Chereads / Helkeginia / Chapter 4 - Bab 3

Chapter 4 - Bab 3

Di universe ini, roh planet, Brimir memberi berkah pada manusia yang lahir di planet ini. Berkah itu dapat berupa blessing dan juga curse. Curse bukan berarti hukuman ataupun penderitaan. Curse adalah konsep kekuatan yang unik. Mereka akan memberi satu hal yang akan sedikit merugikan, tapi kutukan itu dapat menjadi kekuatan bagi pemilik.

Misalnya curse series yang pertama terlihat, null magic. Potensi sihir terkuat dari pemilik kutukan adalah nol. Tapi sebagai gantinya pemilik punya kekebalan terhadap sihir.

Pemilik kutukan ini tidak dapat memiliki energi sihir. Tubuhnya menolak energi sihir, kutukan ini membuat pemilik tak bisa menjadi seorang mage. Tapi kelebihan dari kutukan ini, memberi resistensi terhadap sihir.

Hanya sedikit orang yang terlahir dengan pemberian. Mereka hanya bisa mendapat satu curse, ataupun talent.

_______________________________________________________

Aster menceritakan tentang dirinya. Aster adalah siswa di akademi sihir Tristan. Aster tidak naik kelas setelah gagal di ujian pemanggilan familiar. Alasan Aster tidak bisa memanggil familiar, karena ia tidak memiliki mana point.

Gillian melihat keunikan yang ada dalam diri Aster. Setiap mage ingin memiliki resistensi terhadap sihir, namun mereka tidak punya sesuatu seperti resistensi sihir. Aster punya resistensi sihir, sayangnya tidak memiliki sihir. Apakah ada potensi didalam diri Aster, itulah yang lagi dipikirkan Gillian.

"Shield mage," seru Gillian.

"Apa itu?" Tanya Aster.

"Satu-satunya potensi yang dapat kamu raih, adalah shield mage. Ini adalah role yang bisa kamu pakai!" Gillian memperjelas ucapannya.

"...." Aster menyimak.

"Sangat jarang mage yang memilih peran sebagai tank mage. Jadilah seorang shield mage," ujar Gillian.

"...." Aster mendapat kepercayaan dirinya.

Di era ini, build hibrid adalah yang paling banyak dipakai oleh para mage. Mereka terampil dalam mele combat, menguasai spell caster, sekaligus menguasai sihir defensif.

"Pertama, aku tidak punya mana untuk memakai sihir defensif. Aku tidak memiliki mana untuk sihir pemanggilan familiar, yang artinya tidak bisa lulus kenaikan ke kelas dua?" Aster memiliki alasan tuk menyanggah ide Gillian.

"Kalau itu, aku punya solusi," seru Gillian.

"Kamu serius?" Aster masih belum yakin.

"Od adalah tempat tersimpan nya spirit energi. Mana point dan spirit energi tersimpan di satu tempat. Apabila kita kehabisan mana point, kita dapat memakai spirit energi untuk energi sihir pengganti. Ini termasuk forbidden Magic. Hal ini karena, memakai spirit energi sama dengan mengurangi masa hidup pengguna." Gillian memberi jalan keluar bagi Aster, agar lulus ujian kenaikan kelas.

"...." Aster sedikit ragu.

"Kamu hanya memakai metode ini untuk lulus ujian," seru Gillian.

Gillian memiliki wawasan yang luas tentang sistem sihir di dunia, lewat semua buku yang ia baca. Metode memakai spirit energi untuk bahan bakar sihir, hanya diketahui sedikit orang. Memakai spirit energi untuk bahan bakar sihir, membahayakan pengguna itu sendiri.

Umumnya, jika seorang tidak lahir dari seorang mage, hanya perlu melakukan ritual aktivasi energi sihir untuk memiliki mana dan kekuatan sihir. Jika terlahir dari seorang mage, mereka terlahir dengan kekuatan sihir, dikaruniai kekuatan sihir sejak lahir. Kasus Aster cukup langka. Ia lahir dari sepasang mage, namun tidak punya mana. Selain itu selalu gagal melakukan aktivasi sihir.

Alasannya karena curse, null magic. Kutukan yang meniadakan potensi sihir, tapi memberi resistensi sihir kepada pemilik kutukan.

Scene berganti dengan mereka ini berada dipinggir jalan.

Aster mempraktikkan apa yang dipelajarinya di kelas satu, tetapi memakai spirit energi. Sihir yang paling dasar, magic barrier.

Lingkaran semu berwarna merah melayang didepan Aster. Ini adalah pelindung magis paling dasar bagi mage. Umumnya magic barrier berwarna biru transparan, magic barrier milik aster berwarna merah. Spirit energi ini warnanya memang seperti warna darah.

"Aku bisa memakai cara ini untuk mengikuti ujian perbaikan." Aster sangat bersemangat.

*****

Gillian kini ada di kastil akademi sihir. Di gedung utama, lantai yang paling atas. Ini adalah ruang kepala sekolah. Terlihat Gillian sedang berbicara dengan kepala sekolah.

"Sebuah curse series?"

Kepala sekolah memberi nada bertanya. Kepala sekolah seperti tertarik membahas curse series. Selanjutnya Gillian menceritakan tentang curse series, null magic.

Selanjutnya Gillian meminta agar Aster ditempatkan di kelas S. Tanpa banyak bantahan, kepala sekolah menyetujui permintaan itu. Nama besar ayahnya, mungkin jadi salah satu andil. Intinya Gillian mau mempopulerkan lagi build shield mage, melalui Aster.

Scene berganti dengan Gillian kini berada di halaman kastil akademi. Gillian dan Aster melakukan tos di sana. Nampaknya rencana Gillian berakhir.

"Aku lulus ujian perbaikan." Aster nampak gembira.

Selanjutnya Aster memperlihatkan familiar yang ia panggil. Kucing berwarna kuning dan berekor dua. Kucing magis berkekuatan petir.

Scene berganti dengan Gillian lagi menunggangi kuda. Gillian berkuda hingga ke luar dinding bagian timur. Gillian terus berjalan menjauhi kota dinding Renville. Gillian berada sangat jauh, hingga memasuki area hutan kecil. Gillian turun dari kuda.

Gillian mengeluarkan warp stone, kemudian memanggil familiar nya. Grimmjow muncul dalam bentuk basic nya.

"Kita berada di hutan?" Grimmjow mulai kebingungan.

"Ya, jauh dari kota," ujar Gillian.

"Mau apa bos?" Grimmjow sedikit cemas.

"Semua anak kelas dua, pasti sudah berlatih bersama rekan familiar nya. Aku hanya ingin menguji kekuatan khusus mu. Aku mau menguji skill shapeshifter," Gillian menjawab.

"Berapa bentuk yang bisa kamu capai sebagai shapeshifter?" Gillian memberi uji coba.

"Basic form sebagai Pitbull. Bentuk perubahan pertama, manusia. Bentuk perubahan kedua, doppelganger, bentuk perubahan ketiga, gigant!" Grimmjow menjabarkan seluruh wujud yang dapat dicapainya dengan rune shapeshifter.

"Apa doppelganger, berubah wujud jadi seperti seseorang?" Tanya Gillian.

"Benar!" Grimmjow memakai perubahan wujud kedua, doppelganger. Grimmjow merubah wujudnya menjadi mirip seperti Gillian.

"Keren...." Gillian merasa terkesan.

"Bagaimana dengan gigant form?" Gillian bertanya.

"Tentu saja!" Grimmjow seketika berubah menjadi gigant.

Grimmjow dalam wujud gigant, panjang tubuhnya mencapai tujuh meter.

"Gila," gumam Gillian.

Gillian pun menyuruh Grimmjow berlari. Langkah kakinya sangat panjang, movement speed sangat mengesankan.

Gillian memakai skill blaster, menembak bola energi biru. Gillian meminta Grimmjow untuk menghindari semua serangannya.

Grimmjow dengan wujud gigant sangat lincah. Grimmjow kini bisa menghindari semua bola energi yang melesat ke arahnya.

"Apa kamu bisa mewujudkan cakar dan rahang di wujud gigant?"

"Apa yang kamu katakan? Ras ku adalah magical dog, aku memiliki rahang dan cakar!"

"Maksudku, memanipulasi kekuatan shapeshifter. menumbuhkan lapisan keras seperti logam di rahang luar, lalu cakar yang sekeras baja!" Perintah Gillian.

"Maaf, seperti tidak bisa! Hal yang kamu katakan tadi, adalah kekuatan genetis." Grimmjow tidak menyanggupi masukan dari Gillian.

"begitu." Gillian menundukkan pandangan.

"Semua bentuk perubahan dari kekuatan shapeshifter, menaikan kekuatan fisikku hingga sedemikian rupa. Apalagi di dalam wujud gigant, kekuatan fisikku berlipat ganda," tukas Grimmjow.

"Shapeshifter itu keren," seru Gillian.

Tidak berselang lama, Gillian menyudahi ujicoba kekuatan shapeshifter.

"Baik, uji coba berakhir disini!"

Mereka pun pulang ke kota. Gillian berkuda menuju ke kota. Basic form Grimmjow, dapat mengimbangi laju seekor kuda.

*****

Malam pun tiba. Gillian melihat ibunya yang lagi duduk melamun di meja makan. Gillian sudah hapal penyebab klasik yang membuat ibunya murung. Gillian duduk satu meja dengan ibunya.

"Ayah ada pekerjaan lembur lagi?" Gillian bertanya.

"Iya," Sena pun mengukir senyum yang dipaksakan. Sena berdiri lalu memberi sekotak bento kepada Gillian, "Tolong bawakan bekal ini untuk ayahmu!"

"Baiklah buk." Tanpa membantah, Gillian mengambil kotak bekal itu.

Saat melewati pintu depan, Gillian bertemu Charles. Charles sedang duduk di teras, dan bermain game online di laptop. Bahkan ada satu cangkir kopi dengan dosis kafein paling rendah.

"Kamu tidak minum kopi?" Charles berbasa-basi.

"Anak seusia kita, jangan minum kafein," sanggah Gillian.

"Dosis kafein nya sangat rendah kok," balas Charles.

"Tidak," ucap Gillian.

Gillian kemudian mulai membuka pagar.

"Mau pergi keluar, bermain dengan teman?" Tanya Charles.

"Tidak, aku harus membawakan bekal untuk ayahku," sanggah nya.

"...." Charles kembali beralih pada permainan game. Mungkin Charles bermain online bersama teman satu kelasnya. Teman-teman di kelas S, sudah mulai mengakrabkan diri satu sama lain melalui jejaring sosial.

Gillian berjalan cepat, menuju ke distrik baru. Di sanalah markas ordo menara sihir berada.

"Ibu sampai repot-repot. Mungkin alasannya, karena tidak mau ayah sampai makan makanan luar yang kurang sehat," gumam Gillian.

Singkat cerita, Gillian tiba di lobi gedung menara sihir. Ini seperti bangunan pencakar langit di dunia modern. Arsitekturnya identik dengan gedung pencakar langit di London abad ke-18.

Gillian memasuki elevator yang bergerak ke lantai teratas. Menara sihir, terdapat empat belas lantai.

Setiap mage yang menjaga pintu masuk, mengenali Gillian dan akan membiarkannya lewat.

"Selamat malam tuan muda."

"Ya, paman penjaga."

Gillian pada akhirnya tiba di kantor ayahnya. Ruang komandan pasukan sihir periode saat ini.

"Ada apa Gillian? Aku kan sudah bilang pada ibu, aku ada lembur."

"Bukan itu, aku hanya membawa bekal dari ibu."

Julius tertawa letih saat mendengar alasan Gillian datang. Raut senang, terpancar di wajah Julius.

"Wah kebetulan. Aku bahkan tidak punya waktu untuk berjalan ke restoran cepat saji," keluh Julius.

"Jangan terlalu sering makan junk food, ayah!"

"Bukannya kamu juga sering makan junk food?"

Julius membalikkan lagi kata-kata anaknya. Mereka tertawa bersama setelah menyadari punya kebiasaan yang sama.

Julius baru saja membuka kotak bekalnya. Ajudannya datang. Gillian kenal dengan sang ajudan. Ajudan tersebut adalah ayah Rendi, Rendi teman satu kelas Gillian. Beliau bernama Dante. Sebagai ajudan satu, Dante juga punya peran sebagai penasihat pemimpin ordo menara.

"Sudah dua hari kamu tidak lagi mengontak unit khusus mata-mata. Sebaiknya kamu monitor, segera!"

"Baiklah."

Dante hanya menjalankan tugas sebagai penasihat. Julius sampai menutup kembali kotak bekalnya.

Julius memunculkan layar telepath. Hologram seperti layar TV yang melayang di udara. Hal seperti ini bisa dilakukan dengan gradation air. Hanya saja ada efek yang hanya bisa dilakukan oleh void mage.

Julius memberi efek penglihatan di titik yang ia tandai. Efek yang persis CCTV jarak jauh, yang menjangkau negara lain. Julius menandai unit spy dengan ini agar bisa dimonitor.