Chereads / Helkeginia / Chapter 1 - Bab 0 : Academy arc

Helkeginia

Rivana_Nirvana
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 23.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 0 : Academy arc

Cerita berlatar di kota dinding renville. Tempat ordo menara sihir berada. Hal yang paling khas disini adalah akademi sihirnya.

Akademi sihir Tristan ada di kastil berbentuk Pentagon. Ada lima buah menara yang ada di bagian luarnya. Menara yang ada di tengah, merupakan gedung A. Gedung ini berisi ruang kepala sekolah, ruang para guru dan ruang brangkas. Di gedung A juga ada ruang VIP untuk menyambut tamu kehormatan. Di gedung A juga terdapat kelas umum, salah satunya kelas alkimia.

Lima menara luar memiliki sistem pertahanan sihir berbasis magic barrier. Di saat diaktifkan kelima menara akan membentuk kubah pertahanan sihir. Menolak siapapun untuk memasuki kastil.

Lima menara terluar mewakili lima elemen dasar yaitu bumi, air, api, angin, dan petir.

Void bukan element dasar karena sifatnya yang anti element. Void adalah elemen paling langka dari semua elemen langka. Ada juga element langka yang didapat dari familiar tertentu, seperti ice, darkness, light dan lainnya.

Elemen langka bisa diwarisi secara genetik. Biasanya ada klan tertentu yang menguasai elemen langka.

Kelas A berisi para noble scion. Noble scion hanya menerima murid dari keluarga dengan silsilah ahli sihir yang panjang. Lima kelas lainnya adalah kelas biasa.

Belum lama ini didirikan kelas baru yang disebut kelas S. Pelajar terbaik dari setiap kelas akan dipilih untuk bergabung ke kelas S. Mayoritas dari kelas noble scion memboikot kelas S, karena mereka tidak mau mengakui kelas biasa sebagai kelas istimewa.

Cerita berfokus pada satu-satunya siswa noble scion yang pindah ke kelas S. Namanya Gillian la Valliere. Gillian baru saja lulus ujian kenaikan kelas, yaitu ritual pemanggilan familiar mage. Ujian yang dilakukan oleh semua pelajar kelas satu. Gillian berhasil memanggil binatang sihir yang berwujud seekor anjing. Bulldog dengan kulit berwarna cream.

Gillian membuka ensiklopedia tuk mencari sub ras dari binatang sihir ini. Mereka hanya disebut magical dog. Anjing dengan fisiologi mirip anjing biasa, hanya saja kekuatan fisik, magis dan inderanya melampaui anjing biasa.

"Apa yang kamu dapat, Gillian?" Pengajar bertanya.

"Magical dog dengan brimir rune, yang bertuliskan shapeshifter," jawab Gillian.

"Itu bagus," balas pengajar.

Sebagian magical beast mampu berbicara dengan manusia.

Rune Bumi memberi kekuatan tambahan kepada magical beast, saat mereka menjadi familiar mage.

Secara umum ada tiga jenis kekuatan yaitu signature skill, elemental, lalu shapeshifter.

Signature skill ada banyak macamnya. Tak seperti elemental dan shapeshifter yang tak memiliki cabang.

Setelah menjalin kontrak, seorang mage dapat memanggil familiar dengan warp stone. Efeknya seperti familiar di teleport paksa ke lokasi pemanggil.

"Baiklah anjing, siapa namamu?" Gillian bertanya.

"Namaku Grimmjow," jawabnya.

"Aku Gillian." Mereka kini saling berjabat tangan.

"Siap, kapten." Familiar mage pun memberi respon yang hormat pada rekan mage.

"Kupikir aku akan dipanggil bos?" Gillian menggaruk kepala.

"Aye kapten," seru Grimmjow.

"Ya, terserah lah!" Gillian tak ambil pusing.

Ujian kenaikan kelas pun berakhir. Gillian dinyatakan lulus karena berhasil melakukan ritual sumoning pada calon familiar mage. Gillian berjalan pulang bersama rekannya. Grimmjow setinggi pinggang Gillian saat merangkak, dalam wujud asli.

*****

Gillian sudah pulang ke rumah. Ia berencana menikmati masa liburan dengan membangun relasi dengan familiar mage.

Duduk di meja makan, di depan matanya ada TV dan kulkas. Walau cukup luas, rumah ini tak terlalu mewah. Ayah Gillian adalah putra kedua dari kepala keluarga Valliere sebelumnya. Noble house Valliere sekarang dipimpin oleh pamannya Gillian. Lumina, sepupu Gillian, akan menjadi pewaris yang selanjutnya.

Dulunya keluarga Valliere adalah cabang keluarga kerajaan. Raja di generasi beberapa abad yang lalu pernah memiliki anak dari seorang istri kedua, raja memberikan harta pada anak dari pasangan yang kedua. Sejak saat itu, keluarga cabang dari royal famili terbentuk. Dari waktu ke waktu, pewaris keluarga Valliere selalu menjadi tangan kanan raja.

Gillian duduk, minum jus mangga sambil menonton TV.

Gillian membaca sebuah surat yang dikirim untuknya, dari sekolah. Di dalam surat ini, Gillian telah dipilih untuk masuk ke kelas S. Banyak dari pelajar dikelasnya menolak surat ini.

"Kelas, S."

Gillian tahu bahwa kelas S adalah program dari kaisar sihir dan juga tangan kanannya. Gillian memilih bergabung ke kelas S dengan alasan untuk menghormati ayahnya.

Bagaimanapun juga, kelas S adalah program dari komandan sihir.

Gillian sendiri berusia empat belas tahun. Akademi sihir itu setara dengan sekolah menengah pertama dalam kurikulum formal. Selain sihir, di akademi sihir Tristan tetap ada pelajaran formal. Setelah lulus di usia lima belas tahun, mereka akan menjadi mage junior jika mereka bergabung ke ordo menara sihir.

Mage yang tidak bergabung ke ordo menara sihir, biasanya akan jadi mage freelance. Para freelance akan memiliki kelompok tiga atau empat orang, untuk mengerjakan quest.

Sedang asik menonton TV, Gillian mendengar jeritan gadis kecil.

Gillian segera menuju ke sumber suara. Hanya satu orang yang biasa menjerit seperti itu di rumah, yaitu adik perempuannya.

"Ada apa Louise?"

"Tolong kak! Kalau pelihara anjing, lebih baik ditaruh di luar! Takutnya dia mengigit atau menggonggong. Cepat kak, aku takut," keluh Louis.

"Ah, jangan takut, ini familiar ku! Grimmjow tidak akan mengigit atau menggonggong sembarangan kok," sanggah Gillian.

"Tetap saja! Anu, kak, kenapa gak pilih familiar yang badannya kecil saja?" Tanya Louis.

Grimmjow punya taraf kecerdasan yang mendekati manusia. Karena itulah, Grimmjow punya akal untuk menyelesaikan masalah kecil ini.

"Kamu takut karena tubuhku yang terlalu besar?" Tanya Grimmjow.

"Haah.... Eh, copot! Kenapa dia bisa bicara?" Louise pun merasa takut, karena ini pertama kalinya melihat anjing yang bisa berbicara.

"Bagaimana kalau seperti begini?" Grimmjow merubah wujudnya ke bentuk manusia.

"Loh kok bisa?"

"Loh kok bisa?"

Saking herannya, kakak beradik itu bergumam secara bersamaan.

"Aku ini shapeshifter!" Grimmjow ikutan bingung. Grimmjow bingung karena melihat ekspresi bingung rekannya.

"Oh, iya," ucap Gillian.

"Bentuk perubahan pertama, manusia!" Grimmjow.

Rune Shapeshifter memberi lima atau lebih, bentuk perubahan. Basic form Grimmjow adalah bulldog, sementara wujud perubahan pertama adalah human.

"Bagus deh," Louis mengusap dada, bernapas lega. Louise pun berkata, "Kalau bisa, tetap dalam bentuk ini saja ya, anjing!"

"Namaku Grimmjow!" Familiar ini memperkenalkan diri pada Louise.

"Iya, Grimmjow." Setelah ia merasa lega, Louis kembali ke kamarnya. Louise tidur di lantai dua. Di lantai dua terdapat empat kamar. Gillian juga tidur di kamar atas. hanya satu kamar yang masih kosong.

Tidak seperti Gillian yang punya rambut berwarna emas, Louise mewarisi warna rambut ibunya. Louise punya rambut hitam yang pendek diatas bahu.

Ibu mereka bernama Sena, ayah mereka bernama Julius la Valliere.

Gillian masih memiliki satu adik perempuan lagi. Namanya Alisia, usianya dua tahun lebih muda dari Louise. Gillian di sisi lain melihat Alicia sebagai adik yang lucu, tapi terdapat satu hal yang tak disukai Gillian. Alisia adalah copy cat dari putri Eleanor.

Alisia meniru semuanya. Di mulai dari gaya rambut yang dikuncir dua, hingga sifat egoisnya. Gillian tidak menyukai kepribadian Eleanor. Ada poto ketika Eleanor sangat kecil dan itu sangat persis dengan Alisia saat ini. Rambut mereka berwarna emas, kuncir dua, wajah yang memberi kesan pemarah.

Eleanor de Tristain, adalah anak kedua raja Tristan. Gillian biasanya berteman dengan putra bungsu raja Tristain. Prince Henry, ia setahun lebih tua dari Gillian.

Beberapa saat kemudian Alisia memasuki rumah.

"Selamat sore, kakak ku." Alisia memberi senyum cute.

"Sore, Alisia," sahut Gillian.

Melihat seseorang, Alisia terlihat sedikit canggung.

"Itu familiar ku, Grimmjow. Ia memiliki kekuatan untuk berubah ke wujud manusia.

Tak berlangsung lama, Alisia pun pergi ke dapur. Nampaknya Alisia sedang lapar.

*****

Singkat cerita malam pun tiba. Saat ini, di meja makan tersaji masakan dengan porsi lebih banyak. Julius sudah pulang dari tempat kerjanya, yaitu menara sihir. Seorang anak laki-laki seusia Gillian, diadopsi setahun sebelum kelahiran Gillian.

Anak itu memiliki rambut yang berwarna biru muda yang sedikit acak-acakan. Wajahnya memberi kesan sangat tenang. Ia bernama Charles, tanpa nama belakang. Ia mengadopsi nama keluarga ini sebagai nama belakang.

Gillian berfikir, alasan Charles diadopsi hanya sebagai pancingan agar Sena cepat mengandung anak pertama.

Walaupun satu tahun lebih tua, Charles menganggap Gillian teman seumuran.

Di akademi, Charles seangkatan dengan Gillian.

"Permisi, kamu siapa ya?" Dengan niat bergurau, Gillian bertanya.

"Aku Grimmjow!" Raut wajahnya terlihat sedikit jengkel.

Grimmjow ada saat makan malam, dengan wujud manusianya. Wujud manusia Grimmjow, punya tubuh sejajar dengan Gillian. Grimmjow memiliki topi maskot yang punya bentuk mirip kepala aslinya. Topi maskot, hanya mengambil bentuk kepala bagian atasnya. Wajahnya adalah wajah manusia. Tubuhnya juga tubuh manusia. Tak diketahui warna rambutnya, karena tertutup oleh topi maskot.

"Oh, jadi dia familiar mu. Kupikir teman mu, Gill." Charles tersenyum sambil terpejam.

"Iya, ini familiar ku. Wujud asli Grimmjow, bukan manusia," ujar Gillian.

"Benarkah? Rune untuk berubah wujud ke bentuk manusia? Itu efek rune yang mengesankan," Charles berkomentar.

"Familiar mu?" Gillian pun balas bertanya.

"Familiar ku berada di penangkaran kota. Familiar ku tidak bisa tinggal di pemukiman ataupun di dalam rumah," Charles menjawab.

Charles sendiri berada di kelas 1-D. Charles mendapat promosi ke kelas 2-S. Gillian juga merasa, bahwa Charles setara noble scion.

"Apa kamu memutuskan masuk ke kelas S?" Tanya Charles.

"Tentu," jawab Gillian.

"Aku juga akan berada di kelas S." Charles terlihat senang, dengan senyum tipisnya. Gillian pun ikut gembira. Mereka melakukan tos.

"Jangan mengobrol terus, cepat habiskan makanan kalian!" Sena memarahi mereka.

"Iya ibu."

"Iya tante."

Gillian dan Charles, menghabiskan makanannya. Louise melirik acuh, sementara Alisia tertawa usil. Alisia seolah senang melihat kakaknya dimarahi. Menaruh ujung jari di mulutnya, saat tertawa minimalis. Ekor twin tail nya yang pendek, membuat Alisia nampak cute.