Chereads / RAHASIA DAN MIMPI NAN / Chapter 31 - PENCERAHAN

Chapter 31 - PENCERAHAN

Bunyi klakson yang keras terdengar dari luar ruangan. Nan membuka matanya dan merasakan ranjang hangat dan empuk yang dia tiduri. Melihat sekelilingnya, Nan menyadari itu bukanlah kamarnya, dia melompat kaget dengan ekspresi bingung. Nan mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam dan keluar dari kamar untuk mencari Din. Tapi, anehnya dia tidak bisa menemukan Din di luar kamar. Dia mencari di ruangan lain, tapi Din tidak ada. Nan pikir dia mungkin pergi keluar.

Ketika dia kembali ke kamar dia tidur sebelumnya, dia melompat ketakutan dan berteriak sedikit. Din ada di ruangan itu selama ini. Dia berbaring di lantai di sisi kiri tempat tidur. Itu sebabnya dia tidak melihatnya.

Nan mengguncang tubuh Din untuk membangunkannya dan Din terbangun melihat Nan adalah orang yang membangunkannya. Dia mengangkat tubuhnya ke posisi duduk di lantai dan bertanya, "Gue tidur disini?" dengan ekspresi bingung. Mereka tertawa alih-alih mencari jawaban atas pertanyaan Din setelah dia bangun.

Din berdiri dan mengajaknya untuk sarapan. Dia menyiapkan teh dan telur rebus sederhana untuk mereka berdua. Mereka duduk dan menyantap sarapan yang dibuat Din. Nan tidak bisa mengingat apapun dari tadi malam. Semua yang dia ingat tepat ketika Din mengatakan kepadanya bahwa dia suka berakting, tetapi itu hal yang baik bahwa dia bangun dengan semua pakaiannya utuh, tidak ada satupun yg terlepas dari tubuhnya. Setelah itu tidak ada yang dia ingat. Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin Nan tanyakan, tetapi dia ingin langsung menyelesaikan masalah dan dia hanya akan bertanya, apakah sesuatu terjadi atau tidak.

"Gausah khawatir," Din menyesap tehnya. "Apa yang barusan lo pikirin gak terjadi kok semalem," memandang Nan, "Kan lo liat sendiri gue tiduran di lantai,". Nan merasa lega dan tertawa setelah teringat betapa terkejutnya dia saat melihat Din terbaring di lantai.

Malam pertama yang mereka lalui bersama tidak memiliki kenangan apa pun untuk Nan, tetapi meninggalkan bekas yang manis di hati Din. Kejutan pagi itu akan tertinggal selamanya dalam pikiran mereka. Sarapan yang enak, berisik, sekaligus seperti keluarga. Nan naik taksi untuk kembali ke rumahnya.

Dia tidak percaya dia baru saja kembali di pagi hari dari tempat Din. Nan merasakan panas di pipinya dan rasa malu yang luar biasa. Sedangkan Din melakukan hal yang sama setelah Nan keluar dari rumahnya.

Nan mandi dan membersihkan kamarnya. Dia bosan lalu pergi keluar selama akhir pekan dan berencana tinggal di rumah sepanjang hari. Tapi, dia ingat Veo dari tadi malam, yang kembali dengan terburu-buru ke rumah sakit. Nan menelepon Veo untuk memeriksa kondisi bibinya dan berencana pergi ke rumah sakit sebentar. Ternyata Veo dan ibunya sudah pulang.

Nan memutuskan untuk membaca kembali naskah, skenario, dan jadwal. Di kamarnya, jauh dari keributan dan suara-suara yang mengganggu, dia mencoba untuk fokus dan membayangkan pemandangan itu. Situs, semua properti, sudut pengambilan gambar, lakon, aktor dan aktris, dan orang-orang.

"Tunggu… orang-orang?", Nan tiba-tiba teringat apa yang dikatakan P'Rom.

"Perhatian kamu pada sudut pengambilan gambar dan suasana cukup bagus, tetapi hanya sekitar 40% dari semua yang harus kamu perhatikan. Ada hal yang lebih penting yang harus pikirkan. " Dia berkata.

"AH!!" Nan mengerti apa arti P'Rom dari 60% sisanya.

"AH! ORANG-ORANG! ITU DIA !! " Nan berdiri setelah mengetahui apa yang dia maksud.

Nan berpikir bahwa 40% yang dia lakukan selama ini berada dalam kategori yang berbeda dari 60% yang lebih krusial dan penting. Dia melakukan banyak hal mulai dari gambaran yang lebih besar hingga tidak ada yang tersisa secara detail, di setiap aspek. Melihat kuantitasnya, 40% ini tidak akan bergerak bahkan 1% jika dia tidak menemukan "Dua Dunia".

Dua dunia yang dimaksud berarti ada 2 sisi dalam proses ini. Kamera sebagai objek pembatas. Ada area di depan dan di belakang kamera. Itulah "Dua Dunia". Kedua dunia memiliki orangnya sendiri, tetapi harus bekerja selaras. Garis batas adalah tempat orang mengambil kendali, untuk menyamakan segalanya. Layaknya sebuah negara, setiap pemimpin berdiri di tengah untuk membuat pilihan terbaik agar rakyatnya tetap harmonis.

Sutradara adalah orang yang memegang kendali dan mengelola Dua Dunia ini. Ini berarti tugas Nan adalah menjaga orang-orang di kedua sisi. Merawat orang bisa menjadi cara untuk terbuka jika ada sesuatu yang salah arah.

"Komunikasi .."

Setelah Nan menyadarinya, dia mencatat dan menuliskan daftar orang-orang di lokasi syuting dan mencoba mengingat perilakunya, satu per satu. Nan percaya dengan melakukan ini akan membuatnya lebih sadar akan lingkungannya. Obrolan ringan pribadi akan banyak membantu untuk membuka hati mereka.

Di hari syuting berikutnya, Nan membawa sekotak minuman dingin dan beberapa kopi untuk P'Rom dan P'Min. P'Rom dan P'Min yang mula-mula khawatir tentang bagaimana Nan akan menangkap kata-kata P'Rom ketika mereka melihat Nan membawa semua minuman itu. Mereka akhirnya lega dan memberikan apresiasi kepada Nan.

"Sepertinya kamu sudah mengerti maksudku, Nan" kata P'Rom. "Kerja bagus, Nan. Saya pikir akan ada banyak perkelahian di set, pada awalnya. Ha ha!" goda P'Min. Nan tersenyum dan memberi mereka kopi. Kemudian dia berjalan-jalan di sekitar lokasi syuting untuk memberikan minuman dingin untuk staf lainnya.