Mark telah menyewa sebuah apartment di hotel **** yang di lengkapi dua bilik tidur, mini kitchen dan ruang tamu yang cukup luas. " Nice..." Komen Aaisyah sebaik sahaja masuk. Bryan dan Carter sudah berlari untuk memeluk Kakak mereka. Mereka semakin seronok dengan hadiah yang dibawa Aaisyah untuk mereka. Hari ini Mark akan bagi peluang untuk Aaisyah meluangkan masa sepuas-puasnya dengan Bryan, Carter dan Maya. Sementara Aaisyah berada di apartment, Mark minta diri untuk keluar sekejap, untuk membungkus makanan tengahari.
Unknown: Babe... Sorry lah.... Wafeen ni....
Aaisyah: Babe... You jahat tau... Knpa lama x contact I.... Punyalah byk crta I nak share dgn you...
Aaisyah terkejut kerana setelah lama lost contact dengan Shawafinaz akhirnya Shawafinaz comtact Aaisyah semula.
Unknown: Ha? Lama x contact. Ni Wafeen housemate Aaisyah. Wafeen dapat nombor Aaisyah dari tuan rumah.
Aaisyah menepuk dahi, mungkin disebabkan sudah lama kawannya Shawafinaz untuk menghubunginya, Aaisyah terlupa yang dia ada house-mate baru yang sangat annoying. Aaisyah malas mahu membalas. Lantaklah. Bukannya kenal sangat.
Wafeen (Housemate): Aaisyah.... Hantar Wafeen pergi Tiffany Restaurant... Please...
Wafeen (Housemate) : Aaisyah... Please lah... Tolong Wafeen....
Wafeen (Housemate) : Aaisyah... Boleh lah tolong Wafeen... Wafeen nak sangat cari kerja ni... Kalau satu kerja dengan Aaisyah boleh pergi dan balik sama2x...
Wafeen(Housemate) Calling
Wafeen(Housemate) Calling
Wafeen(Housemate) Calling
Wafeen(Housemate) Calling
Wafeen(Housemate) Calling
Wafeen(Housemate) Calling
Wafeen(Housemate) Calling
Disebabkan terlalu geram Aaisyah terpaksa menukar kepada flight mode. Semalam ada hari yang malang untuk Aaisyah kerana dapat house-mate yang sungguh pelik. ' Ishh... Apa arrgh.. masalah minah ni... Gelilah.... Pelik semacam... Nak pindah rumah, dah alang-alang.... Arghh bencinya... Malam ni... Baik aku tidur sini saja.... Lagi-lagi dah ada Juita... Senang lagi... Tak perlu takut...' Aaisyah bermonolog sendiri. " Kakak.... Kakak.... Look what I draw... This is Kakak.... Abang Bryan... And Adik Maya...." Carter berkata sambil memunjuk lukisan yang dilukis menggunakan crayon. Aaisyah ketawa kecil, lucu melihat lukisan anak kecil itu. " Kakak... Why are you laughing Kakak.... Does it look bad?" Tanya Carter dengan muka yang mahu menangis. " Come here Carter... It looks so beautiful Carter.... Why don't you draw another one.... Again... Because Kakak want to keep it..." Carter tersenyum kembali. " Here Kakak... You can keep this one...." Carter berkata sambil memeluk Aaisyah. Hati Aaisyah yang panas pada awalnya, terus sejuk dengam karenah Carter yang sangat comel itu.
" Tiff... Is she working today?" Tanya Ryan dengan rasa gusar di hati. Tiffany ketawa kecil. " Who?" Tiffany pura-pura tanya untuk menyakat kawan baiknya itu. " The Waitress...." Tiffany makin galak ketawa. " Seriously! You don't even have the balls to ask her name...." Ryan memandang Tiffany dengan renungan tajam. " Alright... Her name is Aaisyah Amanda, a student at Uni ****** and she is a med student...." Ryan tersenyum kerana akhirnya dia dapat info sedikit dari Tiffany. "Thanks Tiff your the best...." Tiffany senyum. " Ryan... Don't let this one go... She is worth a catch...." Sambung Tiffany lagi. " When is she working again?" Tanya Ryan. " Tomorrow by 11 am she should be here...." Tiffany berkata lagi. " Great..." Ryan berkata lagi. Ryan keluar semuka untuk kembali ke pejabatnya.
" Mark... Is it ok... If I sleep over tonight... I can sleep with Carter and Bryan.... " Aaisyaj bertanya sambil memdukung Maya dan memberi Maya susu. " Sure... I was going to ask you if you wanted to sleep over.... We will be going to the airport at 10 O'clock tomorrow... " Aaisyah tersenyum kelat. " Mark... How about my mom..." Mark mengeluh kecil. " We are not together anymore... And I took full custody of the kids..." Aaisyah menelan air liur. Jauh disudut hati Aaisyah, Aaisyah kasihan dengan nasib Nora tetapi Aaisyah syak Mark sudah hilang sabar dengan Nora. " Do you still love my mom?" Tanya Aaisyah tanpa berselindung. " Of course I do Aaisyah.... Even when I move to Liverpool she is the only one that I will be waiting for to knock on my door and come back for me and the kids... But... There were only two things I asked her to do... But she won't do it.. and as long she is under Tan Sri influence... She will never change Aaisyah... I want what's best for you... And... Your younger brother and sister...." Aaisyah memandang Maya sambil menghadiahkan sebuah kucupan di pipi Maya. Maya pula semakin manja dengan Aaisyah. Sejuk hati Aaisyah setiap kali Maya tersenyum apabila Aaisyah mencium adiknya.
Flashback
"What Nora told you about Aaisyah?" Mark memandang wanita itu dengan sedikit curiga. " Why would you ask me?" Mark tanya wanita itu kembali. "She must have told you.... About her being raped... Do you really buy that?" Wanita itu menunjuk beberapa keping gambar Nora. Mark menelan air liurnya. " I don't care about Nora's past. I accept her for who she is. We have been happily Married for years and now we have three beautiful children... Ehat more could I ask for." Wanita itu ketawa sinis sambil memandang Mark. " Well... It's great that you love her... A woman who doesn't take responsibility of the child she brought to this world...." Wanita itu menyindir lagi. Mark diam. Baru Mark sedar, kalau betul Ayah Aaisyah tidak merogol Nora, bermakna Nora tidak ada sebab lagi untuk membenci Aaisyah. " Sarah... Nora is your cousin... And your best friend... You shouldn't stabbed her in the back like this. If I was to know the truth... You should leave her to tell me herself. This will never change how I feel about her and will never make me turn to you instead." Mark berdiri dan meninggalkan Sarah bersendirian.
End of Flashback
Malam itu, Carter dan Bryan tidur bersama Aaisyah di ruang tamu sambil melayan movie. Barang mereka semua Mark sudah pack untuk terbang ke London pada keesokkan hari. Penerbangan mereka akan bertolak pukul 3 petang, Mark bercadang untuk pergi ke KLIA lebih awal kerana membawa budak-budak akan mengambil masa yang lama. Lagipun nasib baik ada lounge, jadi Mark boleh berehat di lounge sementara menunggu penerbangan. " Aaisyah... During your semester holiday you are welcomed to Liverpool. Just tell me when and I will book your ticket." Aaisyah tersenyum dan menganguk. " Mark... Are you sure you are not my father...." Mark terkejut dengan soalan keramat itu. ' I am sorry Aaisyah if only I can tell the truth....' bisik hati Mark. " I wish I was Aaisyah... Will you promise to call me dad... After this... I may not be your biological father... But I want you to be my daughter..." Lidah Aaisyah kelu, sukar untuk meluahkan segala yang terbuku dihatinya. " Aaisyah... " Aaisyah tersedar dari lamunannya. "Yes... Dad..." Mereka sama-sama ketawa. Mark meminta diri untuk masuk ke kamar tidur kerana Maya sudah merengek dan Aaisyah pula memeluk Bryan dan Carter dengan erat.
Tepat pukul 10 pagi keesokkan hari, Aaisyah terpaksa berpisah dengan adik-adiknya. Aaisyah kena masuk kerja pukul sebelas dan Mark pula kena bertolak ke KLIA tidak lama lagi. Air mata Aaisyah sudah tidak tertahan. Satu hari memang tidak cukup untuk luangkan masa bersama mereka, namun Aaisyah tidak boleh berbuat apa-apa, Mark adalah ayah kepada mereka, dan Aaisyah tidak mempunyai hak untuk menghalang mereka untuk pergi ke Liverpool. " Bye... Bye....kakak... We love you so much...." Bryan berkata sambil memeluk Aaisyah dengan erat. " Kakak... Promise you will never forget us kakak... " Aaisyah mengeratkan pelukannya dan mencium pipi mereka lagi. Selepas itu Maya diambil dari Mark dan di peluk dan dicium puas-puas. Aaisyah terus masuk ke dalam kereta selepas menyerahkan Maya kepada Mark. Entah kenapa hati Aaisyah kuat menyatakan yang dia akan susah bersua muka dengan adik-adiknya lagi.
Muka Aaisyah tidak terlalu ceria bila masuk kerja. Dengan rakan sekerjanya Aaisyah hanya bercakap bila perlu. " Aaisyah... The customer at table 10 wants to see you..." Laung Tiffany yang sibuk di counter. Aaisyah cepat-cepat menuju ke meja nombor 10. ' Arghh... Laki ni lagi... Tak bosan ke makan sini hari-hari' kutuk Aaisyah dalam hati. "Good Afternoon Sir... Welcome to Tiffany's Restaurant... May I take your order please... Sir...." Lelaki itu diam. Sengaja membuat Aaisyah menunggu lebih lama. "Sir... Are you ready to order sir..." Aaisyah bertanya lagi. Ryan tersenyum sumbing. " I want to order you." Darah Aaisyah mula mendidih. " I am sorry sir... I am not a hooker." Aaisyah meninggalkan meja nombor 10. " Hey... Waitress... I didn't get to order yet." Laung lelaki itu dengan suara yang agak tinggi sehingga pelanggan yang lain memandang Aaisyah. Aaisyah mengeluh keras. ' Tadi tak nak order sekarang baru nak order' Aaisyah menyumpah seranah dalam hatinya. " Yes sir... May I take your order..." Aaisyah bertanya lagi tetapi matanya memandang kearah lain. Ryan mengambil keputusan untuk tidak menyakat Aaisyah lagi. " Lamb Cuttlet with mint yogurt sauce and Carrot juice..." Aaisyah mengambil order dan cepat-cepat meninggalkan meja itu.
" What did you say to her this time?" Tiffany sudah buat muka geram dengan Ryan. " I want to order her..." Tiffany terus memukul bahu Ryan. "Are you crazy.... No wonder she is angry..." Marah Tiffany. " I'm sorry... I didn't mean it... I thought she would take it as a joke." Tiffany menggeleng. " Well... Man... You really owe her an apology. But not today. " Ryan mengetap bibir. Aaisyah datang membawa Carrot Juice. " Did I order Carrot Juice? I thought I ordered Orange Juice...." Ryan berkata lagi. Tiffany jeling Ryan dengan tajam. "Sorry Sir you actually order Carrot Juice... But I can change it...." Ryan sudah menahan gelak. " Sure please change it." Aaisyah membawa juice carrot itu balik ke bar dan disimpan dalam peti sejuk. Selepas itu Aaisyah mula membuat fresh orange juice dan menghantar orange juice ke meja Ryan. " Thanks.... But actually....I changed my mind... Can I have Carrot juice instead..." Aaisyah mengeluh. Aaisyah terus pergi bar dan mula membancuh juice mangga, juice epal, juice nanas , juice guava dan juice carrot diambil dari peti sejuk. Semua jenis juice dibawa ke meja Ryan. Ryan terkejut dengan apa yang Aaisyah buat. " Sir this is all the different type of juice we offer at this restaurant. So here you go and enjoy." Aaisyah terus meninggalkan Ryan termanggu di situ. Tiffany datang ke meja Ryan lagi. " Serves you right... Enjoy all the juices...." Tiffany berkata sambil ketawa melihat riaksi Ryan.
Aaisyah membuka pintu rumah dan masuk ke ruang utama, ketika Aaisyah cuba membuka pintu biliknya pintu bilik Wafeen dibuka. "Aaisyah... Awak pergi mana arr dari semalam... Saya kol tak angkat whatsapp tak reply... Awak ni peliklah... Betul ke Aaisyah kerja di restaurant... Ke Aaisyah ni buat kerja melayan jantan." Hati Aaisyah mendidih. " Hoi perempuan jangan sibuk hal aku! Aku nak balik ke... Nak melacur ke... Nak kerja ke.. jangan ganggu aku! Kau ni memang tak ada adap! Hari itu aku jadi driver kau pergi kedai, kau ajak aku ke kedai mamak, aku pula yang bayar makanan kau, semalam kau pinjam lagi duit dari aku, aku tak kenal pun kau... Sebab kau sendiri buat aku ada bad first impression dekat kau!" Aaisyah membuka pintu biliknya dan terus hempas pintu biliknya kuat-kuat. Aaisyah betul-betul tiada mood hari ini, kerana hari ini Aaisyah terpaksa melepaskan adik-adiknya pergi ke Liverpool, dan hari ini juga pelanggan banyak karenah di restaurant Tiffany.
Aaisyah keluar dari bilik untuk ke kamar mandi. " Aaisyah... Aku minta maaflah... Esok lusa... Mak aku kirim duit... Aku bayar lah..." Wafeen berkata lagi. " Tak payah... Aaisyah cuma nak minta jangan terlalu sibuk hal aku itu saja.... Jangan kacau aku lagi." Aaisyah sudah benar-benar hilang sabar dengan Wafeen house-mate baharunya. Wafeen menjongket bahunya. " Yalah... Yang penting aku dah minta maaf, terserah Aaisyah kalau nak marah.... Atau maafkan..." Aaisyah betul-betul tak faham dengan budak yang dia baru kenal sehari sebelum semalam. " Tolonglah... Aaisyah terlalu penat. Sebelum Wafeen datang sini... Aaisyah sudah ada life dan jadual sendiri... Bila Wafeen paksa-paksa Aaisyah ikut apa yang Wafeen nak, memang Aaisyah akan marah, dan Aaisyah bukan tak nak share Aaisyah pergi mana, kita bukannya kenal lama sangat, jadi buat apa Aaisyah kongsi hal peribadi Aaisyah. Aaisyah nak pergi mandi dulu...." Tanpa menunggu Aaisyah masuk kamar mandi.
Selesai Aaisyah mandi, baru sahaja Aaisyah mahu masuk bilik tetapi pintu terbuka. Jantung Aaisyah berdegup kencang. Wafeen masuk bilik Aaisyah dan menyelongkar barang Aaisyah. " Banyak juga barang branded Aaisyah.... Omg... " Hati Aaisyah mendidih lagi. Baru sahaja Aaisyah bertekad untuk memaafkan Wafeen, tetapi budak itu buat hal lagi. " Wafeen!!! Bukan Aaisyah sudah cakap respect privasi Aaisyah!!!.keluar dari bilik aku sekarang!!! Keluar!!!" Wafeen sudah tergagap-gagap. Aaisyah sudah mengamuk. " Nak tengok pun salah... Sebab Aaisyah tak nak share tentang diri Aaisyah sebab tu Wafeen nak selidik.... " Wafeen berdalih sebaik sahaja dapat peluang. Aaisyah menuju kearah Wafeen dan menarik Wafeen keluar. "Perempuan gila!!!" Marah Aaisyah. " Memang sah awak ni pelacur.... " Tuduh Wafeen kerana tidak berpuas hati dengan Aaisyah. Ada rasa cemburu terbit dihati Wafeen kerana melihat barang-barang yang dimiliki Aaisyah. Aaisyah malas mahu menjawap sudah, Aaisyah terus masuk bilik dan mengunci pintu.
Aaisyah: Babe... House mate baru I... So annoying... Klw kotor apa semua Aaisyah x kisah yg penting bkn bilik Aaisyah.... Dia dh ceroboh masuk bilik Aaisyah....
Ivana: OMG... Ada brg hilang tak?
Aaisyah: stakat ni xda....
Ivana: Erm... Aaisyah dtg lah stay dgn kami... Bilik master kita semua boleh share.... Bilik yg satu lgi.. kmi buat closet... Bilik yg tengah tu... Actually Jamal dan Pramesh yg sewa....
Aaisyah: Are you sure it's okey?
Ivana: Nah.... We need some more brainies here....😂😂😂
Aaisyah: Great!!!!