"Anna baik-baik aja kan?"
Didi sebisa mungkin menjaga ekspresi wajahnya, "Ba..baik pak."
"Terus ini kamu kasbon untuk keperluan pribadi?"
"Iya pak, untuk ngirim saudara saya di kampung." Dusta laki-laki itu lancar, karena sesungguhnya kasbon yang ia ajukan hari ini untuk Renata.
"Bulan ini kamu udah dua kali kasbon Di, kalau sekarang kasbon lagi itu artinya bulan depan kamu enggak gajian." Jo menatap pekerja di hadapannya dengan dahi berkerut. "Enggak apa-apa kalau begitu?"
"Enggak apa-apa pak, saya bener-bener butuh uangnya." Didi sama sekali tidak khawatir karena saat gajian nanti tunjangan hidup Anna yang di berikan Dewanata juga akan turun.
"Ya sudah, kamu tunggu di sini dulu. Biar saya konfirmasi sama tuan dan siapin uangnya."
"Iya pak, terimakasih.
Didi baru saja mencabut kunci motornya ketika Renata membuka pintu dengan wajah cerah, tangan perempuan itu menengadah menunggu amplop putih dari Didi.
"Kasih aku minum dulu kek Ren.."