Leng Ziyue berbicara dengan Leng Rui dan meminta para asisten rumah tangganya mempersiapkan sarapan untuknya. Ia sama sekali tidak merasa heran ketika melihat seorang wanita yang mengenakan piyama di meja makan.
Ayahnya sangat suka membawa wanita pulang. Namun, setelah lewat dari tiga hari, wanita-wanita ini biasanya sudah menghilang dari vilanya.
Leng Ziyue ingat bahwa wanita yang tinggal di vilanya paling lama lima belas hari, bukan?
"Mengapa kau pulang hari ini?"
Suara Leng Rui membuat Leng Ziyue duduk dalam posisi lebih serius. Ia masih merasa khawatir dan takut kepada Leng Rui. Sejak mengadopsi dirinya, Leng Rui memperlakukannya dengan sangat kejam. Bukankah hal itu menakutkan?
Selain itu, Leng Rui sering membawa wanita ke vilanya. Leng Ziyue sudah menebak bahwa ayahnya ini tidak akan membiarkan para wanita itu hamil karena dirinya.
Pada akhirnya, Leng Ziyue bersikap lebih dingin. Sehingga, jauh di dalam hati Leng Rui, Leng Ziyue adalah orang yang kejam dan bengis.
Apakah mungkin Leng Rui hanya ingin mempunyai ahli waris dengan membawa Leng Ziyue kembali?
"Ayah, aku … "
Leng Rui melebarkan kelopak matanya, "Apakah kau pulang hanya untuk meminta uang?"
"Berapa?"
Leng Ziyue mengepalkan tinjunya lebih erat, lalu melemparkan pandangannya kepada wanita yang tak jauh darinya, yang kelihatannya sedang membaca surat draf kontrak. Leng Ziyue menduga bahwa wanita ini pasti menginginkan sesuatu yang membuatnya muncul di vila.
Wanita itu masih mengenakan piyama, tapi Leng Ziyue sama sekali tidak ingin tahu adegan gila apa yang terjadi di vila semalam.
Leng Ziyue merasa bersyukur karena semalam ia tidak kembali ke vila.
"Aku merasa tidak ada masalah dengan kontraknya. Aku akan menandatanganinya."
Saat Leng Ziyue akan buka mulut berapa banyak uang yang diinginkannya, wanita itu justru bersuara dan membuatnya tertegun.
Saat Tang Guo mengangkat kepalanya, Leng Ziyue mendadak melompat terkejut. Baru saja ia ingin bertanya apa yang sedang dilakukan gadis itu di sini, Leng Ziyue merasakan bahwa Leng Rui sedang menatapnya tajam, tapi suaranya seolah tersangkut di tenggorokannya.
Leng Ziyue hanya bisa menatap Tang Guo dan duduk perlahan.
Tang Guo hanya meliriknya sekilas sebelum menandatangani dan membubuhkan namanya di surat kontrak.
Cukup lama Leng Ziyue memandang Tang Guo. Hingga akhirnya tatapan Leng Rui tertuju kepadanya lagi. Dengan cepat, Leng Ziyue mengalihkan pandangannya dan melupakan tujuannya untuk pulang.
Otak Leng Ziyue masih berpikir keras. Bagaimana mungkin Xiao Guo bisa muncul di sini?
Mengapa Xiao Guo masih mengenakan piyama di vila? Apakah Xiao Guo sudah menjadi wanita Ayah?
Atau apakah justru aku yang sudah menyakiti hati Xiao Guo, sehingga … Xiao Guo menyerah kepada dirinya sendiri dan mencari sembarang pria?
Leng Ziyue ingin menanyakan hal itu kepada Tang Guo sekarang. Sayangnya, Xiao Guo sudah menjadi wanita ayahnya. Kalaupun ia memberanikan diri bertanya, maka habislah sudah ia dan Tang Guo.
Leng Ziyue terlihat makin cemas, tapi Leng Rui sudah tidak sabar lagi.
"Kau pulang bukan untuk meminta uang?"
"Tidak, aku pulang untuk meminta uang."
Otak Leng Ziyue masih kacau. Bahkan saat mendengar pertanyaan Leng Rui, ia sama sekali tidak langsung menjawabnya.
Setelah berbicara, Leng Ziyue merasa menyesal. Jika wanita yang ada di hadapannya ini adalah wanita lain, mungkin masih tidak apa-apa. Namun, wanita ini adalah Tang Guo, mantan kekasihnya.
Ia hanya menganggap Tang Guo sebagai pengganti Lu Qi. Leng Ziyue sama sekali tidak ingin melakukan hal yang salah terhadap Lu Qi, sehingga hubungan mereka murni sebatas teman.
Namun, tak peduli apakah hubungan mereka sebatas teman dekat ataukah bukan, tetapi, pada kenyataannya, hubungan mereka berdua adalah kekasih.
Mengapa Xiao Guo menjadi wanita Ayah?
"Berapa banyak yang kau inginkan?"
Suara Leng Rui menyadarkan Leng Ziyue dan mengembalikannya ke dunia nyata. Ia menatap Tang Guo dengan penuh semangat. Sambil mengeraskan rahangnya, ia menjawab, "Dua puluh juta yuan."
Leng Ziyue mengira Leng Rui akan bicara lebih banyak lagi dan Tang Guo juga menunjukkan mimik wajah yang aneh, tapi sebaliknya, Tang Guo justru menikmati sarapannya dengan perlahan.
Sedangkan Leng Rui mengeluarkan selembar cek. Dengan cepat, ia menuliskan jumlah yang disebutkan Leng Ziyue, menandatanganinya, dan membubuhkan namanya, kemudian melemparkan cek itu ke hadapan Leng Ziyue tanpa ragu. Leng Rui begitu rapi dan tampan.
"Lain kali jika kau ingin uang, langsung minta saja, tidak perlu banyak bicara."