Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 32 - PENGALIHAN

Chapter 32 - PENGALIHAN

"Nan!" Seseorang memanggil Nan saat berjalan-jalan. Itu adalah Veo. Veo ada di sana karena timnya bertanggung jawab atas set ini. Veo merasakan sesuatu yang berbeda dari Nan.

"Nan kenapa tiba-tiba lo ngasih minuman ke semua orang?"

"Oh, ini? Karna gue pengen lebih deket sama mereka. Mereka akan jadi orang-orang yang sangat membantu buat masa-masa sulit ini. Sebenernya, menurut gue ngasih hal-hal ini aja ga cukup. "

"Oh, gitu. Tapi, apa yang buat lo mikir gini? sebenernya gapapa sih tapi kayak gak biasa aja. "

"Gue butuh banyak waktu buat ngejelasin itu jadi, sekarang skip dulu, dan mulai kerja, yuk" dia menaruh minuman dingin yang ada ditangannya dan menepuk pundaknya lalu pergi.

Sudah hampir waktunya untuk memulai syuting. Nan kembali ke posisinya. Dia melihat pemerannya sudah ada di sini. Tan dan Nam ada di sini untuk membuat adegan pertemuan antara 'Det' dan 'Wild'.

Nan's Script Narration

Wild hadir sebagai wanita kaya yang memiliki sikap buruk dan selalu berpakaian megah. Karena itu, dia tidak memiliki orang yang disayanginya. Cowok ada hanya untuk menghibur dan memanfaatkannya untuk uang, terutama cowok tampan. Mereka hanya sampah untuknya. Wild bertemu Det karena dia kejam pada pelayan di restoran. Det datang untuk menyelamatkan pelayan, tapi Wild semakin terganggu melihat wajah tampan Det. Dan dia akhirnya menghina Det tanpa alasan dan dia menggugatnya.

Tan dan Nam tertawa setelah mereka mengambil gambar. Nan senang karena mereka membuat suasana yang hidup di lokasi syuting. Dia mendekati mereka dan memberi tahu mereka, "Kerja bagus! Terima kasih untuk hari ini!." Nan bisa melihat di mata mereka, mereka sedikit kaget. Namun mereka tersenyum dan berterima kasih padanya setelahnya.

Syuting hari itu selesai, orang-orang membereskan barang-barang mereka untuk pulang dan begitu juga Nan. Dia bisa merasakan perbedaan dengan orang-orang yang menyapanya sebelum pulang. Dia merasa lega dan bahkan menantikan syuting berikutnya, berbeda apa yang dia rasakan terakhir kali, bahwa Nan hanya mengatakan pada dirinya sendiri, "gapapa, gue bisa kok." Sepanjang waktu. Terakhir kali dia hanya fokus menjalani hari dan melupakan pentingnya cerita. Dengan cara ini, tidak hanya para staf, dia sendiri pun merasa jauh lebih baik.

Dalam perjalanan pulang dia mendapat telepon dari Din. Menanyakan bagaimana pekerjaannya hari itu. Nan merasa lebih baik saat Din bertanya. Dia pikir, "Bagaimana mungkin gue gak nyadarin betapa bagusnya metode ini. Maksud gue.. coba liat betapa deketnya gue sama lo." Nan katakan itu pada Din saat menelepon. Din terdiam setelah dia menceritakan pikirannya dan menjawab dengan respon yang tidak energik, "Oh gitu, gue ikut seneng kalo itu berjalan dengan baik." Din mengerti bahwa Nan senang dengan kemajuannya, tapi entah kenapa dia tidak bisa menahan gelombang kemarahan yang dia rasakan saat dia berkata, "metode ini" dan "lihat seberapa dekat sama lo sekarang". Terdengar seolah-olah mereka berteman hanya karena keadaan, dengan kata lain, Nan menggunakan Din. Din tidak ingin membuat masalah dengan Nan di waktu terbaiknya. Setelah kata-kata terakhir, dia menutup telepon. Nan merasa Din agak aneh, tapi dia menghindarinya dan terus menikmati saat-saat paling bahagia setelah bekerja.

Di sisi lain, Veo mengecek kondisi Tap di Singapura. Mereka sering mengirim pesan, menelepon, atau melakukan panggilan video kapan pun mereka punya waktu. Kali ini, mereka melakukan video call, "Hei, gimana hari lo?" Veo sangat senang melihat Tap. Dia sangat merindukannya. Tap memberi tahu Veo bahwa setelah mempertimbangkan anggaran gedung, dia hanya melihat tempat untuk cabangnya yang akan datang di sana. Lalu Tap bertanya balik, "Gimana kabar lo?". Veo mengatakan kepada Tap bahwa dia menikmati pekerjaannya dan dia melihat Nan menjadi tidak biasa hari ini, wajahnya cerah, dan lebih sering tersenyum. Sebagai sahabatnya, dia ketakutan, kata Veo bercanda. Tap tertawa dan begitu juga Veo.