Nan bangun di pagi hari dan melihat Din di sampingnya. Dia dengan lembut membelai pipi lembut Din dan berkata, "Selamat pagi, Din". Nan perlahan turun dari tempat tidur, tapi Din menahannya.
"Pagi." dia tersenyum dan bertanya, "Kenapa lo turun setelah ngomong gitu?"
Nan terkekeh, "karena kalo enggak, lo bakal telat."
Din melihat jam. itu menunjukkan pukul 8.30 pagi dan jadwalnya dimulai pukul 10.00 pagi. "Oh iya, bener juga."
"Kalo gitu mandi duluan gih, gue buat sarapan dulu." Nan turun dari tempat tidur. Din melakukan peregangan dan pergi mandi.
Nan membuat roti panggang dengan telur mata sapi. Din mencium baunya setelah dia keluar dari kamar mandi.
"Baunya enak nih!"
"Lebay deh. Nih makan."
"Lo udah baikan sekarang? Gak ada sakit kepala atau yang lain?"
"Enggak, gue baik-baik aja kok sekarang. Makasih ya!"
Mereka menghabiskan sarapan mereka. Din akan pergi bekerja dulu dan Nan mengantarnya pergi. Lega rasanya Din selalu membawa satu set pakaian di mobilnya. Jadi mereka tidak khawatir akan kecurigaan publik dan Din bisa pergi bekerja dengan bebas. Nan bisa tinggal sedikit lebih lama karena syuting dimulai pada sore hari.
Setelah melihatnya pergi, Nan kembali ke kamarnya dan melompat kegirangan. Dia masih tidak percaya bahwa Din adalah pacarnya sekarang. Dalam suasana hati yang baik dia bersiap untuk pergi bekerja sambil menyenandungkan sebuah lagu sampai dia tiba di lokasi.
"Wow ... Apa kamu benar-benar sakit kemarin?" P'Min bertanya tiba-tiba.
"Ya, benar. Itu cuma anemia. Kata dokter saya harus makan tepat waktu dan mengurangi stres. Kemudian, mereka menyuruh saya pergi untuk beristirahat dirumah."
"Kamu tidak tampak seperti orang yang baru saja pingsan tempo hari. Kamu terlihat seperti baru saja bangun dari kubur tau!"
"Wow. Kenapa kakak membawa kuburan?"
"Kamu harus melihat wajahmu sebelumnya. Itu mengerikan." P'Min memutar matanya, mengingatkannya pada sesuatu yang tidak diinginkannya. "Bagaimanapun! Apakah sesuatu yang baik terjadi? Kamu terlihat senang."
"Yah.. Bisa dibilang seperti itu! kalau begitu, ayo kita mulai kerja!" Nan menarik lengan P'min.
"Apakah kamu baru saja mengubah topik pembicaraan? Hei! Heiiiii!" P'Min ditarik lebih kasar sementara Nan tertawa di sampingnya.
Seperti yang dikatakan P'Min, Nan yang tampak seperti baru saja kembali dari kuburnya. Pekerjaan Nan menjadi lebih efektif dan orang-orang terpengaruh oleh suasana hatinya yang bahagia. Beberapa bulan terakhir ini banyak orang di lokasi syuting melihat betapa kerasnya dia berusaha menjadi lebih baik sebagai sutradara pemula dan hari ini mereka dapat melihat Nan melewati kata-kata 'pemula' dan berubah menjadi 'profesional'. Sebelumnya Nan biasanya berbicara secara pribadi dengan para aktor dan aktris sehingga dia dapat memahami cerita dari sudut pandang para pemain. Metode ini sangat membantu untuk meningkatkan alur cerita dan bagaimana mereka membawa poin-poin yang diperlukan di depan kamera.
Ketika seorang pemimpin terbiasa dengan pekerjaan mereka dan berhasil mempertahankan mood mereka di tempat kerja, tidak diragukan lagi dia akan bertahan pada proyek apa pun di depan. Tapi, itu dari apa yang orang lain lihat. Mereka tidak tahu bahwa itu bisa menjadi suasana sementara dari apa yang baru saja terjadi dengan Nan tadi malam dengan Din. Bisakah dia memenuhi harapan mereka?