akting Din telah meningkat jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan Nin yang memiliki banyak pengalaman tampak kaget karenanya.

Syuting hari itu diakhiri dengan 'Rum' yang memperlihatkan dirinya yang sebenarnya. Nan memikirkan Din yang dimarahi oleh P'Min sambil menunggu Veo menjemputnya. Dalam perjalanan pulang, Nan menelepon Din, "Lo gapapa, Din?" tanya Nan langsung setelah telepon diangkat.

Kemudian Din menjawab, "Lo khawatirin gue ya?" Din menggoda dengan suara yang sangat tenang. "Kayaknya lo baik-baik aja deh. Bye! " Nan kesal dengan pertanyaannya dan ingin menutup telepon.

"Ehhh, bentar! Bentar !!! " Din menghentikannya dari menutup telepon.

"Sekali lagi lo gombal, liat aja nanti!" Nan mengancam dan Din menggodanya sekali lagi,

"Duh, galak banget sih!"

"Oke bye!"

"Iya! Sorry!! Sorry, oke ?! " Din benar-benar meminta maaf dan Nan masih cemberut.

"..."

"Lo dimana?"

"Di jalan pulang sama Veo. Kenapa?"

"Makan malam bareng yuk!"

"Dimana?"

"Rumah gue lah!"

"Hah?! Serius?" Nan masih tidak percaya Din mengundangnya ke rumahnya.

"Iya, nanti gue pesenin makanan buat lo sama Veo juga,"

"Uh ... Oh, oke!"

Din menutup telepon dulu. Kemudian, Veo yang mendengar percakapan tersebut berkata, "Wow, kok lo nervous gitu sih? Mikirin apa sih? "

"Hah?"

Veo mengangkat alisnya dan merapikan wajah konyolnya.

"HAH?! ENGGAK!! UDAH GILA LO YA??!! " Nan berteriak pada Veo.

"Gue gak ngomong apa-apa loh! Lo aja bayangin yang aneh-aneh! Ya gapapa sih, normal normal aja! Hahaha!!" Veo bersenang-senang menggoda sahabatnya yang jatuh cinta.

Wajah Nan memerah karena malu. Dia tidak mengira hal ini akan terjadi. Mereka mampir ke minimarket untuk membeli minuman dan langsung menuju rumah Din.