Arjuna mengetuk-ngetukan jari ke paha dengan cepat, matanya melirik dua kotak besar di sampingnya, gerakan jarinya semakin cepat seiring dengan semakin besar pertentangan di dalam dirinya.
"Pak kita jadi makan enggak kira-kira? Perut saya udah laper ini." Arjuna memejamkan mata, kesal dengan Alex yang sangat tidak peka.
"Tempatnya juga penuh banget itu pak, kayaknya enggak ada tempat kosong di sana. Bapak enggak mau cari tempat lain aja?"
Arjuna mendengus, di tatapnya asisten paling tidak peka itu dengan kesal, "Turun."
"Ya?"
"Turun kamu, pesen makanan sana!"
Alex meringis, tidak mengerti kenapa belakangan ini mood atasannya itu seperti roler coaster. Arjuna yang di tinggalkan sendirian justru semakin gamang, berkali-kali ia bergumam sembari memejamkan mata erat.