Tentu saja, hanya sedikit orang yang tahu informasi tentang penculikan ini. Kebenaran yang ada telah ditutupi dalam waktu yang cukup lama. Yang orang-orang tahu bahwa hanyalah ada lima orang diculik dan satu tahun kemudian baru berhasil diselamatkan satu tahun kemudian. Selama diculik mereka tidak dirawat dengan baik, kini yang tersisa hanya Lu Mian.
Saat memikirkan hal ini, tatapan Ye Jinwen tiba-tiba berubah menjadi lebih tegas daripada sebelumnya. Apapun yang terjadi, Ye Jinwen akan membantu Lu Mian keluar dari bayang-bayang penculikan itu dan akan menyelamatkannya!
"Kakak Ketujuh, Lu Mian kembali ke rumah, harus bagaimana dia menghadapi orang tua yang pernah menyerah padanya? Dan dia juga diculik bersamaan dengan Adiknya. Tapi mau bagaimana lagi, jika dia bisa diselamatkan, orang tuanya pasti akan menyelamatkan…"
Saat Ye Jinwen berkata seperti itu, kebetulan Xiao Qimo hendak beranjak bangun. Ia dengan anggun membenahi lipatan jasnya, setelah itu ia berbalik dan pergi.
Topik pembicaraan Ye Jinwen butuh tanggapan dari orang yang diajak bicara, namun Xiao Qimo malah ingin pergi begitu saja. Tindakan Xiao Qimo saat ini sama persis seperti tindakan Lu Mian yang tadi pergi begitu saja!
Kemudian Ye Jinwen pun mengikuti Xiao Qimo berjalan sampai ke pintu, tapi ia malah mendengar Xiao Qimo yang tertawa ringan.
"Jangan khawatir."
"Ha?" Ye Jinwen adalah seorang dokter psikolog. Ia beranggapan bahwa kalimat Xiao Qimo ini memiliki beberapa arti.
Tidak lama kemudian Ye Jinwen mendengar Xiao Qimo berkata lagi.
"Aku akan mengingatkanmu." Suara pria itu terdengar lembut dan anggun. Lalu dengan senyuman yang mempesona ia melanjutkan berbicara, "Lain kali, jangan melihatnya memutar pena."
'Memutar pena?' Batin Ye Jinwen.
Hampir pada saat yang bersamaan, lapisan keringat dingin tampak berkilat di punggung Ye Jinwen. Awalnya Ye Jinwen mengira bahwa Lu Mian hanya merasa bosan, namun setelah dipikir-pikir Ye Jinan baru sadar yang sebenarnya terjadi!
Pantas saja Ye Jinwen merasa sedikit gelisah dan kebingungan selama mengajak bicara Lu Mian. Ternyata sebelum Ye Jinwen berencana menggunakan hipnotis lucid dream untuk Lu Mian, Lu Mian lah yang lebih dulu menyerangnya!
Ye Jinwen tiba-tiba merasa khawatir bahwa kejadian ini bukanlah kali pertama kalinya ia alami sebagai seorang psikolog, ia dikendalikan oleh pasiennya sendiri!
Tadi Ye Jinwen terlalu ambisius, sehingga ia segera mengeluarkan isi hatinya. Lalu bagaimana untuk selanjutnya ia menghadapi Lu Mian?
-
Lu Mian keluar dari klinik psikologis dan melihat kembali papan nama itu. Wajahnya yang kecil dan cantik seolah mampu mencuri perhatian semua orang saat melihatnya sedang tersenyum. Senyuman di wajahnya itu tampak misterius.
'Untuk ke depannya, mungkin aku tidak perlu datang lagi. Bahkan jika Dokter Ye tidak menyadarinya, sepertinya orang-orang yang ada di belakang kamera pengawas itu pasti sudah tahu sebenarnya apa yang terjadi. Hanya saja, aku tidak tahu siapa orang yang berada di belakang kamera pengawas itu.' Batin Lu Mian.
Seperti menghilangkan beban, langkah kaki Lu Mian dengan ringan berjalan pergi dari klinik.
Di rumah lama keluarga Lu. Lu Mian berjalan menjauh di sekitar bangunan utama yang megah sebelum akhirnya ia menemukan bangunan yang ada di samping.
Saat di tengah jalan, pelayan yang ada di bangunan utama itu ketika melihat Lu Mian, mereka langsung menyapa dengan hormat. Setelah itu mereka semua lari menjauh seperti embusan angin dan langsung saling berbisik di sudut ruangan.
[Lihatlah, itu Nona besar Lu! Jauhi dia. Dia itu punya masalah mental yang parah...]
[Nyonya saja takut padanya, Nyonya membawanya ke psikolog untuk memeriksakan kondisi mentalnya!]
[Aku dibutakan karena wajahnya yang rupawan... Dia memang cantik, tapi sifatnya sangat jelek. Aku lebih suka gadis yang lembut, menggemaskan, dan juga banyak keahlian seperti Nona Kedua!]
[Aku rasa kehidupan Nona Besar Lu sangat menyedihkan. Waktu itu Nyonya mau meminjam banyak uang, tapi dia tidak dibawa pulang juga! Terus terang saja, keluarga Lu memiliki rumah besar namun takut memiliki banyak hutang dan tidak mau menyelamatkannya. Lihatlah rumah mereka, sampai sekarang masih tinggal di bangunan samping. Jika bukan karena tuan rumah kita, mereka bahkan tidak akan punya tempat tinggal...]
[Sstt! Kalimatmu dianggap tabu dalam keluarga Lu, jangan sampai ucapanmu itu didengar oleh Nona Besar Lu! Cepat pergi, ayo ayo...]
Sudut barat laut rumah lama keluarga Lu. Saat Lu Mian berjalan di sini, kebetulan sudah tidak ada lagi pelayan.
Lu Mian melewati ruang tamu dan tidak melihat siapapun di ruangan itu. Sehingga ia pun langsung kembali ke kamar. Ketika sampai di lantai atas Lu Mian pergi ke kamarnya dan langsung menutup pintunya, dan ketika mendengar suara Lu Mian menutup pintu. Ibu Lu bernama Fu Man pun keluar dari dapur dengan tenang.
Raut wajahnya sama sekali tidak terlihat senang. Alisnya tampak berkerut dan dengan tatapan yang tajam ia melihat ke arah lantai atas. Keheningan di bangunan kecil ini terlalu berlebihan. Bahkan sampai terdengar desahan berat dan kemarahan dari Ibu Lu.
Setelah seorang gadis muda muncul dari ruang tamu, suasana hati Ibu Lu baru terlihat sedikit lebih baik.