Arjuna menatap jari-jari tangannya dengan gamang, laki-laki itu masih bisa merasakan betapa hangat dan lembutnya tangan Anna yang menggenggam jarinya tadi sore. merasa pikirannya kian kalut, Arjuna memutuskan untuk keluar, mungkin satu gelas wine bisa menyegarkan pikirannya.
"Kenapa lagi?" Arjuna mengurungkan niatnya untuk mengambil wine begitu melihat pintu kamar yang di tempati oleh Dya terbuka, perempuan yang di nikahinya satu tahun lalu itu kelihatan mondar mandir sembari menimang Zain yang menangis kencang.
"Enggak tau, rewel terus dari tadi. Aku udah telefon Adri, tapi dia lagi dinas ke Jepang jadi enggak bisa datang." Dya mengusap air matanya cepat. "Kalau kamu ke ganggu, tutup aja pintunya Jun."
Biasanya Arjuna akan langsung mendengus kemudian menutup pintu, tapi kali ini laki-laki itu memutuskan untuk mendekat. Mengambil Zain dari pelukan Dya dan menimangnya, Arjuna mengingat-ingat bagaimana cara Medda biasa menimang Anna ketika bayi perempuan cantik itu cukup rewel.