Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 35 - SAKIT KARENA CINTA

Chapter 35 - SAKIT KARENA CINTA

Nan mengenakan kalung itu dan melihat dirinya di cermin sambil memegang liontin itu.

Dalam cerita rakyat, four leaved clover adalah simbol yang mendefinisikan tujuan.

HARAPAN, IMAN, CINTA, dan KEBERUNTUNGAN

Nan penasaran, "Kenapa Din memberikan kalung ini? Mengapa four leaved clover? Apakah dia membelinya hanya karena tertarik? Atau dia memberiku ini karena dia tahu artinya? " Kepalanya tiba-tiba dipenuhi pertanyaan. Tapi, itu tidak ada gunanya, Din sekarang orang yang sangat populer. Mereka tidak bisa menjalin hubungan seperti sebelumnya dan Nan merasa sudah menolak perasaan Din.

Nan memikirkan banyak hal hari itu dan tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri. "Apa ini rasanya jatuh cinta?" Nan sudah bertanya pada dirinya sendiri mengenai hal yang terpenting. Dia mulai membagi pemikiran dan perilakunya sendiri sekarang, dengan saat-saat dia hanya seorang fangirl. "Ini berbeda… benar-benar jauh berbeda,"

Nan menangis, menyadari bagaimana dia menyakiti perasaan Din. Dia bersedih selama berjam-jam dan gemetar karena rasa bersalah, tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia menelepon Veo tiga kali dan akhirnya mengangkat teleponnya.

Nan memanggil nama Veo tepat setelah dia mengangkat telepon, "Veo…" dengan suara yg terdengar buruk. Veo kaget saat mendengar Nan dengan suara seperti itu, dia tidak pernah seperti ini.

"Nan, lo kenapa? lo nangis? Lo gapapa?! Suara lo kedengaran parah banget, "Veo panik.

"Veo… berapa kali gue nyakitin perasaan dia ketika dia selalu ngasih waktu terbaiknya buat gue? "

Veo terkejut dan tersenyum setelah apa yang dikatakan Nan, akhirnya Nan menyadari perasaannya.

"Gue manusia apa bukan sih? Gimana gue bisa egois kayak gini?! Dia orang yang gue kagumi dan…. " Nan berhenti berbicara.

"Dan apa?" Veo bertanya dan Nan menangis keras. "Ok! Ok! sori!" Veo tidak tahan Nan menangis keras di telinganya. Dan Nan berbicara sambil menangis kekanak-kanakan, "Gue sayang banget sama dia, Veoo…. Gue sayang… "

Veo bernafas lega," Nan, akhirnya lo "

" Bruk ..! " tiba-tiba terdengar seperti suara barang yang terjatuh.

"Nan? Lo masih ada kan? Nan? Nan? !! " Nan tidak menjawab panggilan Veo dan dia belum menutup telepon. Veo khawatir dan segera pergi ke rumahnya.

******

Din datang ke area syuting dan menyadari bahwa Nan tidak ada. Din bertanya pada P'Min dan mendapat kabar. Nan pingsan dan tidak bisa hadir untuk syuting hari ini.

Adegan utama dibatalkan. Beberapa adegan pendukung telah dilakukan, Din khawatir tentang Nan tetapi dia tidak bisa langsung meneleponnya saat itu, dia bertanya kepada Veo. Veo membaca pesan Din tapi tidak membalas.

Setelah Din selesai dengan adegannya, dia pergi ke mobilnya dan menelepon Veo. Veo segera mengangkatnya.

"Veo, lo sekarang sama Nan ?! Dia kenapa?"

"Gak apa-apa. Sorry, gue ga bisa jelasin sekarang. Kita lagi di rumah sakit."

"Veo, tunggu! Sentar ... seenggaknya, kasih tau gue di rumah sakit mana."

Veo memberitahunya rumah sakit dan nomor kamar dan Din langsung pergi ke rumah sakit. Dia memarkir mobilnya dan berlari dengan panik. Dia datang ke kamar dan menemukan Nan diantara pasien lain.

Nan sedang tidur nyenyak. Din duduk di sampingnya dan memegang tangannya. Dia meletakkan dahinya di punggung tangan Nan. Din merasa tidak enak karena tidak berhubungan dengan Nan selama 2 bulan terakhir. Jika dia tetap berhubungan, dia bisa langsung tahu kalau Nan tidak baik-baik saja.

Din mengangkat kepalanya dan memperhatikan wajah Nan. Dia menyadari Nan menangis karena matanya yang bengkak. Kemudian dia melihat benda berkilau di sekitar lehernya. Ya, kalung pemberiannya.

Sebuah pertanyaan kecil terlintas di benak Din. "Apa alasan dia sampai kaya gini, itu gue?"