Chereads / KESALAHAN NICK / Chapter 10 - Cerita 10

Chapter 10 - Cerita 10

Pesta ulang tahun nyonya Letizia berlangsung dengan meriah, banyak pejabat dan pengusaha dari eropa yang datang. para pejabat dan pengusaha ini pada umumnya sementara dan pernah menjalin hubungan kerja sama dengan perusahaannya henry ayahnya juwita lia. Dan seperti yang  dijanjikan henry pada juwita lia kalau dia akan mendampinginya di pesta, dan saat juwita lia datang maka dengan bangga henry menunjukkan putri tertuanya kepada para tamu itu.

Diakhir pesta itu, nyonya letizia meminta juwita lia untuk berbicara dengannya. Dan dengan didamping hanry nyonya letizia dan juwita lia akhirnya bisa bertemu secara langsung.

"selamat ulang tahun oma" kata juwita lia lagi, sebenarnya saat dia datang tadi, dia telah memberikan salam dan juga kado kepada omanya itu, hanya saja saat itu dia hanya mendapatkan perlakuan formalitas seperti pada tamu-tamu yang lain.   

"hm.. terima kasih" kata omanya, tapi perkataannya itu langsung membuat juwita lia berbunga-bunga begitu juga dengan henry, ada sedikit harapan dihatinya ibunya tak akan menyakiti putrinya.

"dari cerita ayahmu, kau sekarang tinggal sendirian, ibumu telah meninggal dunia ya?" tanya nyonya letizia malas, beberapa hari terakhir ini putranya henry hampir setiap hari datang padanya untuk meminta ijin akan merawat putri tertuanya karena ibu dari anaknya itu telah meninggal dunia, karena hampir setiap hari ditodong dengan masalah itu, akhirnya dengan berat hati dia setuju.

"iya oma.. seminggu yang lalu ibuku meninggal dunia" kata juwita lia agak sedih, di teringat kembali ibunya.

"orang yang sudah meninggal tak usah ditangisi lagi, mereka sudah tenang disana, kenanglah dia untuk semua kebaikannya" kata nyonya letizia bijak, walaupun dia tak menyukai ibunya juwita lia, tapi orang itu pasti sangat dicintai oleh anaknya.

"baik oma" kata juwita lia dan menghapus air matanya yang sempat menetes tadi.

"karena sekarang kau sendirian lebih baik kau datang kerumah ayahmu, tinggallah disana" kata nyonya letizia dia melirik putranya sebuah senyum kebahagian terlukis diwajah putranya yang sedang menatap anaknya.

"terima kasih oma.. terima kasih.." betahun-tahun juwita lia mengharapkan ini, akhirnya impiannya bisa terwujud yaitu mendapatkan pengakuan dari neneknya. Dia memang selalu berharap bisa tinggal dengan ayah dan ibunya lagi, tapi pengakuan dari neneknya itu yang paling utama. dan hari ini seakan dia mendapat hadiah yang tak ternilai, walaupun hatinya sedikit sedih karena hari bahagia ini tidak dirasakan oleh ibunya, tapi tetap saja dia begitu bahagia, kalau tak mengingat untuk menjaga kesopanan, mungkin saja dia akan segera melompat saking senangnya.

"kau bisa pindah besok, kalau kau ingin, mama eden sudah menyiapkan kamarmu" kata henry menambahkan perkataan ibunya. eden adalah ibu tiri juwita lia.

"iya ayah terima kasih" juwita lia tersenyum bahagia.

"kau sekarang sepertinya sudah dewasa, dan sudah pantas untuk mendapatkan jodoh. Berapa umurmu sekarang?" tanya nyonya letizia, memulai cerita baru.

"umurku sekarang hampir 27 tahun oma" kata juwita lia dengan sopan, walaupun dia sangat senang tapi dia tetap berusaha tenang.

"berarti kau diumur yang pas buat menikah"

"aku belum kepikiran untuk itu oma, aku terlalu sibuk berkarir"

"tapi diumurmu ini oma pikir kau sudah harus menikah? Kalau kau terlalu sibuk, biar oma yang carikan calon untuk mu" kata nyonya letizia, perkataannya seakan tak mau dibantah.

"mom, lia belum juga berumur 30 tahun, kupikir" protes henry, dia ingin membela juwita lia.

"sebentar lagi dia berumur 27 tahun henry, dimasaku menikah diumur 25 tahun sudah dikatakan perawan tua, jadi kupikir jaman sekarang 27 tahun itu yang paling pas untuk menikah. Bukankah begitu lia?"

"iya oma, lia terserah pada oma saja" kata juwita lia dengan sopan tak ingin menyakiti hari neneknya yang baru saja mengakuinya sebagai cucu.

"baiklah oma akan mencarikan jodoh yang terbaik buatmu. Oma akan hubungimu besok, hari ini sampai disini saja." sebuah senyum puas terlihat diwajah nyonya letizia. Dan akhirnya dia pergi mendahului juwita lia dan henry. berbeda dengan wajah henry yang terlihat kwatir.

"sudahlah ayah, lia nggak masalah kok dengan calon suami pilihan oma, lia sangat senang karena oma mau menerima lia, bahkan bersedia mencarikan jodoh untuk lia" kata juwita lia menghibur ayahnya.

"tapi lia, bagaimana dengan nick, ayah pikir dia pacarmu"

"apaan sih ayah, sudah lia bilang niko itu bukan pacarku ayah, dia hanya orang yang baik hati yang bersedia menolongku" kata juwita lia tegas, dan henrypun hanya pasrah.

"ya sudah itu terserah lia saja, ayah mau semua keputusan harus lia yang buat tanpa ada paksaan. dan yang penting, besok ayah akan menjemputmu untuk pindah dirumah ayah" kata henry dan akhirnya tersenyum bahagia, dia memeluk putri tertuanya dengan perasaan lega.

Didepan sebuah galeri seni Juwita lia sedang menunggu orang yang akan dijodohkan dengannya ketika sebuah panggilan telpon masuk kehpnya, disana tertulis nama niko ditelpon yang memanggilnya.

"halo" jawab juwita lia mengangkat panggilan telpon itu.

"lia, kamu kenapa? Tadi managermu datang kerumah mangambil beberapa kopor yang katanya milikmu" kata nikolas suaranya sedikit kwatir.

"oh iya aku lupa memberitahu, aku yang menyuruh managerku"

"emang kau mau kemana? kenapa banyak barang yang dibawa?"

"oh itu aku mau pindah rumah, jadi sekarang apartementku itu bisa kau tempati sesukamu"

"julia sayang, apa maksudmu? Jangan bilang sekarang kau meninggalkanku?"

"aku nggak meninggalkanmu, tapi aku pergi.. kita nggak punya urusan lagi, terima kasih ya kau sudah menolongku dengan gosip itu"

"julia, emang kau mau kemana? walau kau pergi tapi kita masih bisa tetap berhubungankan?"

"aku hanya pulang ke rumah ayahku, tinggal dengan keluargaku. Sekarang kau tak perlu bertanggung jawab padaku lagi, atau menjagaku lagi, karena keluargaku yang akan melakukan semua itu, sekali lagi terima kasih ya" kata juwita lia dan mengahiri panggilan telpon itu, karena melihat orang yang ditunggunya sudah datang. diseberang nikolas terdiam, dia tahu yang dikatakan juwita lia itu benar, jika dia akan tinggal dengan keluarganya maka mereka yang akan menjaganya, jadi dalam hal ini nikolas tak diperlukan lagi karena sekarang itu tugas keluarganya, tapi hati kecil nikolas serasa tak iklas, terlalu berat rasanya dan dia juga tak ingin melepaskan juwita lia. Tapi bagaimana caranya untuk mengikat juwita lia. nikolas mondar-mandir diruang tamu rumah juwita lia berpikir keras apa yang harus di perbuatnya, mengancamnya dengan video itu sudah tak mungkin lagi, atau membuat video baru secara rekayasa? tapi itu terlalu berbahaya, dia bisa kehilangan juwita lia untuk selamanya, dan dia terus berpikir mencari cara. jantungnya terus berdetak kencang yang ada dipikirannya dia harus memilikinya, apapun itu caranya walaupun harus berlutut akan dia lakukan.